Masih di sekolah, Nova berjalan di koridor seperti biasa. Ada yang aneh kenapa semua orang tersenyum kepadanya, pasalnya baru semalam mereka menghujat Nova habis-habisan sekarang malah berubah drastis.
Setiap ia berjalan di koridor, pasti ada yang meminta maaf, tidak hanya satu dua tapi mencapai puluhan orang yang meminta maaf kepada Nova.
"Nova maafin gue yah, udah salah paham."
"Nova gue minta maaf yah, gue gak bermaksud."
"Nova maafin gue yah udah pernah ngehujat lo."
Dan bla ... Bla ... Bla begitu banyak sekali kata-kata minta maaf yang diterima Nova hari ini. Awalnya Nova hanya tersenyum canggung tapi beberapa menit setelahnya ia bisa membalas permintaan maaf dengan tersenyum manis tanpa paksaan sedikitpun.
"Anjir gila Nova kalo senyum manis juga."
"Waduh, baru pertama kali gue liat Nova senyum, teryata gak serem-serem amat."
"Astaga, Nova sekarang udah rajin senyum, gila!"
"Manis juga senyumnya."
Tak sedikit Nova mendapatkan banyak hadiah sebagai permintaan maaf berupa coklat, dan bunga yang sekarang sudah memenuhi loker, tas, dan juga tangannya. Ternyata rasanya sebahagia ini.
"Seru yah kalo senangi banyak orang beda banget sama yang dibenci. Teryata begini rasanya seru-seruan di sekolah, pantesan semua orang bahagia kalo sekolah apalagi jamkos, gue gak pernah rasain ini sebelumnya, kemana aja gue selama dua tahun sekolah disini? Bahkan rasanya gue pengen lebih lama lagi jika keadaannya seperti ini.
Nova berucap dalam hatinya memandangi coklat serta bunga yang menumpuk di atas tangannya, sejujurnya ia ingin menolak tapi mereka memaksa sebagai tanda bahwa Nova sudah memaafkan mereka.
"Nova!"
"Kak Niken, Aira."
"Astaga Kak Nova banyak banget coklatnya, sini aku bantu bawain, Kak Niken bantui juga ini kasihan Kak Nova keberatan," ucap Aira kepada Niken.
"Wah, coklat Nova gue boleh minta gak?" tanya Niken menatap coklat-coklat batang tersebut.
"Aira juga mau boleh gak Kak?"
"Kalian mau?" tanya Nova yang mendapat anggukan dari keduanya.
"Nih ambil semua," ucap Novanto memindahkan coklat batang tersebut ketangan Niken dan Aira secara bergantian sangking banyaknya.
Nova mulai merogoh saku kanannya dan mendapatkan lima coklat batang silverqueen lalu memberikanya kepada Niken, dan merogoh saku sebelah kiri ia menemukan lima batang coklat lagi lalu memindahkannya ke tangan Aira.
"Makasih Nova."
"Makasih Kak."
"Aku juga makasih yah, kalian udah belain aku di kantin tadi."
"Sama-sama!" teriak Aira dan Niken kompak.
***
Sudah beberapa menit siswa-siswi menunggu kedatangan guru, tapi lima menit berlalu tapi sama sekali tidak ada tanda guru akan masuk, jika diintip teryata bukan hanya kelas mereka saja yang tidak ada guru tapi kelas tetangga juga kosong. Dan jika diintip ke kantin teryata kantin sudah ramai seperti jam istirahat tadi.
"Gue sebagai ketos disini cuma mau bilang kita jamkos sampe pulang tapi tidak diperbolehkan cabut," ucap sang ketua osis yang sedang makan bakso larva.
Semua berteriak kegirangan, begitupun dengan Nova dan Alvaro yang sedang mojok di bangku paling tengah pas paling tengah. Hari ini Nova terlihat begitu banyak tersenyum, perlahan ia mulai bergaul dan menghempaskan kesunyian dalam hidupnya.
Duduk berdua, ditengah-tengah bersandau gurau, dulu yang ko mau ketemu di perpustakaan sekarang mereka bisa ke kantin yang lebih bebas dan tidak dipergoki guru terus-menerus.
"Senenga gak?" tanya Alvaro pada Nova yang sedari tadi tampak bahagia.
"Seneng banget, aku udah punya temen, akunya udah gak dihujat lagi, aku udah gak sendiri lagi, aku juga dapet banyak coklat, seneng banget deh."
"Bahagia selalu Mommy," ucap Alvaro mengelus-elus puncak kepala Nova.
"Deddy juga," balas Nova malu-malu disertai senyumannya yang tamoak bahagia sekali.
Sedikit demi sedikit Nova mulai menunjukkan sifat aslinya yang kekanak-kanakan, dulu sifat tersebut hanya ditampilkan di depan Alvaro, tapi kini tidak sifat tersebut sudah banyak diketahui oleh warga negara sekolah SMA Mawar, mulai dari ia yang tidak suka makan pedas, sangat menyukai susu, sedikit-sedikit ketawa, dan manja terhadap orang tertentu.
"Eghem, yang lagi mojok!" dahagem Niken menyindir Alvaro dan Nova dengan maksud menggoda.
"Kaum jomblo dilarang melihat, entar pingsan!" teriak Aira juga yang berada disamping Niken.
"PJ woy!" goda Niken lagi.
"Shuutt! Kak Niken kami belum jadian entar kalo udah Varo traktir deh satu sekolah," jawab Alvaro yang sok berbisik padahal suaranya terdengar oleh siswa-siswi yang berada di kantin.
"Wiih, belum jadian! Anjir kelamaan, pepet teross lah!" sahut seorang siswa yang diyakini seangkatan dengan Alvaro.
"Waah, ditraktir satu sekolah."
"Sultan mah jangan kan satu sekolah satu kampung juga dia sanggup."
****
~Nanno~
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
RandomNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...