Part 37 : Perdebatan

58 10 0
                                    

"Ckckc, banyak juga anggota si Nanno," puji Tissa dengan maksud meremehkan.

"Napa lo takut?" ejek Aira.

"Ooh, ada bocil disini, ngapain lo adik kelas ikut campur urusan kakak-kakak kelas, mending pulang deh sana belajar nilai lo anjlok," balas Tissa meremehkan Aira yang notabennnya sebagai adik kelas.

"Gak usah songong lo!" sinis Niken tudak terima Aira di disudutkan.

Sedangkan Marsya ia diam melirik Tissa tajam sambil bersedekap dada, melihat Tissa dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapan yang sangat horor.

Tissa sendiri bingung kenapa Nova begitu seram, biasanya juga tidak terlalu, Nova biasanya kalem terhadapnya tapi sekarang terlihat sangat mengerikan, ada apa dengan Nova? Dalam pandangan Tissa Nova sangat berbeda jauh padahal ya itu bukanlah Nova, jika itu Nova sudah dipastikan ia akan menunduk ketakutan.

"Woy, Nanno mata lo biasa aja dong!" tegur Tissa pada Marsya karna tidak nyaman dengan tatapan horor yang dihadiakan Marsya.

"Kenapa lo gak berani dan Marsya?" tanya Dira yang entah lupa atau apa jika Tissa tidak mengetahui bahwa yang berada bersama mereka adalah Marsya bukan Nova.

"Marsya? Marsya siapa goblok!" jawab Tissa nyolot.

"Maksudnya Kak Nova, ngaku lu gak berani kan sama Nova?"

"Hah, gue sama dia gak berani? Ya elah dia korban bully gue!"

Tissa berucap sambil berjalan mendekati Marsya yang masih setia menatap Tissa dengan tatapan horor tidak ada ekspresi, hanya tatapan yang mematikan.

"Gak usah sok berani lo sama gue!"  tegur Tissa menekan kening Marsya dengan jari telunjuknya.

"Woy, Tissa santai dong, tangan lo gak usah lancang kali!" sahut Niken tidak terima dengan perbuatan Tissa.

Lagi dan lagi Marsya hanya diam tanpa ekspresi, wajahnya datar namun terkesan horor. Sedangkan Alvaro ia masih diam tidak berani ikut campur, ia ia tau bahwa itu bukan Nova itu adalah Marsya Alvaro yakin Marsya akan menolongnya karna ini berkaitan dengan Nova.

Aira yang melihat Alvaro sedang diikat, dengan segera gadis remaja itu berjalan ke arah Alvaro untuk melepaskan ikatannya. Taki sayang tindakannya diketahui oleh Tissa padahal tadi Tissa sedang berdebat dengan Niken.

"Woy, bocah gak usah ikut campur lo!"

Tissa langsung berjalan mendekat ke arah Aira dan melihat mendorong gadis itu hingga terjatuh ke lantai dn menabrak tembok, hingga membuat tulang-tulang Aira sakit semua.

"Aira lo gapapa?" tanya Niken khawatir.

"Aira!" kaget Alvaro.

"Aira gapapa Kak jangan khawatir," jawab Aira kepada Niken dan Alvaro.

Mata Marsya kin berfokus pada HP Tissa, ia tau jika Tissa mengancam Alvaro dengan vidio yang ada di HPnya, tapi sungguh Marsya tudak tau vidio apa yang dimaksud.

Dalam diam Marsya Marsya berencana untuk merebut HP dengan cara yang halus tidak asal merebut saja, tapi bagaimana? Yah hal itu yang dipikirkan Marsya sekarang.

"Eh, Nanno ini cowo lo kan? Nih bantar lagi bakal jadi cowo gue, siap-siap aja ditinggalin," ucap Tissa yang sudah sangat yakin Alvaro memilihnya.

"Gak usah mimpi lo!" sahut Niken.

"Awalnya sih mimpi tapi bakal gue hujutin sekarang juga, ia gak Al?" tanya Tissa pada Alvaro.

Alvaro diam ia masih tidak bisa menjawab, sedangkan Tissa ia berharap Nova sakit hati dengan kata-kata yang dilontarkannya, taki nyatanya tidak sama sekali, tapi itu sukses membuat Marsya emosi namun dibungkus tapi dengan ekspresi diam. Sungguh Marsya sangat ahli dalam menyembunyikan ekspresinya.

Tissa tiba-tiba berjongkok di hadapan Alvaro yang tengah duduk dikursi dengan tangan yang diikat ke belakang. Tangannya mulai membelai wajah Alvaro dengan sangat manja, dari pucuk kepala, turun ke pipi hingga ke rahang Alvaro.

"Iiuu, gatelan!" ceolos Aira.

"Shuut, diemin aja kita liat apa yang dilakuin Tissa, entar kalo udah ngelunjak baru kita hajar," jelas Niken kada Aira yang didengar hanya mereka berdua.

Sungguh Alvaro sangat ingin menepis tangan Tissa, tapi apa boleh buat tangannya diikat.
Risih? Tentu Alvaro sangat tidak biasa dengan itu, niat awak Tissa adalah menggoda Alvaro tapi apa Alvaro tambah jijik dan ilfil dengan sikap Tissa.

Kesempatan yang bagus, Nova rakat Marsya berjalan tanpa suara mendekati Tissa, dengan sangat dekat Marsya menendang bokong Tissa hingga Tissa terjatuh dan mendobrak dinding dengan kuat persis yang dialami Aira tadi bedanya Tissa dua kukuh lipat lebih kencang.

Yah, lebih bagusnya Marsya menendang Tissa dekat dengan tembok yang berada di dekat Niken dan Aira, dengan segera Niken dan Aira langsung memegangi Tissa.

Tapi kedua antek-anteknya Tissa Tety dan Beby langsung menolong Tissa dan berusaha melepaskan Tissa dari pegangan Niken dan Aira.

Marsya menatap Alvaro sekilas, wajahnya masih datar, ia menunjukkan Alvaro HP, yah HP Tissa, entah sejak kapan Marsya mengambilnya dari saku Tissa, tapi Alvaro akui Marsya sangat cekatan, teliti, dan gercep dalam mencuri.

"Aman," ucap Marsya pada Alvaro memamerkan HP Tissa yang berhasil ia curi tanpa diketahui siapapun.

Alvaro hanya mengangguk antusias, sedikit lega karna ancaman Tissa sudah berada di tangannya. Alvaro mengode Marsya dengan menunjukkan tangannya yang sedang diikat, dengan sekali tarikan Marsya dapat melepaskan tali tersebut.

"Nih, lo yang pegang," Nova langsung melemparkan HP milik Tissa.

"Marsya, cepet ini Marsya udah dapet," ucap Niken dengan susah patah karna Tissa terus memberontak dibantu dengan Tety dan Beby yang cukup kuat.

Marsya langsung berjalan meninggalkan Alvaro yang belum sempat ia tolong. Marsya lupa tadi ia membawa anak buahnya, yah dengan segera Marsya memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Tety dan Beby yang menghalangi Niken dan Aira untuk menangkap Tissa.

Beres, Tety dan Beby sudah diikat sekarang giliran Tissa, jika Beby dan Tety diikat dengan berkaitan satu sama lain di bawah, sedangkan Tissa ia diikat di tempat Alvaro tadi.

"Najis banget anjir dipegang-pegang sama Mak Lampir," ungkap Alvaro, saat ia dan Tissa berganti posisi menjadi Tissa yang diikat.

"Gak udah berlagu lo! Gue sebar vidio lo, baru tau rasa!" maki Tissa.

"Ini yah?" tanya Alvaro menunjukkan HP Tissa yang sudah bersamnya pemberian Marsya tadi.

"Lo kenapa bisa sama lo?" kaget Tissa.

"Oke sekarang lo boleh sebarin vidionya, hahahha! Gak bisa kan," ejek Alvaro gantian menertawakan Tissa.

"Hahahha! Siapa bilang gue gak bisa? Tuh vidio udah gue saling di HP gue satu lagi, jadi jangan sok, inget pilihan dari gue masih berlaku," pringat Tissa terkekeh karna Alvaro tidak berhasil melawannya.

"Dimana  HP lo yang satu lagi!?" tanya Alvaro nyolot.

"Dududu, dimana yah, di rumah kayaknya gak gue bawa soalnya," Tissa tersenyum sinis.

"Lo!!" geram Alvaro menahan emosinya.

_____

Maaf yeh, ceritanya agak gimana gitu.

Jika ada typo/kesalahan dalam kepenulisan mohon dimaklumi yah.

Sejauh ini gimana ceritanya? Agak gak nyambung yah?

Yang begini mohon dimaklumi juga masih awal nulis, jadi agak kurang nge feel.

Makasih juga buat yang selalu komen, like dan yang udah folow, tindakan kecil kalian berefek besar bagi Keket.

See you orang baik
Kita jumpa lagi di part sebelah.

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang