Part 28 : Kesedihan Tissa

90 16 1
                                    

Terkadang aku juga ingin diposisi mu, apakah aku salah?

~Tissa Aurellia~

Jam lima sore sudah terhitung Marsya berada dirumah mayat selama tujuh jam, sebelum cabut dari sekolah jam sepuluh. Sudah cukup lama teryata, akibat membunuh disertai caci maki dan tangisan Marsya banyak menguras tenaga dan membuatnya tertidur hingga beberapa jam. Dan sekarang ia harus pulang.

Tidak ingin dicurigai oleh Tissa seperti kemarin yang membuat Nova difitnah open bo akibat ia tidak berganti pakaian sehabis membunuh yang alhasil membuatnya Nova mendapatkan banyak hujatan. Gara-gara ia yang tidak berganti pakaian sehabis membunuh tentu saja membuat Tissa berfikir yang tidak-tidak karna penampilan Nova yang sangat kacau.

Beres! Selesai berganti pakaian di ruang pribadi yang telah disusun khusus untuknya Marsya langsung pulang kerumah, seperti biasa rumah masih selingkuh karna Mama Papa Nova belum pulang dari kantor mereka minimal pulang kisaran jam sembilan-sepuluh.

Kegiatan membunuu sungguh sangat menguras tenaga Marsya, yang ia inginkan sekarang hanyalah tidur dan istirahat, tapi sialnya di pertengahan jalan menuju kamarnya ia diberhentikan dengan bacotan Tissa yang tiba-tiba nongol di depan pintu kamarnya.

"Bagus banget yah, cabut dari sekolah pulang ke rumah jam lima! Open Bo yah? Banyak yang nyewa pasti! Laris ya huuh makin besar lah usahamu!"

Sungguh yang Marsya inginkan sekarang hanya berbaring di tempat tidurnya, jujur saja ia ingin sekali membalas bacotan Tissa tapi sayang rasa capeknya lebih dominan dan mungkin waktunya ia mengalah dan lebih memilih mengabaikan Tissa yang berharap bacotanya dibalas.

Marsya hanya mengangkat ujung bibirnya meremehkan Tissa, laku pergi begitu saja tanpa mau membalas walaupun hanya dengan satu kata, lebih baik ia tidur dari pada mengopeni orang seperti Tissa.

Sedangkan Tissa merasa geram sendiri dengan Nova yang tidak terpancing dengan kata-katanya, niat awal adalah membuat Nova marah tapi sialnya Nova sama sekali tidak tertarik dengan obrolan yang dibuatnya.

"Dasar Nanno loh!" teriak Tissa yang emosi pada Nova yang sudah terlelap didalam kamarnya.

***

Tepat hari ini adalah hari minggu Marsya bangun tidak bukan Marsya tapi Nova mereka sudah perbindah kepribadian sebelum pagi tiba.

Nova bangun pagi seperti biasa tidak seperti Tissa yang bangun jam sepuluh setiap hari minggu. Yah bisa dibilang Tissa adalah anak yang pemalas entah itu dari lahir atau karna ia tidak disukai oleh orang tuanya sendiri, dalam kata lain Tissa tidak diistimewakan seperti Nova.

"Pagi Ma, pagi PA."

"Pagi sayang," jawab Nini dan Hendra kompak.

"Mama sama Papa gak ke kantor?"

"Enggak dong ini kan minggu."

"Eeh iya deng. Ma Pa mumpung hari minggu leburan yuk, kita jarang lo ngumpul bareng," ajak Nova yang teryata terdengar orang Tissa disebalik tembok kamarnya.

"Wah, ide bagus tuh ayok deh, mau liburan kemana? Pantai aja gimana?" tanya Hendra yang menyetujui permintaan putri kesayangannya.

"Setuju!" jerit Nini dan Nova bersamaan dengan tawa bahagia. Sungguh ibu anak yang kompak

"Aku ikut boleh ya Ma Pa?" tanya Tissa yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.

"Gak boleh kamu di rumah aja!" sahut Hendra yang entah kenapa tidak menyukai Tissa sama seperti Nini.

"Tapi Pa akun pengen ikut."

"Gak boleh!" bentak Nini setuju dengan suaminya yang tidak memperbolehkan Tissa ikut.

"Pa bolehin aja Tissa ikut," ucap Nova.

"Yaudah karna putri kesayangan Papa yang minta dia boleh ikut," jawab Hendra yang terlalu royal terhadap Nova.

"Tapi kamu berangkat sendiri gak boleh naik mobil bareng kami, paham!?" bentak Nini lagi.

"Iya Ma," pasrah Tissa. Langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sampai di kamar Tissa menumpahkan semua air matanya, mungkin di depan keluarganya ia sanggup menahan air mata tapi dibelakangnya sungguh cairan bening tersebut tidak bisa ditahan sama sekali.

Sakit? Jangan ditanya ia seperti anak broken home yang selalu dihadiahi perkelahian orang tua, sama sekali tidak ada bedanya dengan anak broken home. Tissa sungguh sangat-sangat iri dengan Nova.

"Gue benci sama lo Nova! Gue benci! Benci! Benci!" teriak Tissa yang bebas mengeluarkan unek-uneknya karna kamarnya yang kedap suara.

Tidak apa ini sudah biasa terjadi dalam hidup Tissa, dengan segera ia menghapus air matanya dan bersiap pergi ke pantai untuk liburan bersama keluarganya walaupun sebenarnya kehadirannya sama sekali tidak diharapkan.

Tissa sudah memesan taksi terlebih dahulu, untuk mengikuti mobil keluarganya agar tidak tersesat. Entahlah mengapa Tissa sangat ingin ikut, mungkin ia hanya ingin menghabiskan waktunya walaupun kejadiannya sama sekali tidak berarti.

Sampai di tempat tujuan yaitu pantai, karna masih siang udara sangat panas dan saat seperti ingin sangat cocok untuk meminum es kelapa muda di pinggir pantai. Disaat keluarganya asik bergoto ria Tissa hanya bisa diam melihat kedekatan Nova dan Mama Papanya.

Mereka sama sekali tidak mengajak Tissa berfoto walaupun hanya sekali, dengan santai mereka membiarkan Tissa diam menatap ombak yang naik turun.
Apalah daya Tissa hanyalah anak yang tidak diinginkan, dan tidak jelas apa alasannya.

"Ma Pa semalam di kamar kalian ada coklat gak?"

"Coklat? Ada enam batang di nakas, kamu yang naruh yah?"

"Iya Ma, semalam Nova dikasih banyak coklat sama temen-temen, sampe loker Nova aja sampai penuh."

"Ooh ya?" tanya Hendra yang dibawa anggukan oleh Nova.

Lagi dan lagi, Tissa sangat iri melihatnya, sedari dulu Tissa memimpikan berada diposisi Nova saat ini tapi itu hanyalah hayalan yang sama sekali tidak bisa terwujud, bagai hujan emas itu sungguh tidak mungkin.

"Kita beda yah, kamu menangis diluar dan tertawa di rumah, sedangkan aku sebaliknya," ucap Tissa yang ingin sekali disampaikan oleh Nova.

~Imgin rasanya menjadi wanita ratu yang manja, tapi sayang keadaan memaksaku untuk menjadi wanita yang kuat:)~

~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____

Author: kasihan sih tapi sayang jahat🙁

Nanno(va) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang