Part 42 : Maya Elina Adeleo

68 11 0
                                    

"MAMA!" teriak Alvaro bak anak SD.

Sudah biasa saat pulang sekolah Alvaro selalu berteriak memanggil Mamanya, persis seperti anak SD bukan?

Selama beberapa beberapa bulan ini, Maya berada di rumah karna suaminya melarangnya untuk berkerja. Dan harus fokus saja kepada Alvaro. Masalah uang keluarga Alvaro sama sekali tidak kekurangan bahkan keluarga mereka bisa disebut Sultan.

Memiliki berbagai perusahaan besar dengan cabang-cabang dimana-mana. Mulai dari perhotelan, lestoran, dan lain-lain. Keluarga Alvaro hampir memiliki semuanya, tidak terhitung berapa banyak uangnya, ditambah Alvaro adalah anak tunggal, anak satu-satunya.

"Aduh Alvaro, Mama gak budeg yah!" jawab Maya kepada Alvaro yang teriak-teriak memanggil Mamanya.

"Heheh, maaf Ma," Alvaro  cengengesan melihat reaksi Mamanya.

"Gimana sekolahnya?"

"Gak enak!" jawab Alvaro tanpa semangat.

"Kok gak enak? Biasanya abis pulang sekolah senyum-senyum sendiri, ini kok malah cemberut?" balas Maya mencoba untuk memahami anak kesayangannya tersebut.

"Gak ada Nova gak enak Ma, yang ada malah Dira, malah pura-pura jadi Nova lagi biar bisa deket Al," jelas Alvaro yang tidak bisa merahasiakan apapun dari Mamanya, mau hal sekecil apapun Alvaro pasti akan bercerita dengan Mamanya.

Yah, Maya paham dengan apa yang anaknya bicarakan, Alvaro selalu bercerita tentang Nova, Nova, dan Nova. Mulai dari masalah Nova, Kesukaan Nova, hobi Nova, dan semua hal tentang Nova yang Alvaro tau pasti ia akan memberitahukan Mamanya, yaps termasuk Nova yang mempunyai kepribadian ganda.

Karna berkaitan dengan Nova Marsya dan Dira juga menjadi bahan membicarakan Alvaro untuk Mamanya. Sedangkan Maya? Ia selalu mendengarkan curhatan anaknya dengan teliti.

Tidak ada kata bosan untuk Maya, baginya mendengarkan anaknya bercerita sangat menyenangkan, ia merasa bahwa dirinya sangat penting bagi Alvaro. Maya juga sangat mendukung apapun kesukaan Alvaro, termasuk Alvaro yang sangat menyukai warna pink dan tidak keberatan jika Alvaro bersikap kekanak-kanakan.

"Kenapa Alvaro lebih suka Nova dari pada Dira, kan wajah mereka sama aja?"

"Iihh, beda Ma, Nova itu baik, sifatnya juga kayak Alvaro, terus Nova itu lucu, pokoknya Seprekuensi deh sama Al, kalo Dira ...."

Alvaro menjeda ucapannya karna tiba-tiba saja teringat dengan ancaman Dira. Dimana Dira mengancamnya untuk menjadi pacar Dira dan jika Alvaro tidak melakukan itu Nova akan menjadi korban. Korban pria berhidung belang yang sering ada di club.

Sungguh Alvaro tidak akan membiarkan hal itu terjadi, tidak akan pernah! Alvaro sangat menyayangi Nova, ia tidak akan membiarkan orang yang ia cintai terluka sedikitpun apalagi sampai menyentuhnya.

"Dira kenapa Al?" tanya Maya yang bingung sendiri dengan anaknya yang tiba-tiba tidak melanjutkan ucapannya.

"Engga, gapapa Ma. Dira cuman beda aja gitu sama Nova."

Jelas Alvaro sedikit gugup, tapi Maya hanya mengangguk saja.
Alvaro merasa ada yang aneh dengan Mamanya kenapa hari ini lebih banyak diam. Biasanya Maya selalu bertanya-tanya mengenai hal-hal yang Alvaro sukai tanpa henti tapi sekarang sedikit berbeda.

"Mama, kenapa?" tanya Alvaro memegang tangan Mamanya meminta penjelasan.

"Gapapa Al, mama cuman banyak pikiran aja," jawab Maya tidak ingin melihat anaknya khawatir.

"Mama sakit?" tanya Alvaro lagi.

"Mama gak papa Al."

"Mama istirahat yah, ayo Al anter ke kamar."

Alvaro pun langsung menggandeng Mamanya, menaiki lift, menuju kamarnya yang berada di lantai tiga. Perlu diketahui rumah Alvaro sangat besar, berlantai empat, jadi wajar saja di rumahnya ada lift.

Lantai pertama untuk ruang tamu, lantai kedua bisa dibilang sebagai ruang keluarga dan dapur, sedangkan lantai ketiga adalah ruang pribadi orang tuanya, seperti kamar dan tempat koleksi barang-barang mahal yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tentu, bahkan hanya keluarga Adeleo saja. Dan lantai keempat tempat santai untuk melihat pemandangan dari tingginya rumah  Alvaro.

Yaps, di lantai keempat lah kamar Alvaro berada, di lantai keempat juga menjadi favorit keluarga Adeleo karna diatas sana terdapat taman, kolam berenang, ruang olahraga raga, dan ruang-ruang santai lainya.

Roni Adeleo, ayah dari seorang anak yang sangat tampan dengan nama Alvaro Adeleo, seorang pengusaha terkenal dengan jumlah perusahaan paling banyak di kotanya.

Heran bukan, anak dari seorang pengusaha kaya raya pernah menjadi korban bully? Yah dulu Alvaro menjadi korban bully karna ia culun, bukan apa Alvaro hanya merahasiakan kekayaannya hanya untuk mencari seseorang yang benar-benar menerima ia apa adanya.

Yah, tapi sayang ia tidak menemukan orang yang tepat dan hanya mendapatkan bullyan saja. Niat ingin membongkar identitasnya setelah menemukan orang yang tepat namun karna tidak menemukannya ia pun mengurungkan niatnya, dan pasrah saja saat ia dipindahkan ke SMA Mawar.

"Mama istirahat dulu, kalo perlu apa-apa telpon Al yah," pinta Alvaro menyelimuti tubuh Maya dengan selimut.

Setelah kepergian Alvaro Maya menarik nafas dalam-dalam sembari memijat pelipis nya. Kenapa Tuhan kembali mengirimkan seseorang yang sudah ia ikhlaskan kepergiannya selama lima belas tahun silam.

Seseorang yang sedari dulu ia cari-cari dan tidak menemukan keberadaannya sama sekali, yang membuat Maya putus asa dan berusaha mengikhlaskan keperginya, tapi kenapa Tuhan mengirimkan kembali orang itu?

Maya tidak 100% yakin dengan apa yang ia dengar semalam, apa mungkin anaknya masih hidup? Anak prempuan hasil dari hubungan terlarangnya dengan seorang penjahat. Bisa dibilang Maya adalah korban pelecehan hingga membuat seseorang anak perempuan hadir didunia ini tanpa diinginkan.

Miris anaknya yang terbilang masih bayi bahkan belum bisa berbicara sudah merasakan apa itu kekerasan, dan penganiayaan. Jujur Maya sangat menyayangi anaknya tersebut dan sangat marah ketika anaknya di siksa oleh ayahnya sendiri. Tapi apalah daya ia tidak bisa melakukan apapun untuk anaknya tersebut.

"Gak! gak mungkin Lia anak aku masih hidup!" ucap Maya pada dirinya sendiri.

"Ini gak mungkin!"

_______

Wah, bisa jadi tuh si Tissa anak nya Maya😗

Lanjut ....

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang