part 16 : Marsya si psikopat

131 18 0
                                    

"Tunggu!" ucap Alvaro yang sedari menyimak pembicaraan Marsya dengan sang kasir.

"Maaf Pak, saya Alvaro temennya Marsya. Tolong pak jangan telepon polisi. Saya akan bayar untuk makanan yang dimakan Marsya," jelas Alvaro.

"Baik, silahkan bayar dan ada tambahan biayaya karna teman anda telah membuat kerusuhan dan menganggu pelanggan saya," jawab pemilik cafe tersebut.

"Dasar lo mata duitan! Cuman begini aja dibilang buat kerusuhan! Bilang aja kalo mau meres orang!" sahut Marsya mengomeli sang pemilik cafe dengan lantang tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Baru saja sang pemilik cafe ingin membalas perkataan Marsya, tapi Alvaro memberi kode dan langsung memberikan uang ganti rugi sehingga membuat pemilik cafe diam.

"Ayok kita pergi dari sini!" ajak Alvaro tanpa permisi langsung menarik tangan Marsya seenak jidat. Mungkin pikirannya Marsya adalah Nova karna wajahnya yang sama.

Sampai diluar cafe, Marsya langsung melepaskan genggaman tangan Alvaro secara paksa, lakukan memandang jutek kearah Alvaro.

"Apa lo! Ngaku-ngaku temen gue!" amuk Marsya yang masih membawa kejadian tadi. Bahasanya yang tadi-tadi SAYA berubah menjadi GUE.

"Gue cuman gak mau lo dapet masalah," lirih Alvaro yang membalas secara lembut, karna sebelumnya ia tidak pernah membentak Nova, jadi walaupun itu bukan Nova tapi wajahnya mengingatkannya dengan Nova.

Yah, mengingat-ingat Nova Alvaro rindu dengan Nova, suara ketawanya, senyumnya, prilakunya, dan yang paling ia rindukan adalah kata Deddy yang pernah dilontarkan Nova untuk Alvaro. Yah, walaupun cuman satu hari saja Alvaro sudah rindu bagaimana jika Marsya mengambil alih jiwa Nova selama sebulan? Alvaro pasti rindu berat.

"Lo dari tadi ngapain sih ngikutin gue mulu!? Mau mata-matain gue? Atau lo suka sama gue? Uuh, sorry yah tipe gue anak geng motor, mafia, psikopat, pokoknya lebih ke lakian lah, kalo lo agak lemah jadi lo bukan termasuk tipe gue!" tanya Marsya yang akhirnya menjawab pertanyaan sendiri dengan sangat judes dan bar-bar.

"Anjir, nih orang cerewet bener dah! Beda sama Mommy gue yang diem-diem asik. Amit-amit gue suka sama orang modelan kaya dia!" batin Alvaro dalam hati kecilnya.

"Maaf Mbak, tipe saya juga buka anda jadi jangan GR," balas Alvaro sedikit ilfil dengan Marsya.

"Yaudah baguslah kalo begitu, jangan ngikutin saya! Silahkan pergi!" usir Marsya dengan gaya bicara yang sama, judes seperti tadi.

Kali ini Alvaro enggan mengikuti Marsya lagi. Marsya sangat judes dan cerewet tidak cocok dengannya yang pendiam dan kekanak-kanakan. Apalagi Marsya tidak tau malu sudah ditolong malah tidak sadar diri.

"Duh, kenapa sih Nova punya kepribadian kaya si Marsya! Udah judes, cerewet, kang onar, gak tau diri lagi!" gumam Alvaro pada dirinya sendiri setelah menjauh dari Marsya beberapa meter.

***

Pagi ini tepatnya disekolah SMA Mawar yang tidak lain adalah sekolahnya Alvaro dan Nova dihebohkan dengan vidio yang menampilkan Nova sedang adu mulut dengan kasih cafe. Yah bisa diketahui vidio tersebut adalah kejadian semalam dimana Marsya sempat ribut gara-gara tidak membayar setelah makan.

Di vidio tersebut juga merekam Marsya yang sedang menodongkan pisau cutter di leher sang kasir, bagian vidio inilah yang membuat Nova mendapatkan cibiran dari siswa-siswi secara tidak langsung.

"Anjir! Si Nova beneran psikopat dong!" ucap seorang siswa yang duduk di lorong koridor sekolah.

"Iya yah, gue kira selama ini itu cuman rumor soalnya kan si Nova gak pernah buat macem-macem di sekolah ini," balas temannya serius.

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang