Part 12 : Malming 2

131 21 0
                                    

Sudah jam setengah delapan, berarti sudah setengah jam Alvaro berada di rumah Nova. Tak terasa waktu setengah jam berasa cepat bila bersama Nova. Padahal sejak dari tadi mereka hanya basa-basi dan membicarakan hal-hal yang tidak penting.

"My, keluar yuk? Bosen disini terus, banyak nyamuk lagi," terang Alvaro tanpa mikir panjang.

"Lah, Yuby gimana? Apa mau diajak?" tanya Nova yang membayangkan akan ribet jika membawa hewan saat keluar.

"Yuby biar aku anter pulang dulu, baru kita pergi." jawab Alvaro.

"Oke bentar yah, aku siap-siap dulu." pamit Nova berjalan menuju jendela kamarnya dan memanjat-nya.

Entah salting atau gimana, tapi kali ini Nova sedikit susah untuk naik ke jendelanya. Memang jendela kamarnya tidak tinggi tapi juga tidak terlalu pendek juga. Kurang lebih se-pinggang Nova.
Nova terus berusaha naik dengan lompat-lompat tapi gagal lagi karna tapi pegangannya terjatuh di dalam kamar.

Melihat usaha Nova yang dibelakang Alvaro tertawa geli, dan cekikikan sendiri dibelakang. Bukan tidak ada niatan untuk membantu, tapi Alvaro ingin melihat ending dari usaha Nova. Karna tidak bisa-bisa Alvaro langsung peka dan turun tangan untuk membantu Nova naik.

Tanpa aba-aba Alvaro langsung mengangkat Nova ke ujung bibir jendela, dengan pipi yang merah Nova sangat kaget dengan tidak tindakan Alvaro. Tidak hanya kaget dan malu tapi Nova juga sangat senang, entahla kenapa Nova bisa sesenang ini.

"Thanks Al," ucap Nova menyembunyikan pipinya yang sudah merah padam.

"Gak terima!" balas Alvaro terlihat sedikit kesal.

"Loh, kenapa?"

"Thanks Deddy. Nah gitu baru diterima ucapan terima kasihnya, hihihi," canda Alvaro dengan tersenyum manis ke arah Nova.

"Thanks Deddy kucing," ucap Nova tanpa basa-basi dengan senyum tak kalah manis dari Alvaro dan langsung lompat ke kamarnya karna malu dengan kata yang barusan diucapkannya.

sedangkan Alvaro membeku mendengarnya, padahal awalnya ia hanya bercanda tapi Nova malah beneran mengucapkannya.
Alvaro juga langsung geleng-geleng melihat aksi Nova yang langsung tancap gas setelah itu hanya karna tiga kata tersebut.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya yang ditunggu tiba. Nova sudah siap berganti baju. Yah seperti biasa Nova selalu memakai pakaian dengan stel laki-laki. Dimana ia juga memakai hoodie hitam seperti Alvaro. Entahlah disengaja atau tidak boleh Nova tapi sekarang mereka seperti couplean.

"Hayo! Ngikutan aku yah pake hoodie hitam?" tanya Alvaro dengan nada menggoda.

"Ayok ah, entar kemaleman tau!" jawab Nova yang sebenarnya salting.

Nova langsung mengambil alih gendongan Yuby dari Alvaro dan mereka langsung menuju ke mobil Alvaro. Suasana perjalanan cukup ramai, tidak sedikit orang berlalu-lalang di jalanan. Karna emang kebetulan sekarang sedang malam minggu. Sudah biasa bila banyak anak mudah ke luar untuk sekedar nongkrong atau berpacaran.

"Wah, ramai yah," ucap Novanto yang matanya terus menelusuri jalanan.

"Ya iyalah namanya malem minggu, Mom."

"Baru tau teryata malam minggu seramai ini," terang Nova kepada Alvaro yang masih fokus ke jalanan.

"Lah, emang gak pernah keluar malem minggu? Kemana aja Neng?"

"Emang gak pernah, cuman dirumah aja. Gak pernah main juga gak ada temen lagi. Entar kalo aku keluar pada kabur semua. Takut ada Nanno dateng, hahah!" canda Nova yang sebenarnya sedih dengan keadaannya. Kenapa baru sekarang ia tau bahwa malam diluar lebih sering daripada malam seperti yang ada ditaman rumahnya.

"Yaudah, yok ini kita malem mingguan, xixixi." tawa renyah dari Alvaro yang maksudnya menggoda.

Selang beberapa menit Alvaro memberhentikan mobilnya di sebuah rumah mewah, besar, dan meggah. Nova yakini itu adalah rumah Alvaro. Yah karna tadi Alvaro sempat bilang ingin menghantarkan Yuby pulang dulu.

"Yuk, masuk dulu." Ajak Alvaro yang tanpa basa-basi menarik yang Nova masuk kedalam rumahnya.

Mau tak mau Nova harus masuk kedalam rumah Alvaro. Rumah mewah dengan empat lantai tersebut tampak sepi, hanya ada beberapa pembantu yang berlalu untuk membersihkan debu.

"Mama!" teriak Alvaro dengan suara yanga amat cempreng tak terkendali yang suaranya mungkin akan sampai ke lantai dua.

Karna mendengar suara teriakan, seorang perempuan setengah paruhbaya yang terlihat masih sangat muda, keluar dari ruangan yang diyakini itu adalah kamar.

"Aduh, Al Mama gak budeg yah!" omel Maya yang sebenarnya sangat tidak menyukai suara cempreng anaknya ketika berteriak.

"Maaf Mama," ucap Al sehari mencium pipi mamanya.

"Kok baliknya cepet banget? Gak jadi main bareng Lian dan Danu?"
tanya Maya polos karna belum menyadari ada Nova di sana.

"Yang bilang Al mau main sama Lian dan Danu siapa, Mah?"

"Lah, tadi kamu bilangnya mau main ke rumah temen, berarti ke rumah Lian dan Danu 'kan? Siapa lagi kalo bukan mereka, emang kamu punya temen lagi?" jawab Maya yang masih tidak menyadari ada Nova yang bingung mendengar percakapan ibu dan anak tersebut.

"Al main ke rumahnya Nova, Mah." tunjuk Al pada Nova yang masih menggendong Yuby.

"Nih Mah, Al sama Nova mau main keluar, Mamah jagain Yuby yah?" jelas Alvaro langsung merebut Yuby dari tangan Nova memindahkannya ke tangan Mamahnya.

"Dada Mah Al pergi dulu," pamit Al mencium tangan Mamahnya.

"Kami pergi dulu ya Tante," ucap Nova juga mengikuti Alvaro yang mencium tangan Maya.

Tentu saja dengan rasa grogi yang besar karna baru kali ini mencium tangan orang lain kecuali orang tuanya. Yah, karna Nova sangat susah bersosilita, akibat rasa tidak PD dengan dirinya yang dianggap Adiknya Nanno.

Maya tampak ingin mengucapkan sesuatu tapi Al langsung menarik tangan Nova untuk pergi, tanpa membiarkan Mamanya untuk berbicara. Bukan karna Al tidak ingin Mamanya berbicara denganya tapi karna Alvaro tidak menyadari bahwa Mamanya ingin mengucapkan sesuatu.

"Kita naik motor aja yah?"

"Emang Deddy punya Motor?".

"Duh, bawel deh, yok ikut." Alvaro langsung membawa Nova ke tempat garansi motornya berada. Terlihat disana terdapat deretan motor dengan berbagai merk, tapi pilihan Nova jatuh pada Motor Ninja berwarna merah ditengah barusan paling depan.

"Deddy, pake ini aja yah?" tanya Nova memohon, sepertinya ia sangat ingin menaiki motor merah tersebut.

"Oke yok capcus!"


.
.
.
TBC

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang