Part 22 : Marsya datang semua diam

96 16 0
                                    

"Nanno tolong lepasin gue plisss."

"Owh, kasihan Anjing ini mohon-mohon," ucap Marsya yang dibuat-buat sedih. A

"Tenang aja kok, Nanno gwk akan nyakitin elo," ucap Marsya lagi dengan raut wajah biasa saja.

"Hah, Beneran?" tanya Niken tanpa ragu-ragu dan sedikit terlihat guratan senyum di sudut bibirnya.

"Iya kak beneran, Nanno kan di Thailand, mana ada di Indonesia, hahahha! Lawak kau, Njing!" balas Marsya sangat santai dan terlihat menikmati tanpa ada rasa kesal sedikitpun.

Sedangkan keempat korban lainnya hanya diam menyimak diselimuti ketakutan yang luar biasa, mereka hanya bisa berdoa kepada Tuhan yang maha Esa agar dilindungi dari marabahaya.

"Enaknya Anjing diapain yah? Ada yang mau ngasih saran?" tanya Marsya kepada empat korban dan tiga anak buahnya.

Sudah pasti keempat korban hanya diam tidak berani menjawab sepatah kata pun.
Sedangkan ketiga anak buahnya hanya satu yang mengangkat tangan untuk mengusulkan hukuman yang cocok dengan Niken.

"Kata Bos dia ratu gosip, rontokin aja giginya sekalian lidahnya potong biar gak ngegosip lagi," sarannya.

"Bagus juga ide lo."

"Gimana Kak Niken, setuju kan? Setuju dong ya hahaha!"

"Jangan! Gue mohon, gue janji gak bakal ngomong macam-macem lagi tentang lo, dan gue jiga bakal bantu lo dari hujatan-hujan anak-anak. Pliss tolong jangan apa-apain gue," mohon Niken setulus mungkin.

"Sebenarnya sih gue gak butuh bantuan lo buat berhentiin hujatan-hujataan sampah itu, tapi gue tertarik sama rencana lo dan Tissa buat jatuhin gue!"

"Hah?" kaget Niken sedikit ketakutan.

"Maksud kalian apa nyebarin gosip kalo Nova psikopat? Kalian dapet apa nyebarin berita-berita gaje itu? Biar dibilang keren? Biar Alvaro gak mau deket-deket sama Nova iya?!"

"Dulu iya cuman humor yang Tissa buat-buat, sekarang emang bener lo psikopat, gak ada yang salah dengan ucapan kami, nyatanya lo memang psikopat!" balas Niken yang entah kenapa mulai berani menjawab tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Hahaha! Anjing pinter," kekeh Nova tertawa kecil.

"Sekarang udah tau kan? Boleh dong gue main-main sama cutter gue di tubuh lo?" ucap Nova lagi tersenyum devil.

"Gak!" jawab Niken spontan dengan ketakutan yang luar biasa.

Tubuh Niken semakin bergetar, keringat dingin mulai bercucuran, tubuhnya panas dingin menatap Nova yang sedang memainkan pisau cutternya. Tidak hanya cutter yang ada disana namun berbagai alat berbahaya lainya seperti Kampak, pisau besi, gergaji, besi, dan sebagainya.

Tidak, bukan hanya Niken yang ketakutan tapi semua korban disana merasa sangat.

Marsya langsung saja mendekatkan pisau cutternya di leher korban, dengan sedikit tarikan cutter tersebut sudah berhasil memotong leher, melanjutkannya dengan menginjak lutut korban hingga berbunyi, lalu memotong bagian perut dan mengeluarkan semua isi didalam perut sangat korban.

Senyum smirk terukir di bibir Marsya saat melakukan hal mengerikan tersebut. Terdapat kepuasan saat ia berhasil membunuh orang dengan seenaknya. Tak peduli dengan darah yang sudah bercecer4 dimana-mana, yang terpenting sekarang adalah menyalurkan nafsunya.

Niken dan ketiga korban lainya menelan ludah kasar melihat salah satu dari mereka mati mengenaskan, tubuhnya yang hancur serta organ-organ tubuh yang berserakan dimana-mana mulai dari bola mata, jari, gigi, tangan dan kaki.

Satu persatu Marsya membunuh korbannya dengan sadis tanpa ada rasa kasihan sedikitpun, kini tinggal tersisa Niken seorang, bajunya juga sudah banyak terkena cipratan darah dari korban-korban Marsya.

"Lo mau bebas?" tanya Marsya masih dengan senyum horornya.

Niken mengangguk semangat, berharap semoga Nova mau melepaskannya dan membiarkannya pergi begitu saja.

"Cuman satu syarat dari gue."

"Apapun itu bakalan gue lakukan asalkan lo lepasin gue."

"Gue gak mau sampe Nova dihujat lagi, gue mau lo jagain dia, dan lo harus tutup mulut soal ini semua atau gue bakal kemabli buat ngehancurin hidup lo sekalian dengan keluarga lo."

"Bukannya lo Nova? Lo psikopat kenapa gak lawan sendiri aja?"

"Gue bukan Nova! Gue Marsya kepribadian Nova, bentar lagi Nova akan hadir, lo harus perlakukan dia seperti ratu, kalo engga habis lo!"

Setelah mengucapkan itu Marsya terlihat kesakitan memegangi kepalanya yang sangat berat, ia merasakan pusing yang sangat hebat dan detik itu juga rasa sakitnya hilang bergantian dengan wajah bingung, seperti orang tersesat.

Seperti biasa Marsya dan Nova sedang berpindah kepribadian, hal biasa yang dirasakan ada kepala pusing.

"Aawww! Gue dimana?"

"Darah?"

"Kak Niken! Ngapain disini?"

Dengan segera Niken langsung berlari memeluk Nova erat, Nova? Tentu saja ia meresa sangat bingung dengan semua ini, begitu banyak pertanyaan di benaknya mengenai hal ini, tapi ia yakin ini adalah ulah Marsya yang sangat tidak manusiawi.

"Nova maafin gue! Gue janji gak bakal hujat lo lagi, gue gak bakal nyebarkan rumor yang gak bener lagi, maafin gue," mohon Niken dengan sungguh-sungguh terlihat dari pelukannya yang amat kencang, dan suaranya yang terdengar pasrah.

"Gue gak tau kalo lo punya kepribadian ganda seserem Marsya, maafin gue, hikss!"

"Gapapa Kak, ayo kita keluar dari sini udah larut malem," ajak Nova yang diangguki oleh Niken.

"Biar kami yang antar Bos, ini sudah cukup larut malam tidak baik anak perempuan jalan sendirian," tawar Ucup anak buah Marsya yang sebenarnya bingung dengan kejadian ini.

Bingung dengan sifat Marsya yang tadinya sadis mendadak baik hati setelah merasakan pusing, mereka bukan tidak mendengar ucapan terakhir Marsya tadi tapi mereka tidak tau apa itu kepribadian ganda, jadi mereka hanya mengikuti akurnya saja.

Nova pun mengiyakan ucapan Anak buah Marsya untuk mengantarkannya pulang, karna jujur Nova sangat takut bahan keluar dari rumah tersebut saja ia tidak berani.

Nova sampai duluan dirumahnya dan menitipkan Niken untuk mengantarkannya pulang kerumah dengan selamat. Mobil pun bejalan menjauh dari rumah Nova. Teryata sudah pukul sebelas malam, rumah tampak seperti biasa sepi dan selalu sepi.

Nova masuk ke rumahnya dengan mengendap-endap agar ia tidak ketahuan penghuni rumah. Tapi teryata usahanya gagal totalnya saat lampu rumah menyala menampakkan Tissa yang sedang bersedekah dada memandangi Nova dengan wajah interogasi.

"Dari mana lo, jual diri? Kekurangan uang lo? Uang yang dikasih Mama gak cukup, sampe lo harus jadi jalang?"

Nova mencoba mengabaikan Tissa yang sok peduli dengannya.
Nova seketika menjadi gelisah, saat menatap Tissa yang sedang melihat ke hoodie-nya yang penuh dengan darah. Nova sangat takut jika Tissa menyadari hal tersebut dan membeberkanya dengan satu sekolah.

Nova sangat tidak tenang saat Tissa tersenyum smirk seperti mengetahui hal yang tersembunyi darinya. Apakah Tissa mengetahui jika Nova psikopat? ralat bukan Nova tapi Marsya.

~Nanno~

                      ~Nanno~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang