Part 53 : (penjelasan)

109 8 0
                                    

Kalurga Alvaro masih tidak bisa merelakan Alvaro yang sudah pergi. Alvaro adalah salah satu harta berharga bagi keluarga Adeleo bahkan Maya kehilangan keceriaannya akibat kepergian Alvaro.

Maya sungguh kehilangan sosok anak yang sangat-sangat iya sayangi. Aneh rasanya anaknya meninggalkan yang lebih dulu. Baru tiga hari semenjak Alvaro meninggalkan rumah Maya sudah merasakan kesedihan dalam hatinya walaupun masih ada Tissa tapi dia tetap ingin Alvaro yang selalu ada di sampingnya bukan Tissa

"Al," lirih Maya yang tiba-tiba saja air matanya mengalir.

Sambil mengelus bingkai foto yang berisikan foto Alvaro Maya tak kuasa menahan air matanya, ini terlalu berat untuknya semenjak kepergian Alvaro Maya kehilangan nafsu makan ia bahkan tidak pergi bekerja dan hanya duduk menatap foto Alvaro.

Sungguh papa Alvaro sangat mencemaskan istrinya tersebut Maya terlihat seperti orang depresi. Disaat itu juga Tissa selalu pergi ke rumah keluarga Adeleo  untuk menghibur Mamanya tersebut. Papa Alvaro tidak keberatan dengan itu selama istrinya bisa tersenyum apapun itu tidak masalah baginya. Sayangnya Tissa gagal membuat Maya tersenyum.

"Ma, udah dong jangan nangis terus," hibur Tissa mengelus-elus pundak Maya.

Sungguh kehadiran Tissa  sebenarnya sangat mengganggu Maya ucapkan yang dilontarkan Tissa sungguh membuatnya semakin merindukan anak itu. kehadiran Tissa sama sekali tidak membuatnya terhibur sedikitpun jujur saja Maya merasa risih dengan kehadiran Tissa

"Udah dong, Ma jangan mikirin Alvaro terus," bujuk Tissa.

Sungguh ucapkan Tissa  benar-benar membuat Maya kesal. Tissa sama sekali tidak memikirkan perasaan Maya. Bagaimana bisa maya melupakan anak kesayangannya.

"Ma ayo dong, masih ada aku. Aku bisa jadi Alvaro."

"Gak! Alvaro gak bisa diganti dengan siapapun!"

***

Lain dengan keluarga Nova, Nini selaku ibunya merasa puas dengan kepergian anaknya tersebut, bukan tanpa alasan ia membenci anaknya itu, ini semua disebabkan oleh video Nova yang ditunjukkan bisa oleh Tissa, Nini sungguh kecewa dengan anaknya tersebut.

Nini sangat marah dengan Nova, Nova yang nekat melakukan hal yang tidak diperbolehkan tersebut. Tapi dalam lubuk hatinya terdalam masih ada sedikit rasa sayang untuk Nova, tapi rasa marahnya jauh lebih besar dari rasa sayangnya.

Melihat hal ini Niken dan Aira tidak bisa diam sana mereka sudah mengetahui jika Tissa memberitahukan video Nova kepada ibunya yang membuat Nova dibenci keluarganya sendiri.

Dari situ Niken dan Aira berinisiatif mengumpulkan bukti bahwa Nova memiliki kepribadian ganda yang jahat hingga membuat Nova berakhir seperti ini. Mulai dari vidio siaran langsung Nova yang dianggap stress sampai mencari seorang psikiater yang pernah memeriksa keadaan Nova.

Usaha Niken dan Aira tidak sia-sia, Mereka berhasil menemukan Bu Rena seorang psikiater yang pernah menangani Nova, dan orang yang pernah mengatakan jika Nova mengalami kepribadian ganda.

"Kak kita harus bawa Bu Rena ke sekolah biar murid-murid gak salah paham sama Nova," usul Aira, mereka kini berasa di perpustakaan sekolah yang cukup sepi.

"Ia tapi sebaiknya kita konsultasi sama guru buat ngundang orang Tua Nova sama Alvaro," jawab Niken, ia sungguh sudah memikirkan rencana ini sejak awal.

"Kalo gitu ayo kak kita bilng ke kepsek," ajak Aira.

Di ruang kepala sekolah Niken langsung menyampaikan keinginannya untuk membersihkan nama baik Nova. Niken cukup pandai menjelaskan secara detail dan rinci mengenai masalah ini.

Kepala sekolah menyetujui apa yang disampaikan Niken, para guru-gurupun mulai rapat untuk membicarakan masalah Nova dan Alvaro yang sangat berdampak buruk bagi siswa-siswi lainnya, dan hal ini lah yang mendukung rencana Niken.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, semua siswa-siswi dikumpulkan di aula yang cukup luas, untuk membahas masalah Nova dan Alvaro.

Sebenarnya Nini sangat malu atas kelakuan anaknya tersebut, hingga sempat membuat ia enggan datang ke sekolah, itu sungguh memalukan baginya.

Kepala sekolah mulai berjalan di depan suami siswa-siswi dan para orang tua.

"Selamat pagi semua," sapa kepsek tersebut.

"Pagi pak!!" jawab mereka semua kompak.

"Oke, disini saya sebagai kepsek, ingin memberitahukan lebih detail mengenai masalah alm Alvaro dan Nova yang sempat mengguncang sekolah. Saya mohon kalian jangan menyebarkan desas-desus yang tidak benar itu akan sangat berdampak bagi siswa-siswi lain."

"Mengenai vidio Nova yang sempat viral, sejujurnya akan ada yang disampaikan oleh siswi kita dari kelas dua belas yang merupakan teman dari Nova. Untuk Niken dipersilahkan maju kedapan dan ucapan suatu fakta tentang Nova," ujar kepsek tersebut.

Dengan sangat berwibawa Niken berjalan mendekat ke arah kepsek dan mengambil alih mig untuk berbicara di depan siswa-siswi dan para orang tua yang sudah tidak sabar ingin mengetahui yang diucapkan Niken.

"Baik, sebelumya terimah kasih, atas kedatangan ibu bapak ke sekolah ini, saya tau kalian merasa cemas dengan anak-anak kalian karna insiden ini, saya tahu ibu dan bapak takut anaknya mengikuti jejek Nova, saya juga tahu kebanyakan dari kalian memgekhliam sekolah ini buruk karna tidak bisa menjaga siswinya."

"Tolong berhenti berfikir buruk tentang sekolah ini, menurut saya SMA Mawar sangat menjujung tinggi drajat wanita, SMA Mawar sangat-sangat bagus bagi saya."

Tiba-tiba saja ada salah satu Ibu-Ibu berdiri, sepertinya ia menentang apa yang di ucapan Niken tentang sekolahnya.

"Jika sekolah ini sangat baik, bagaimana bisa seorang siswi dari sekolah ini bisa melakukan hal keji seperti itu? Apakah ini yang Anda maksud sekolah menjunjung tinggi wanita?"

"Baik, saya akan memberi tau sesuatu fakta tentang Nova, melalui seorang psikiater," jawab Niken sangat biasa saja.

Setelah mengucapkan itu, seorang perempuan mendekat ke arah Niken, usianya tidak terlalu tua, ia terlihat sangat santai dan tidak gugup sama sekali. Ia segera mengambil ih mig, dan berbicara tanpa basa-basi.

"Halo semua, perkenalkan nama saya Rena, saya seorang psikiater, dulu saya sempat menangani Nova, dan berdirinya saya disini ingin menjelaskan sesuatu atas permintaan Niken," jelas Bu Rena menunjuk Niken yang ada disampingnya.

"Saya hanya ingin memberitahukan, bahwa yang melakukan hal keji tersebut bukanlah kehendak Nova sendiri, sebenarnya Nova memliki kepribadian ganda, itu sebabnya prilakunya berbeda-beda setiap saat, setau saya ia memiliki tiga kepribadian ganda, saya tidak tau siapa saja namanya."

"Yah, yang diucapkan Bu Rena benar, Nova memiliki tiga kepribadian ganda, satu diantaranya miliki sifat yang jahat, dan ia sangat membenci Nova namanya Dira, ia berusaha untuk merusak hidup Nova, kerna sebenarnya Dira menyukai Alvaro sedangkan Alvaro menyukai Nova, dari sinilah terjadi dendam diantara Dira dan Nova."

"Karna tidak banyak yang mengetahui Nova mempunyai kepribadian ganda, Dira berusaha membuat nama Nova jelek, yah salah satu dengan ini. Nova pun merasa hidupnya sudah tidak berharga lagi, ia memutuskan untuk bunuh diri."

"Dan, yah bertepatan dengan kejadian bocornya vidio Alvaro yang membuatnya dibully, membuat Alvaro down, Disaat itu juga Nova dan Alvaro bertemu dengan pemikiran yang sama, Bunuh diri," jelas Niken  terlihat sedih.

"Sepertinya saya sudah cukup menjelaskam ini semua, saya pamit dan terimakasih sudah mendengarkan saya," sela Bu Rena pergi begitu saja.

****

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang