Menyukaimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku
~Marsya KayNanno~
Pagi telah tiba, tapi sayangnya, Nova dan Marsya belum belum berpindah kepribadian. Dan yah sepertinya Marsya harus pergi kesekolah menggantikan Nova, dengan sikap tenang ia memakai pakaian sekolah milik Nova dan berangkat sendiri.
Sampai sekolah, Marsya heran melihat semua orang tersenyum kepadanya, yang ia tau Nova sangat dibenci satu sekolah tapi kenapa sekarang berbeda.
Yah karna Marsya seorang psikopat dengan sangat mudah ia menyembunyikan expresi, tutur kata yang baik, dan sangat mudah untuk tersenyum mampu menolongnya untuk menyembunyikan identitas bahwa ia sebenarnya ada Marsya.
"Nova!" panggil Alvaro.
"Gila Nova lo, gue Marsya!"
"Lah elah, Nova kemana sih? Kok dari semalem lu mulu."
"Diem lo, ini giliran gue, Nova mungkin besok atau Nanti."
Marsya langsung pergi ke belakang sekolah, karna psikopat sering disebut sosiopat (anti sosial) tapi bukan karna anti sosial Nova adalah seorang psikopat. Berbeda kasusnya dengan Marsya, Nova anti sosial karna ia dijauhi oleh satu sekolah sedangkan Marsya yah karna itu sifat alami nya sebagai psikopat.
Disana Marsya langsung membuka hpnya bukan hp Nova tapi hpnya sendiri karna semalam ia baru membeli HP dengan alasan tidak mau menggunakan HP Nova yah karna HP termasuk privasi.
Karna masih HP baru jadi masih kosong dan tentu saja Marsya bingung ingin membuka apa di hpnya. Dan ia putuskan untuk membuka HP Nova saja.
Pertama dibukanya galery terlihat disana penuh dengan foto-foto Nova dan Alvaro. Mereka terlihat sangat bahagia, Marsya tersenyum melihat Nova, ada sedikit rasa iri dalam hatinya kenapa Nova bisa dekat dengan Alvaro sedangkan dirinya selalu bermusuhan saat jumpa dengan Alvaro.
Jujur dalam lubuk hatinya Marsya sangat ingin berada di posisi Nova, bisa bermain, bermanja, tertawa, dan bahagia bersama Alvaro. Salahkan jika Marsya merebut Alvaro dari Nova? Penghianat kah Marsya jika berhasil merebut Alvaro? Marah kah Nova jika Ia berhasil mengambil Alvaro?
"Gue juga pengen deket Alvaro kaya lo Nova!"
Jujur sejak awal berjumpa dengan Alvaro Marsya sudah menyukainya, tapi ia sadar bahwa Alvaro hanya untuk Nova, Marsya berusaha untuk menolak kenyataan bahwa ia menyukai Alvaro dengan bersikap judes. Tapi sayangnya ia semakin menyukai Alvaro. Salahkan Marsya?
"Gak! Gue gak boleh rebut Alvaro dari Nova! Pokoknya Alvaro cuman buat Nova!" marah Marsya pada dirinya sendiri.
"Ayok Marsya sadar lo gak boleh gini! Jauhin Alvaro! Jauhin, jauhin, sesulit apapun itu lo harus jauhin! Lo hadir dalam diri Nova buat jagain dia bukan rusak kebahagiaanya, sadar Marsya!" Marsya mulai tidak bisa mengendalikan dirinya dan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri memaksa dirinya untuk menjauhi Alvaro.
Karna pada faktanya semakin kamu melupakan seseorang semakin kau jatuh cinta padanya, dan itu memang benar, sejak pertama Marsya berusaha melupakan Alvaro tapi sampai sekarang ia semakin mencintai Alvaro, sekali lagi salahkah Marsya salah mencintai Alvaro?"
"Yok bisa yok jauhin Alvaro demi Nova!" ucap Marsya pada dirinya sendiri.
"Alvaro sukanya sama Nova bukan sama Marsya, jadi jangan berharap! Lupain yah, Marsya bisa lupain Alvaro kok," ucap Marsya lagi memberi semangat pada dirinya sendiri.
Layaknya orang yang depresi, Marsya langsung menelpon anak buahnya dan meminta korban. Marsya pergi meninggalkan sekolah tanpa ada rasa bersalah, tak peduli dengan amukan guru, yang terpenting adalah menyalurkan emosinya dengan membunuh, cuman membunuh yang bisa menenangkannya.
Marsya terlalu memikirkan Alvaro dengan Nova, sehingga ia menjadi emosi sendiri, melihat tawa Alvaro dengan Nova sungguh membuatnya sakit hati, untung saja perempuan yang dekat dengan Alvaro adalah Nova kepribadiannya sendiri jika orang kain sudah dipastikan orang tersebut sudah terbengkalai di rumah mayat tempat Marsya membunuh.
"Kenapa sih harus lo yang deket sama Alvaro!?" emosi Marsya dalam perjalanan menuju rumah mayat.
Sampai dirumah mayat, Marsya langsung disambut dengan tujuh korban sekaligus, selain memuaskan nafsunya, membunuh juga meredakan emosinya, oleh sebab itu setiap Marah, sedih, senang, gembira, sakit hati Marsya selalu membunuh untuk menambah gairah dalam dirinya, jangankan tujuh jika ada dua puluh korban Marsya juga sanggup menghabisinya semua.
Dengan sangat sadis Marsya merobek-robek korban dengan dua cutter kedua tangannya, bak harimau yang kelaparan Marsya mencakar-cakar korban sambil berteriak memaki dirinya sendiri.
"Kenapa gue harus suka sama Alvaro, gue bodoh!"
"Gue gagal jaga perasaan ini!"
"Gue gagal jagain Nova!"
"Gue Pelakor!"
"Aaarrghh! Gue gak pantes hadir dalam diri Nova!"
"Gue gak bisa jauhi Alvaro, hiks gue gak bisa lupain dia, gue Pelakor! Gue perusak kebahagiaan orang lain! Hiks...."
Marsya menagis tersedu-sedu tapi tangannya tidak berhenti mencakar-cakar tubuh korban, mulutnya yang terkena cipratan darah tidak berhenti memaki-maki dirinya sendiri. Marsya merasa ia adalah makhluk yang paling jahat dimuka bumi ini.
"Aargghhh! Gue benci diri gue sendiri!"
"Demi apa gue benci diri gue sendiri!!"
Tak henti-hentinya air mata mengalir sederas darah, kali ini Marsya benar-benar kehilangan kendali. Antara rasa iri dan ikhlas setara dalam dirinya, ia sendiri juga bingung, apakah ia ikhlas Nova bersama Alvaro atau sebaliknya.
"Gue ikhlas, sumpah gue ikhlas lo sama Alvaro!"
Marsya kembali berteriak kepada dirinya sendiri, mencoba untuk berkata ikhlas walaupun dalam lubuk hati terdalamnya sangat tidak ingin mengucapkan kata-kata tersebut. Bagaimana ia bisa ikhlas sedangkan dirinya sendiri sudah terlalu jauh mencintai Alvaro mulai sejak dirinya hadir dalam diri Nova, yang pertama kali ia liat adalah Alvaro buku ibunya tau orang lain.
Jujur saat Alvaro mengikutinya ke cafe dengan alasan "Gue gak mau lo dapet masalah," sungguh disitu juga Marsya sudah dibuat terbang melayang tapi sayang dijatuhkan begitu saja dengan kata-kata
"Maaf Mbak, tipe saya juga buka anda jadi jangan GR," kata-kata dari Alvaro sungguh membuat Marsya jatuh sejatuh-jatuhnya. Bayangkan saja sehabis terbang setinggi tingginya, sesaat kemudian jatuh sejatuh-jatuhnya bayangkan gimana rasa sakitnya."Kenapa sih disaat pertama kali gue hadir elo yang gue liat!?"
"Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa diantara banyaknya laki-laki gue harus suka sama orang yang disukai kepribadian gue sendiri!? Kenapa?" sedih Marsya.
"Nova maafin gue, gue gagal jaga perasaan ini hiks."
"Gue suka sama Alvaro! Gue pengen deket sama dia! Gue pengen dia balas perasaan gue, tapi itu gak mungkin! Hiks gue bodoh!"
"Gue tolol, gue Pelakor gue PHO gue gak pantas hidup!" Hiks.
~Bahkan menyukaimu adalah masalah terbesar bagiku~
-Marsya KayNanno-
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanno(va)
RandomNova, perempuan bernetra coklat abu-abu yang menyimpan sejuta lara dalam hidup. Pendiam dan misterius itu kepribadiannya. Kehadirannya yang dianggap bencana layaknya kedatangan Nanno dalam serial Thailand 'Girl From Nowhere' menjadikan hidupnya pen...