Diam, diam dan diam kini Nova hanya terdiam yang tadinya semangat sekarang diam. Diam karna satu kalimat yang berhasil mematahkan hatinya, kalimat yang yang dilontarkan dengan bahagia ia terima dengan kesedihan.
Alvaro bingung ada apa dengan Nova, ia tau sejak kata yang tadi ia lontarkan membuat Nova diam seketika. Ada apa dengan kata-kata tersebut? Kenapa Nova terlihat tidak bersemangat setelah mendengarnya? Apa mungkin Nova sedang berpindah kepribadian?
Alvaro tidak yakin dengan pertanyaan-pertanyaan yang yang ada dalam benaknya. Tapi juga tidak bisa diam saja.
"Nova, hey kamu kenapa? Ada yang salah?"
Sedangkan Nova ia hanya diam, hatinya benar-benar hancur, ia berfikir bahwa Alvaro akan lebih bahagia dengan Dira, sulit rasanya melupakan kenangan-kenangan itu, setiap saat juga yang ada dalam bayangan Nova hanya Alvaro saja dan mungkin saja Nova tidak bisa melupakan Alvaro dengan mudah.
"Mommy," panggil Alvaro mencoba memegang pipi Nova.
Sontak Nova langsung menepis kasar tangan Alvaro, dan berlalu pergi meninggalkan Alvaro sendiri dengan air mata yang berlinang. Sungguh cairan bening yang terdapat di kelopak matanya sama sekali tidak bisa dibendung lagi.
Merasa ada yang tidak beres dengan Nova Alvaro tidak bisa diam saja. Dengan segera Alvaro juga meninggalkan cafe mengejar Nova yang tampak aneh hari ini. Kembali ke pertanyaan tadi apakah Nova sedang berpindah kepribadian?
Sedangkan Nova terus berlari membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara, berlari dan terus berlari tidak jelas kemana tujuannya tapi ia tetap berlari hingga berhenti di pinggir danau yang sangat indah, rerumputan yang terawat dan yah Nova baru tau jika ada tempat seindah ini.
Setelah merasa cukup jauh dari Alvaro, Nova duduk di rerumputan mengahadap ke danau, melempari danau tersebut dengan batu-batu krikil di sampingnya. Mencoba untuk tenang dan mengalihkan kesedihannya.
Tapi meskipun begitu air matanya tidak dapat ditahan dan terus mengalir, sesedih itu kah? Oh jelas kepergian Alvaro sungguh kesedihan tersendiri bagi Nova, lebih parahnya lagi is harus berbagai dengan kepribadiannya sendiri, saingannya bukan orang kwin tapi dirinya sendiri. Tidak enak bukan?
"Mungkin gue harus ikhlasin Alvaro," ucap Nova melempar krikil ke danau dengan pelan.
"Tapi gue gak ikhlas!" ucap Novanto lagi melemparkan krikil sedikit keras.
"Tapi gue juga gak mau ada persaingan!"
"Aaarrgghh!"
"Kenapa sih gue harus punya kepribadian ganda!?"
Lama-kelamaan Nova menjadi emosi sendiri dengan dialog yang ia mainkan, sesekali dirinya menatap kebelakang berharap Alvaro mengejarnya, menghampirinya dan berbicara baik-baik dengan dirinya. Nyatanya tidak Nova hanya terlalu berharap.
Padahal sebenarnya Alvaro sedang berlari menjadi Nova tapi tidak ketemu-ketemu padahal Alvaro sudah mengelilingi jalanan, tapi sial ia kehilangan jejak Nova. Tak sampai disitu, Alvaro masih terus mencari filingnya mengatakan Nova masih ada disekitar situ.
GPS, yah Alvaro lupa ia kan bisa melacak dimana Nova berada, ah akhirnya Alvaro menemukan Nova yang sedang terduduk memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya disana, persis seperti orang depresi.
Tanpa aba-aba Alvaro langsung memeluk Nova dari samping, seperti ada yang lain Alvaro sangat nyaman dengan Nova tidak seperti sebelumnya, tapi bukan berarti Alvaro tidak nyaman dengan yang sebelumnya hanya saja kali ini berbeda rasanya persis waktu pertama kali ia berjumpa dengan Nova.
Mendapatkan pelukan tiba-tiba, Nova langsung mengangkat wajahnya menatap seseorang yang tengah memeluknya. Air matanya semakin mengalir deras, tapi ia sama sekali tidak mengucapkan apa dan masih fokus menatap Alvaro dengan mata yang berair.
"Mommy," lirih Alvaro yang ikut sedih dengan.
Tidak tau apa yang disedihkanoleh Alvaro, tidak jelas alasannya mungkin ia sedih karna melihat Nova menangis atau mungkin sedih karna hal lain.
Setelah cukup lama Nova membiarkan Alvaro memeluknya dengan sangat terpaksa Nova melepaskan tangan Alvaro yang melingkar ditubuhnya, airnya juga tidak berhenti untuk turun mala semakin deras, deras, dan deras.
"Mommy kenapa?"
"Lo mudah gak butuh gue lagi Al," jawab Nova menghapus air matanya.
"Kok ngomong gitu?"
"Nyatanya lo cuman butuh wajah gue."
"Hah, Maksudnya?" tanya Alvaro bingung.
"Lo taukan gue punya kepribadian ganda? Lo tau dalam diri gue gwk cuman ada gue, ada Marsya sama Dira."
"Dira siapa?"
"Dira, kepribadian gue yang selama satu bulan belakang ini bareng sama lo, pacaran sama lo, dan ...."
Cukup! Nova tidak sanggup melanjutkan kata-kata tersebut. Nyesek parah Ada rasa sakit hati saat menjelaskan hal itu ke Alvaro
Nova sendiri bingung dengan dirinya kenapa iya harus menangis tersedu-sedu sedangkan sebelumnya ia tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Alvaro.Alvaro bungkam seketika, tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini, sebodoh itu kah dirinya hingga tidak mengenali mana Nova, Marsya, dan Dira? Bodohnya kah Alvaro? Dira yang terlalu pintar atau Alvaro yang terlalu bodoh?
"Maaf, aku gak tau kalo itu Dira."
"Tapi lo nyaman sama dia! Lo bahkan sampe pacaran sama dia! Lo selalu ketawa sama dia!"
"Iya itu karna gue ngira itu lo."
"Kalo gitu lo emang gak butuhin gue lagi Alvaro, lo udah sama dira! Dia juga udah gantiin posisi gue buat main sama Yuby kan? No problem gue ikhlas."
"Nova, gak gitu. Aku sukanya sama NOVA bukan DIRA," jawab Alvaro menekankan kata Nova dan Dira.
"Tapi Dira suka sama lo dan kalian juga usah pacaran, yaudah jalanin aja, Dira juga udah kerja keras buta dapetin lo sampe-samle dia pake nama gue buat deket sama lo!"
"Nova, tapi gue sukanya sama lo! Rasanya bener-bener nyaman beda sama yang kemarin."
Nova diam, bingung ingin mengucapkan apa, disini Alvaro juga tidak bisa disalahkan, bagaimanapun juga Alvaro tidak tahu tentang adanya Dira, ditambah Dira sangat profesional memainkan peranya.
Dan yah kini Nova kembali diam mungkin tenaganya sudah habis untuk menjelaskan semuanya dengan emosi, ia diam membiarkan Alvaro kembali memeluknya.
"Dira suka sama lo, gue bisa apa?"
"Gue bisa putusin dia Va."
"Tapi gue gak mau dia sakit hati," jawab Nova yang entah mengapa masih memikirkan perasaan Dira sedangkan Dira saja tidak memikirkan perasaannya sama sekali.
Yah, Nova memang benci dengan Dira taki rasa bencinya tidak ada hubungannya dengan perasaan, bagaimanapun juga Nova paling tidak suka membuat orang sakit hati twoinia sendiri lupa bahwa orang sering mematahkan harinya.
"Dia udah jahat Va, dia udah bohongin gue! Dia udah pake nama lo dalam waktu yang cukup lama, dia egois! Dia gak peduli sama perasaan lo, bahkan dia tega bohongin semua orang! Apa yang gue harapin dari dia? Gak ada, dan gue maunya sama lo doang, kalo gue tau dia bukan lo gue gwk akan mau deket-deket sama dia!" tegas Alvaro menghapus air mata Nova.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
RandomNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...