Setiba di rumah, Alvaro masih menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat kejadian tadi. Itu sungguh kejadian paling memalukan yang pernah ia hadapi.
Sejenak ia melupakan kejadian yang tadi, kini ia tersenyum senang melihat Mamanya ada di rumah. Dan sedang menonton TV dengan anggun.
Alvaro dengan cepat langsung berlari menghampiri wanita yang telah melahirkanya tersebut. Dan tanpa basa-basi ia langsung tiduran dengan paha Mamanya sebagai bantal.
"Papa kan sudah pernah bilang Alvaro! Jangan kaya cewe! Kamu itu cowok !" tegur seorang pria setengah paruhbaya yang baru saja pulang dari luar negri.
Dia Papanya Alvaro, yang tanpa basa-basi mengomeli Alvaro yang sedang tiduran dengan kepala di atas paha mamanya persis seperti anak kecil. Tak lupa ia juga memeluk boneka beruang berwarna pink yang sangat cocok untuk cewek. Tidak disitu saja Alvaro juga sedang mengemut jempol Mamanya seperti anak bayi yang sedang ngempeng.
Maya selaku Mamanya sangat tidak keberatan dengan tindakan anaknya, yang dimata Papanya seperti anak Mami, tidak gentleman, dan seperti cewek karna sangat menyukai benda-benda berwarna pink. Bagi Maya sampai kapanpun Alvaro adalah bayi kecilnya tak peduli sudah sebesar apa anaknya.
"Jadi cowok jangan menye-menye, jangan kayak cewe, inget kamu terlahir jadi cowok bukan cewe," omel Roni lagi.
"Aku emang laki Pah, yang bilang Alvaro cewe siapa coba?"
"Udah deh Pah, sampai kapanpun Alvaro akan jadi bayi Mamah."
"Tapi sampai kapan dia kayak gini, Mah? Liat dari dulu sampai sekarang dia masih ngemut jempol kamu, masih suka warna pink, terus sampe kapan dia gini Mah? Sampe tua? Iya?" jawab Roni tambah nyolot.
"Sampe dia ketemu pasangannya, Pah. Sampe dia ketemu sama orang yang bisa gantiin posisi Mamah, sampe dia ketemu jodohnya, Pah."
"Justru itu Mah, jangan terlalu manjain dia, gimana mau dapet pasangan kalo sifatnya aja menye-menye kayak cewek, gak akan ada yang mau sama cowok BA*CI kayak Alvaro!" bentak Roni langsung pergi ke kamar tamu.
Jangan tanyakan lagi bagaimana perasaan Alvaro yang mendengar dengan jelas kata Ba*ci yang dilontarkan untuk dirinya dari ayah kandungannya sendiri. Sedangkan Mamanya Alvaro sangat shok mendengar ucapan suaminya, yang entah kenapa sangat tega mengatainya Ba*ci.
Roni tidak tau bahwa anaknya, sangat terkenal cool dan keren disekolahnya. Jujur saja Alvaro adalah anak yang manja disekolah lamanya, hingga dipanggil anak Mami disekolahnya, disekolah lamanya sudah satu sekolah tau bahwa Alvaro adalah anak yang manja dan sangat tergantung pada Mamanya. Sampai akhirnya Roni mengetahui hal itu dan sangat malu mempunyai anak seperti Alvaro.
Lalu Alvaro pindah sekolah karna kemauan Papanya. Disekolah barunya ini Alvaro dituntut untuk menjadi gentleman, dan tidak menampakkan dirinya seperti anak Mami. Bagi Alvaro itu sangat tidak mudah karna aslinya ia adalah anak yang manja, bobrok, dan kekanak-kanakan.
"Sayang, jangan didengerin ucapan Papah yah, Papah kamu mungkin sedang capek makanya marah-marah. Udah jangan dimasukan kehati."
"Iya, Mah. Al sayang Mamah," jawab Alvaro mengecup pipi Mamanya.
"Mamah juga sayang sama Al."
"Alvaro kekamar dulu yah Mah mau tidur siang."
Didalam kamar bernuansa pink. Alvaro membanting tubuhnya ke kasur pink-nya. Mengambil guling lalu menangis mengingat ucapan Papahnya. Dalam hatinya ia berfikir apakah yang diucapkan papanya itu benar?
Alvaro akui ia sangat manja dan kekanak-kanakan. Ia suka warna pink. Ia suka boneka, coklat, eskrim, ia jika juga suka memakai liptint dibibirnya, ia suka memakai parfum untuk cewek. Ia juga sangat suka menulis diary seperti yang sering dilakukan oleh cewek. Alvaro akui dia menyukai semua yang disukai cewek.
Ia mulai bangkit dari tempat tidurnya, melangkah menuju meja belajarnya, mengambil buku diary berwarna pink dengan gambar hello kitty. Dan menulis sesuatu disana.
Dear Papah
Pah, maafkan Alvaro belum bisa jadi anak yang papah inginkan. Alvaro akui Alvaro seperti banci manja, suka warna pink, kekanak-kanakan. Tapi Pah, tolong ngertiin Al, Alvaro cuman suka itu dan bukan berarti Alvaro kayak cewek, bukan berarti Alvaro pengen jadi cewek, dan bukan berarti Alvaro banci. Alvaro cuman nyaman aja sama kesukaan Alvaro.
Alvaro manja sama Mamah bukan berarti Alvaro kekanak-kanakan, Alvaro cuman pengen selalu disayang sama Mamah, Al takut jika suatu hari Mamah berubah. Al juga nyaman deket Mamah, Al gak peduli kalo di bilang anak Mami, toh gak semua anak bisa kayak Al.
Papah pengen kan punya anak yang gentleman, laki banget, kuat, gak manja, gak menye-menye gak kaya Al kekanak-kanakan. Maaf Pah Al belum bisa jadi yang Papah mau, Al masih pengen seneng-seneng dulu sebelum ngerasain pahitnya hidup tanpa ada siapa-siapa lagi.
Tepat satu kalimat setiap menulis, Alvaro meneteskan air matanya. Bayangkan bagaimana perasaan kalian jika dibetak dengan kata-kata yang terkesan kasar oleh orang yang kalian sayang. Sakit bukan? Pernahkah kalian merasakannya? Hal itulah yang terjadi pada Alvaro, ia hanya bisa mengeluarkan unek-uneknya dengan menggoreskan ujung pena-nya diatas kertas.Percayalah Alvaro tidak bisa mengeluarkan unek-uneknya di depan orangnya langsung, akan banjir duluan sebelum berbicara. Disinilah Alvaro mengeluarkan semua unek-uneknya, mulai dari masalah kecil ke masalah besar.
Alvaro Adelio :
Agak Manja dikit, hehhePendek:(
____
Beh, Alvaro manjanya nauzubillah 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
RandomNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...