Semua orang disana diam, dengan penjelasan Niken yang cukup masuk akal, mereka menyesal telah berfikir buruk tentang Alvaro dan Nova.
"Kalian tau, sebenarnya kalian adalah penyebab meninggalnya Alvaro! KALIAN EGOIS! DENGAN SEENAKNYA KALIAN HUJAT ALVARO!! EMANGNYA KENAPA KALO DULU DIA CULUN? TOH SEKARANG DIA UDAH BERUBAH!! EMANG KENAPA DIA ANAK MAMI? KALIAN IRI GK BISA KAYA DIA! KALIAN IRI KAN, MAKANYA HUJAT AL! DAN SEKARANG KALIAN BISA PUAS HUJAT DIA, AYO HUJAT LAGI!!" Kesal Niken menumpahkan semua unek-uneknya disitu.
"KALIAN JUGA SOK TAU TENTANG NOVA! KALIAN BUKAN SIAPA-SIAPANYA JADI JANGAN SEENAKNYA! KALIAN TAU KAN NOVA ANTI SOSIAL DIA GK MUNGKIN NGELAKUIN HAL ITU! DIA GAK TAU APA-APA, INI SEMUA KELAKUAN KEPRIBADIANNYA!"
"DAN BUAT PARA ORANG TUA, TOLONG ANAKNYA DIDIK BUAT JANGAN SEENAKNYA NGEHUJAT ORANG LAIN, EMANG MEREKA MAU KALO DIRINYA DIHUJAT, TOLONG LEBIH TELITI LAGI!"
"Khusus untuk orang tua Nova dan Alvaro, pesan dari saya, jangan benci sama mereka, mereka gk salah apa-apa, tolong ngerti keadaan mereka! Dan buat Mamanya Alvaro seharusnya Tante gak bentak Alvaro cuma gara-gara anak palsu tante!"
Maya yang merasa terpanggil langsung melebarkan bola matanya, mendengarkan kata-kata Niken yang mengucapkan anak palsu.
"Maksud kamu apa?" tanya Maya yang kebetulan duduk paling depan.
Niken seketika tersebut miring, entah apa yang sedang dipikirkannya tapi senyumannya sungguh membuat Maya deg-dug-dug.
"Saya akan jelaskan nanti, karna tidak seharusnya masalah ini dibawa-bawa ke publik," jelas Niken langsung pergi begitu saja.
"Oke, sekarang sudah jelas yah, saya mohon jangan ada ke salah pahaman lagi, dan saya juga memohon untuk mendoakan agar temen kita Alvaro dan Nova tenang di sana," ucap Kepsek tersebut.
"Baik, Barisan dapat dibubarkan sekarang."
***
Ditengah perjalanan menuju kelas, Niken di jegat oleh Maya, sepertinya Maya ingin Niken menjelaskan apa yang dikatakan Niken tadi."Saya ingin kamu jelaskan sekarang!" tegas Maya mencekal pergelangan tangan Niken agar tidak pergi.
"Saya ...,"
"Kak Niken!" teriak Aira menghentikan kata-kata yang ingin diucapkan Niken.
"Apa Ra?"
"Gawat Kak, ini darurat!" ucap Aira ngos-ngosan akibat lari tadi.
"?"
"Mamanya Kak Nova sama Tissa, tadi kaya berantam, terus Kak Tissa bawa Mamanya Kak Nova naik mobil secara paksa, Mamanya Kak Nova digeret kasar banget," jelas Aira membuat Niken langsung berlari.
Sedangkan Maya ikut berlari mengejar Niken, karna yang diucapkan Aira tadi juga menyangkut masalah anaknya Tissa.
Tepat sekali, setelah keluar dari gerbang sekolah Niken langsung mendapatkan taksi untuk mengejar mobil yang membawa Nini. Tidak hanya Niken dan Aira yang menaiki taksi tapi Maya juga ikut didalamnya.
"Kak, Mamanya Kak Nova gak kenapa-napa kan? Aira takut Tissa jahatin Mamanya Nova," resah Aira dalam pelukan Niken.
"Anak saya gak mungkin ngelakuin hal itu!" serkah Maya kesal dengan kata-kata Aira yang secara tidak langsung mengatai Tissa jahat.
"Anak tante?" ucap Niken sinis disertai senyum menertawakan ucapan Maya.
"Dia memang anak saya!"
Niken tidak membalas dengan kata-kata, ia malah makin tersenyum, tersenyum meremehkan Maya. Sungguh ini membuat Maya tidak tenang dan merasa ada yang janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
AléatoireNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...