Alvaro sudah tak kuasa menahan air matanya. Ingin sekali ia mengeluarkan air matanya sekarang juga. Tidak ingin menangis di depan Mamanya, Alvaro segera menyambar tangan Marsya membawanya pergi menjauh dari Mamanya dan Tissa.
Marsya hanya pasrah tangannya ditarik oleh Alvaro. Ia tahu jika Alvaro belum mengetahui bahwa ia dan Nova sudah berganti kepribadian alhasil Alvaro mengira Marsya adalah Nova makanya dengan seenak jidatnya Alvaro menarik tangan Marsya.
Jujur saja dari lubuk hati terdalam Marsya ia sangat senang tanganya di pegang oleh Alvaro. Alvaro seseorang yang ia kagumi selama ini, tapi sayang keadaannya menyuruhnya untuk mundur, demi Nova! Apapun itu Marsya tidak boleh merusak kebahagiaan Nova.
Alvaro membawanya ke tepi danau, di rerumputan memandang sejuk pemandangan yang sangat indah. Alvaro memegang pundak Marsya yang ia ketahui adalah Nova. Menatap Marsya dengan mata yang berkaca-kaca, hanya diam? Yah, Alvaro hanya diam menatap Marsya.
Beberapa detik kemudian ia memeluk Marsya erat, seperti tidak ingin melepaskannya. Alvaro menangis dalam dekapan Marsya. Marsya tersentuh dengan tindakan Alvaro, ia bingung harus apa, Marsya menyerah dan membiarkan Nova mengambil alih tubuhnya. Walaupun Marsya sangat senang mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Alvaro, tapi ia sadar pelukan tersebut hanya untuk Nova.
Tampaknya Marsya dan Nova sudah berpindah kepribadian, Nova membalas pelukan Alvaro dengan sangat erat, membiarkan Alvaro menjatuhkan air mata di pundaknya. Alvaro sangat rapuh sekarang, Nova tidak tau kenapa karna sebelumnya Marsya-lah yang mengambil alih tubuhnya.
"Al, gapapa?"
Alvaro semakin terisak, ia terlihat seperti anak kecil. Sungguh anak ini sangat manja, bahkan hanya kena bentak oleh Mamanya ia sampai pergi dengan air mata yang mengalir.
Sudahlah tak apa, seseorang memiliki ciri khas masing-masing, ada yang kuat, manja, pekerja keras, berani, jujur, bersih dan lain-lain. Kita hanya perlu menghargai sifat-sifat mereka, karna sesungguhnya tidak ada yang sempurna di dunia ini.
"Mama udah gak sayang sama Al lagi, hikss ...."
"Eeh, siapa bilang? Tante Maya sayang banget kok sama Al," balas Nova yang sedikit-sedikit mencari tau penyebab Alvaro menangis.
"Itu tadi buktinya, Mama bentak Al, demi jalang itu tuh!" geram Alvaro mengingat wajah Tissa.
"Jalang?"
"Itu si Tissa anak Mama yang hilang!" judes Alvaro.
"Al, makan yuk," ajak Nova agar Alvaro melupakan masalahnya sejenak.
"Gak!" judes Alvaro yang tampak badmood.
"Ayolah, ada lestoran baru loh."
"Gak!"
"Al, sayang mau yah?" bujuk Nova yang sudah mengeluarkan kata-kata manisnya.
Alvaro kaget mendengar kata yang dilontarkan oleh Nova. Kata-kata tersebut sukses membuat Alvaro yang tadinya menangis kini memancarkan senyum. Cukup mudah bagi Nova untuk membujuk anak manja seperti Alvaro. Cukup dengan panggilan sayang saja Alvaro sudah meleleh. Mudah bukan?
"Nah, 'kan senyum, senyum terus yah kalo nangis jelek tau!"
"Aah, ayolah katanya mau makan."
Alvaro langsung jongkok di depan Nova dan menarik tangannya, untuk naik di punggungnya. Alvaro menggendong Nova sampai keluar dari daerah danau menuju jalanan.
"Motor aku di rumah, kita mau naik apa?"
"Naik taksi aja, deket kok gak jauh," jawab Nova yang masih ada digendongan Alvaro.
"Al," panggil Nova.
"Hmm," dahagem Alvaro menjawab panggilan Nova.
"Aku berat yah?"
"Gak, kamu enteng, serasa ngangkat kerupuk," jawab Alvaro santai. Karna sebenarnya Alvaro sangat rajin berolahraga.
"Kerupuk enteng banget."
Setelah beberapa menit, akhirnya Alvaro dan Nova mendapatkan taksi juga. Mereka pun akhirnya pergi ke tempat yang Nova usulkan tadi. Di dalam mobil Alvaro dan Nova hanya asik bercanda dan tertawa dengan candaan yang dibuat Keduanya. Hingga membuat sang supir menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lucu." satu kata dari pak supir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
RandomNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...