Part 43 : Tissa Aurellia

67 11 0
                                    

Maya masih tidak percaya jika anaknya yang hilang tersebut masih hidup, tapi panggilan telepon semalam membuatnya percaya. Apa benar Lia masih hidup? Jika masih Maya sangat ingin memeluk anaknya tersebut.

Yah setelah kehilangan Lia, Maya berhasil kabur dari rumh neraka tempat dimana ia dan anaknya disiksa habis-habisan. Hingga pada akhirnya Maya bertemu dengan seorang pria yang sangat mapan kehidupannya. Ia adalah Roni Adeleo seseorang yang kini telah menjadi suaminya.

Yah, bersama Roni perlahan Maya melupakan masa lalunya yang amat pahit. Walaupun kejadian tersebut tidak bisa dilupakan, tapi Maya akan tetap berusaha melupakan itu dengan kata lain tidak ingin mengingat-ingat itu.

Setelah beberapa tahun menikah dengan Roni, Maya melahirkan seorang anak laki-laki yang sekarang dikenal dengan nama Alvaro Adeleo, Maya berharap kehadiran Alvaro bisa membuatnya lupa dengan Lia.

Maya segera melacak nomor yang menelponnya semalam, ternyata tidak jauh mungkin bisa ditempuh dengan waktu hanya beberapa menit saja. Sungguh Maya sangat ingin bertemu dengan anaknya. Yah, walaupun kehadiran Lia sama sekali tidak diharapkan tapi tetap saja Lia adalah anak kandungnya.

Tidak ada yang perlu ditakuti jika memang Lia benar-benar masih hidup, karna sebelum Roni menikahi Maya, ia sudah menceritakan semua hal-hal buruk yang terjadi di kehidupan Maya dan beruntungnya Roni bisa menerima Maya apa adanya.

"Aku harus cari Lia! HARUS!"

Maya tidak jadi istirahat, ia justru kembali turun ke lantai bawah, bermaksud ingin mendatangi rumah seorang gadis yang menelponnya semalam. Beruntung kepergian Maya tidak diketahui oleh Alvaro karena alvaro sedang berada di dalam kamarnya.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit akhirnya Maya sampai di salah satu rumah. Rumah yang diyakini adalah rumah tempat tinggal anaknya selama ini, sungguh maya tidak yakin akan hal itu tapi demi Lia ia memerankan masuk.

"Assalamu'alaikum," ucap Maya mengetuk pintu rumah Nova.

"Waalaikumsalam," jawab Nini.

"Nini?" kaget Maya.

Wajah maya sangat kaget melihat sosok Nini di depannya. Seseorang yang yang memiliki dendam abadi pada dirinya kini sedang menatap sinis kearahnya. Sungguh Maya sangat menyesal mengenai kejadian delapan belas tahun silam, dimana ia tidak sengaja menabrak anak kecil yang diyakini adalah Rizky anak Nini.

Sedangkan Nini ia tidak kaget sama sekali, karna sebelumnya ia sudah mengetahui jika Maya adalah ibu dari Tissa.

"Nini, anak aku ada sama kamu, 'kan?" tanya Maya dengan raut panik bercampur takut.

"Anakmu?" tanya Nini tersenyum miring.

"Iya, dimana dia sekarang? Dia baik-baik aja, kan?"

"Aku yang ngurus dia dari kecil! Dan seenak jidat kamu mau ambil dia!?" balas Nini sinis.

Masih ada dendam yang tersisa di dalam diri Nini untuk Maya. Bagaimanapun juga Maya telah membuat anak laki-laki meninggal dengan mengenaskan. Hancur tak terbentuk tubuh Rizky karna terlindas mobil milik Maya.

"Ni, maafin aku. Aku gak sengaja nabrak Rizky," mohon Maya memegang tengan Nini.

"BOHONG! kamu sengaja nabrak dia karna iri liat rumah tangga kami yang harmonis, sedangkan kamu terpaksa menikah sama pria itu!"

"Enggak Ni, engga gitu ceritanya!" tukas Maya.

Nini hanya tersenyum miring menatap Maya yang sangat gelisah. Sudah dipastikan Maya pasti sangat merasa bersalah. Sungguh ia tidak ingin mengorbankan siapapun akibat ulahnya di masa lalu termasuk Lia putrinya.

"Tolong kembalikan putriku," lintas Maya menangis.

"Tidak semudah itu! Ingat kamu sudah membunuh anakku! Sekarang anakmu juga harus merasakan apa yang dirasakan oleh anakku!" jawab Nini yang sifat pemarahnya sudah muncul.

"JANGAN!"

"Tolong jangan sentuh Lia, kamu bebas minta apa aja dariku, uang? Mobil? Rumah? Apapun itu, tapi tolong jangan sakiti Lia," isak Maya sungguh ia tidak mau anaknya kenapa-kenapa.

"Uang? Mobil? Rumah? Hahahh aku gak butuh uang kamu!" balas Nini sama sekali tidak tertarik dengan harta benda yang ditawarkan Maya.

"LIA! KAMU DI DALEM NAK? LIA INI MAMA, 'NAK!"

Maya nekat berteriak di depan rumah Nini, ia tidak peduli lagi dengan Nini yang menghalanginya untuk masuk dan bertemu anaknya.

"LIA KELUAR, NAK INI MAMA KANDUNGMU!"

Nini merentangkan tangannya menghalangi Maya yang hendak masuk.

"Mama," lirih Tissa yang akhirnya keluar dari persembunyiannya.

Sebelumnya ia sudah melihat dari jendela, sejak awal Maya datang ke rumahnya. Awalnya Tissa tidak ingin menampakkan dirinya karna terlalu kecewa dengan orang tuanya yang tega menjualnya kepada orang jahat seperti keluarganya sekarang ini.

Tapi karna melihat Maya yang sangat berusaha untuk masuk dan menemuinya Tissa sedikit luruh, dan berfikir dua kali mengingat-ingat yang diceritakan Nini, bahwa Ayahnya menjualnya demi narkoba. Tah dari sinilah Tissa menyadari bahwa yang salah adalah Ayahnya bukan Ibunya.

"Ma," lirih Tissa meneteskan air mata.

"Lia!" jerit Maya. Kaget karna anaknya sudah sebesar ini.

Pendek-pendek ajalah, capek.

Tanggung lanjut gih, bacanya.

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang