Part 5 : Sok deket

249 40 3
                                    

"Ngapain, disini?" tanya Alvaro yang entah sejak kapan berada di perpus, menyapa Nova dengan raut datar tapi hati yang berdebar. Aseekkk, sreepettt Bang.

Nova masih diam mengabaikan keberadaan Alvaro, dan masih fokus kebukunya. Ia sedikit terganggu dengan kehadiran Alvaro yang datang-datang memandanginya dengan pandangan yang susah di artikan, padangan dengan menahan senyum.

"Ck, kok gak njawab sih?" kesal Alvaro yang merasa dicuekin.

Nova langsung melihat kearah Alvaro dengan tatapan introgasi, menyelidiki apakah ada yang salah dari pria di sampingnya.

"Pergi," jawab Nova singkat.

"Kenapa? Gak! Gue lagi pengen disini."

Nova semakin curiga dengan anak baru yang ada disampingnya. Perasaan aneh tentunya, bagaimana tidak, Alvaro adalah satu-satunya cowok yang mau berdekatan dengannya setelah rumor yang mengatakannya utusan Nanno orang untuk membantai sekolah.

"Lo jangan macem-macem sama gue," peringat Nova dengan nada biasa saja tapi terdengar ngeri, seperti ancaman.

"Beneran gue gak macem-macem sama lo, gue cuman pengen deket sama lo, main sama lo, jadi temen lo, kalo bisa jadi sahabat lo," terang Alvaro tanpa basa-basi langsung mengutarakan itu pada Nova.

"Lo gak takut sama gue? Gak ngeri liat tatapan mata gue? Gak takut hamil kayak Nanni akibat sama Nanno? Gak takut? Gue kan Nanno," tanya Nova serius bahkan sangat serius. Apakah seorang Alvaro mau berteman dengan orang yang di anggap Nanno anak setan oleh seluruh warganegara sekolah.

"HAHAHA!! Ngapain takut sama lo kocheng? Lo itu imut banget tau gak sih? Nih pipinya aja kayak bakpao, rambutnya ucul, matanya mata ngantuk, putih, unyuk-unyuk, gemes deh gue."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inget yah, lo bukan Nanno  si anak setan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inget yah, lo bukan Nanno  si anak setan. Lo itu Nova, lo gak bisa bisa hamilin cowok jadi gue gak perlu takut deket sama lo. Inget lo bukan utusan Nanno, tapi lo adalah Mommy kucing. Jadi Mommy kucing jangan mikir yang enggak-enggak yah," jalas Alvaro.

"Kenapa gue jadi Mommy-nya kucing?!" protes Nova tidak Terima.

"Lo mirip kucing gue soalnya, hehe," Alvaro tertawa renyah.

Mendengar itu Nova hanya diam saja, ia kembali fokus ke bukunya. Ia juga belum sepenuhnya percaya kepada orang-orang baru seperti Alvaro ini. Nova tidak tau betul siapa laki-laki yang ada disampingnya, yang ia tau hanyalah Alvaro adalah murid baru. Bahkan namanya saja Nova tidak tau.

"Kenapa, hmm?"

"Enggak," jawab Nova gugup setengah mati. Ia salting setelah ditatap balik oleh Alvaro, yang teryata Alvaro sadar bahwa ia menatapnya dari tadi.

"Ooh iya, gue belum kenalan sama calon pacar," ucap Alvaro ngelantur.

"Salken Alvaro Adeleo calon pacarmu, laki-laki masa depanmu, dan calon imam-mu."

"Mending lo jangan deket-deket sama gue!" ucap Nova tegas.

"Kenapa? Bukanya lo seneng yah ada yang mau temenan sama lo?"

"Bukan gitu tapi, kalo lo temenan sama gue entar sial gitu kata teman-teman. Gue gak mau lo kena siala gara-gara gue," jelas Nova yang menunduk menahan kesedihannya.

"Gak! Pokoknya gue gak peduli, se-sial apa. Gue tetap mau temenan sama lo," balas Alvaro tetap kekeh ingin berteman dengan Nova.

"Kalo lo gak punya temen, setelah temenan sama gue gimana?" ucap Nova lagi yang sebenarnya tidak mau jika Alvaro tidak memiliki teman sepertinya. Nova paham betul bagaimana rasanya tidak mempunyai teman, apa-apa selalu sendiri, main sendiri, makan sendiri, belajar sendiri, ke kantin sendiri, dan semuanya sendiri.

"Gak masalah, kan gue masih punya lo, iya gak? Iya gak? Ya, iyalah masa enggak," receh Alvaro tertawa merangkul bahu Nanno sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Nanti kalo ada apa-apa panggil gue yah, kalo mau pergi-pergi ajak gue juga oke? Awas ya pergi sendirian," tunjuk Alvaro tepat di hidung Nova.

"Jadi gue harus bolak-balik kelas lo cuman buat ngabarin kalo gue mau pergi?" tanya Nova heran dengan penjelasan Alvaro.

"Kalo mau ya boleh-boleh aja. Tapi jangan deh entar lo capek kalo harus bolak-balik ke kelas gue."

"Jadi?"

"Sini no whatsapp lo. Biar Daddy kucing aja yang save no Mommy kucing," serah Alvaro mengambil HP Nova di meja.

Lalu menekan aplikasi whatsapp dan menyimpan kontak bernama Mommy  KUCING dengan emot kucing di sampingnya. Tak lupa Alvaro juga menyimpan nomornya di HP Nova dengan nama kontak DADDY KUCING. Nova terkejut lihat nama kontak yang di berikan Alvaro heran aja gitu, kenapa manusia setampan Alvaro sangat aneh.

Lewat whatsapp aja ya Mommy, biar gak capek bolak-balik. Inget mau pergi kemanapun harus kasih tau gue, ke kantin, taman, perpustakaan, koridor, rooftop, lapangan dan dimanapun lo pergi bilang sama Deddy kucing yah Mommy kucing?" jelas Alvaro seperti mengatur pacarnya sendiri.

"Ke toilet juga mau ikut?" tanya Nova terkekeh dengan pertanyaannya sendiri.

"Kalo boleh aku mau ikut juga, HAHAHAHA! canda Mommy."

"Entah kemana akhlakmu Deddy," jawab Nova tidak sadar dengan ucapannya di akhir kalimat.

Alvaro yang mendengar itu langsung tersenyum mengembang, sedikit terkekeh dengan Nova yang sangat antusias memanggilnya Deddy padahal baru saja kenalan.
Tapi sungguh Alvaro sangat senang saat Nova menganggilnya Dedy.

Vote:)


Alvaro stress, baru kenal udh sok kenal 🤣🤣🤣

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang