Part 46 : Tidak percaya

60 12 0
                                    

'Muaah!'
Alvaro menecup sekilas ujung rambut milik Nova.

Ia sama. sekali tidak memperdulikan ada Nini dan Maya disana. Sungguh Maya kaget dengan tindakan anaknya yang asal nyosor anak orang.

Karna dimata Maya Alvaro adalah anak kecil. Baginya Alvaro adalah bayi kecilnya. Tapi kini ia menyadari bahwa anaknya sudah dewasa, sudah seharusnya Alvaro bebas dengan dunia percintaannya sendiri.

Maya senang melihat itu, tapi ia ragu jika Nini akan menyakiti Alvaro juga. Siapapun itu tolong Maya ia bingung harus bagaimana, merestui anaknya atau tidak.

Tissa? Oh jangan tanya ia panas sendiri melihat itu, panas banget! Panas sepanas-panasnya. Tangannya merenas rok yang ia pakai, menyalurkan rasa sakit harinya. Sungguh Tissa ingin sekali membuang Nova jauh-jauh dan memeluk Alvaro erat-erat.

"Eeh!" kaget Nova yang mendapat kecupan tiba-tiba.

"Hehehe," Alvaro cengengesan, sambil mengacak-acak rambut Nova.

"Alvaro," tergur Maya.

"Gapapa Ma, kan sama Nova doang gak sama yang lain," jawab Alvaro masih cengengesan.

"Ya gak, Va?" tanya Alvaro pada Nova.

Nova tampak menahan senyumannya, jujur ia sangat senang plus malu, tapi sudahlah masi ada Alvaro disini. Rasanya sudah lama ia tidak bertemu dengan Alvaro, itu yang sering kali dirasakan oleh Nova saat ia kembali hadir setelah kepribadiannya.

Melihat Nova yang tampak menahan senyumannya Alvaro menjadi terkekeh geli melihat Nova yang malu-malu kuncing. Alvaro pun langsung melambangkan bentuk hati yang di bentuk dengan tangannya, disertai senyum manis yang diundang sedangkan gadis lain.

Mereka berdua asik ngebucin, sedangkan Nini dan Maya bingung ingin melakukan apa, terlihat serba salah. Mereka juga tidak tega memisahkan kedua orang tersebut, mengingat mereka adalah anak tunggal dan anak kesayangan. Mereka tidak bisa memisahkan Alvaro dan Nova begitu saja hanya karena kesalahan masa lalu.

Lain dengan Tissa ia semakin panas, panas, dan panas ia geram sendiri melihat kedekatan Alvaro dan Nova, tapi apa boleh buat ia tidak bisa melakukan banyak hal untuk memisahkan kedua orang tersebut. Kecuali mengancam Alvaro dengan videonya. Alvaro dan Nova tidak mengetahui bahwa vidio tersebut masih ada di HP Anggi. kaena sebetulnya Tissa mendapatkan vidio tersebut dari Anggi.

Melihat Alvaro yang membentuk tangannya dengan simbol hati Nova menjadi tersenyumlah geli. Dengan segera Nova pun membalas gambar hati memilih Alvaro dengan simbol sarange ala-ala orang korea.

Seketika mereka berdua menjadi tersenyum malu-malu satu sama lain. Mereka tidak lagi memperdulikan ada orangnya memperhatikan mereka dengan raut wajah yang susah diartikan. Biarkanlah mereka untuk berdua asik dengan dunianya sendiri. Ada atau setidaknya orang itu tidak berpengaruh jika Alvaro dan Nova sudah bertemu.

"Al, Mama mau bilang sesuatu," ucap Maya seketika.

"Mau ngomong apa Ma?" Alvaro terlihat santai membalas perkataan Mamanya.

"Ini adek tiri kamu," lirih Maya tidak yakin bisa mengucapkan secepat ini dengan Alvaro.

"Hahahah! Adek aku? Mah, Alvaro anak tunggal gak punya saudara! Alvaro anak Mama sama Papa satu-satunya! Lagian mana punya Alvaro punya adek jahat kaya dia!"

Alvaro terkekeh mendengar pernyataan Mamanya ia sama sekali tidak percaya bahkan satu persen pun tida. Ia menganggap Mamanya hanya bercanda untuk memecahkan suasana yang terlihat tanggung ini.

"Alvaro! Mama serius," jawab Maya cepat menghentikan gelak tawa Alvaro tadi.

"Enggak! Enggak! Mama bohong Alvaro tau itu," Alvaro kembali dengan pendiriannya yang tidak percaya dengan kata-kata Mamanya itu.

"Al!" lirih Tissa tapi tegas.

Sungguh hati Tissa sakit mendengar Alvaro yang menolaknya mentah-mentah. Itu sangat menyakitkan bagi Tissa melihat alvaro yang tampak enggan mempunyai seorang adik sepertinya, Alvaro sungguh menggoreskan pisau di hati Tissa

Oke, kita beralih ke part sebelah!

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang