Part 23 : Debat!

100 16 0
                                    

Lagi dan lagi, Tissa menyebarkan rumor yang tidak-tidak tentang Nova, melalui rekan-rekan gosipnya ia menyebarkan berita yang seharusnya tidak ia ceritakan. Pasalnya itu mencemarkan nama baik.

"Seriusan deh, gue gak boong!" ucap Tissa serius sambil mengaduk jus buah naganya.

Ucapnya langsung di dengar seriuss oleh siswa-siswi yang sedang berada di kantin. Bahkan hampir satu sekolah membicarakan itu.

"Tapi kok gue gak percaya yah?" ungkap salah satu adik kelas yang berani ikut nimbrung.

"Eeh, lo kalo gak tau diem aja deh, disini gue yang tau gak itu!" marah Tissa ketika adik kelasnya yang bernama Aira mengajukan pendapatnya.

Walaupun dibentak oleh Tissa yang notabe-nya sebagai kakak kelas Aira sama sekali tidak takut, tak peduli meskipun ia masih kelas sepuluh dan masih siswi baru, tapi menurutnya ia berhak tidak percaya dengan apa yang diucapkan Tissa. Tapi kenapa Tissa yang langsung emosi? Padahal Aira santai mengajukan pendapatnya?

"Kok Kakak jadi marah-marah sih? Itu kan menurutku, Kakak gak bisa seenaknya nyuruh-nyuruh Aira percaya, semua orang berhak menentukan kepercayaannya sendiri," jawab Aira dengan tenang tidak seperti Tissa yang tampak emosi.

Skakmat! Tissa diam bingung ingin membalas apa, bagaimanapun juga yang diucapkan Aira memang benar. Tissa merutuki dirinya sendiri kenapa ia tidak bisa setenang Aira, dan malah marah-marah dengan alasan yang tidak jelas. Dan membuatnya terkesan memaksa semua siswa-siswi untuk percaya kepadanya.

"Tapi emang bener kok, Nova jalan sama Om-Om, gue lihat dia jalan malem-malem pakaiannya juga udah berserakan, ada bekas-bekas darah lagi, ngapain lagi coba kalo bukan anu?"

Para siswa-siswi hanya mengangguk-angguk kepala, tampaknya mereka setuju dengan ucapan Tissa. Tissa berteriak dalam hati karna berhasil memengaruhi satu sekolah untuk percaya dengan ucapannya. Tissa tidak takut sama sekali dengan berita yang ia bawa, karna sesungguhnya ia sudah yakin jika Nova melakukan sesuatu yang akan dibenci banyak orang.

"Gak usah percaya sama Tissa!" tiba-tiba suara itu terdengar di lorong-lorong kantin, membuat seisi kantin fokus ke orang yang mengucapkan kalimat tersebut.

"Kak Niken? Bukanya Kakak tau yah kalo Nova jadi jalang?" Tanya Tissa yang memberikan kode dengan mata yang sering ia gunakan dengan Niken untuk berkeja sama saat membohongi siswa-siswi.

"Hah? Sejak kapan Nova open bo? Perasaan tuh anak baik-baik aja, kerjaannya juga di perpustakaan mulu."

"Nah itu Kak, siang jadi pelajaran malem jadi jalang!" tuduh Tissa dengan sadis.

Niken langsung tersenyum devil, melihat kelakuan Tissa yang sangat buruk dengan menjelekan-jelekan nama orang lain tanpa mau tau sebab yang ia lakukan.

Dengan sangat bikin Tissa menganggap senyum devil Niken sebagai tanda kerja sama dan mendukung Tissa. Nyatanya Tissa selah besar sebesar-besarnya.

"Sama kayak Aira tadi, gue gak percaya!" ucap Niken santai duduk di sebelah Aira dan tersenyum manis yang dibalas senyuman manis Aira juga, mereka sefrekuensi.

"Loh Kak kok gitu sih?" tanya Tissa tidak percaya dengan semua yang ucapan oleh Niken.

Bagaimanapun juga Niken adalah temen gosip Tissa yang sangat kompak dan selalu sefrekuensi untuk menjatuhkan orang-orang yang mereka benci.

"Gitu gimana? Bukanya Nova anak baik-baik yah? Pinter juga ia, setau gue Nova juga anak rumahan siang aja jarang keluar apalagi malem."

"Good!" balas Aira mengancumkan dia jempol je arah Niken.

Tissa terdiam, sulit baginya untuk melawan kakak kelas, apalagi Niken termasuk perempuan yang paling disegani banyak adik-adik kelasnya maupun seangkatan, karna sifat Niken yang terkenal galak, pemarah, dan juga jagung bela diri.

Untuk kedua kalinya siswa-siswi mengangguk membenarkan apa yang diucapkan Niken, kali ini bukan masalah Niken kakak kelas tapi karna kata-kata Niken yang ada benarnya juga.

"Kak Nova itu baik, dia pernah nolongin Aira waktu Aira kecopetan."

"Nova juga baik, dia nolongin gue waktu gue disekap dan mau dibunuh."

Para siswa-siswi langsung terkagum-kagum dengan sifat Nova yang diam-diam peduli, mereka semua tau bahwa Nova adalah korban bully Niken tapi dengan terang-terangan Niken memberi tau bahwa Nova telah menolong hidupnya.

"Owh, jadi karna ini Kak Niken belain Nova!?" tanya Tissa yang sedikit ngegas.

"Gak kerna ini juga sih, yah karna gue baru sadar kalo Nova itu sebenarnya baik, dia gak seperti yang lo omongin selama ini. Kurang baik apalagi dia, lo gosipin dia diem, lo fitnah di juga diem, dan sekarang apalagi yang mau lo lakuin sama dia? Mencemarkan nama baik Nova?" balas Niken tak kalah tegas dari Tissa.

"Kan Tissa udah bilang Kak, Tissa yang tau soal ini!"

"Lo tau apa sih tentang hidupnya Nova? Lo stalkingin dia? Lo ngikutin kalo dia kemana-mana? Lo jadi hikers-nya Nova? Iya?!"

"Sebenci itu lo sama Nova? Sadar dong Nova salah apa sama lo?"

"Kakak lupa, kakak juga pernah gosipin dia, dan jelek-jelekin dia depan kami? Hah kakak lupa?"

"Enggak, gue gak lupa, gue cuman gosipin dia, gak memfitnah dia kaya lo, dan sekarang gue juga udah minta maaf sama dia."

Tissa kembali diam, ia merasa dipermalukan di depan umur oleh Niken, apalagi kini siswa-siswi tidak ada yang percaya dengannya kecuali kedua antek-anteknya.
Sekarang ia juga mau pergi, tapi ada rasa malu sedangkan jika ia memilih untuk diam disana Niken akan semakin mempermalukanya.

"Denger-denger Kak Tissa kan suka sama Bang Varo, tapi Bang Varo deketnya malah sama Kak Nova, uuppsss," ucap Aira yang pura-pura keceplosan.

"Hmm, pantes dia benci banget sama Nova teryata kalah saing," sindir Niken mengunyah sedikit kentang goreng di mulutnya.

Siswa-siswi di sana nampak berfikir jika omongan Niken dan Aira benar. Jujur sebelumnya mereka juga merasa aneh dengan Tissa yang terkesan memaksa mereka untuk membenci Nova. Tapi mereka hanya diam dan tanpa sadar terbawa suasana yang akhirnya ikut membenci dan menghujat Nova.

"Sebelum terlambat mending kalian minta maaf sama Nova," ujar Niken kepada semua siswa-siswi dikantin.

"Gapapa gwk usah takut Kak Nova baik kok dia sebenarnya orang yang ceria cuman karna dia diasingkan dia jadi pendiem, kalo gak percaya tanya aja deh sama Bang Varo, mereka kalo udah bareng asiknya minta ampun," ungkap Aira.

"Aira tau dari mana?" tanya Niken yang kepo.

"Aku sering liat Kak Nova sama Bang Varo jalan bareng di luar sekolah, seneng banget bisa liat Kak Nova ketawa lepas karna biasanya kalo di sekolah gak pernah senyum apalagi ketawa."

"Mereka juga punya anak angkat, bukan manusia sih tapi kucing, imut banget, kalo ada kucing mereka itu jadi orang tua, Kak Nova jadi Mommy-nya Bang Varo jadi Deddy-nya, udah kaya keluarga Kak sosweet banget." jelas Aira yang teryata menjadi saksi keuwuan Nova dan Alvaro.

Yuby ikutan 😆

-----

Saksi bisu keuwuan orang lain seperti yang baca😆

Vote ya kk:)

Part berikutnya Keket kasih gambaran keuwuan Nova dan Alvaro yah, lewat vidio jadi siapapun kuota😄

Dada orang baik😚

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang