40. Kesalahan Pertama

942 133 38
                                    

Pagi Varsha sangat indah hari ini. Bukan teriakan alarm ataupun suara art yang membangunkannya, melainkan suara Al dari seberang telepon. Tentu saja Varsha senang. Mood Varsha pasti akan baik hari ini.

Morning, Al,” sapa Varsha dengan suara khas bangun tidur disertai senyuman, meski senyum itu tidak dapat dilihat oleh Al.

Baru bangun?”

Varsha mengangguk pelan. “Iya.”

Nggak shalat?”

Varsha tersenyum senang mendengar Al yang begitu peduli dengannya. “Lagi enggak. Tanggal merah.”

Varsha bergulingan di tempat tidur. Mengubah posisinya menjadi tengkurap dengan ponsel yang tetap setia menempel di telinga kanannya.

“Lo ada acara hari ini?”

Varsha berpikir sejenak, mengingat. “Aku ada photoshot sih, tapi nanti siangan. Kenapa?”

Gue temenin.”

Bola mata Varsha melebar antusias. Varsha kembali membalik tubuhnya menjadi terlentang.

“Serius?”

Iya.”

“Oke, aku siap-siap dulu. See you.”

Varsha bersorak kegirangan. Bagai anak kecil yang diberikan mainan baru, Varsha melompat-lompat di atas tempat tidur membuat benda di atasnya bergetar. Varsha sangat senang.

***

Satu jam kamar Varsha lengang. Yang terlihat hanya Varsha yang sibuk bersiap ini-itu agar tampil perfect di depan Al. Meskipun sering bertemu, tetap saja Varsha ingin tampil terbaik sehingga Al tidak pernah berpikir untuk menatap ke arah yang lain.

Berbagai macam baju dikeluarkan dari dalam lemari kaca, dipatutkan satu per satu, lantas dibuang ke tempat tidur saat merasa kurang cocok. Berlanjut begitu sampai sepuluh baju berikutnya.

Setelah urusan baju selesai, Varsha berpidah menuju meja rias. Menutup wajah cantik itu dengan skincare lantas melapisinya dengan make up. Varsha meneliti wajahnya dengan detail, memastikan semuanya sempurna.

Varsha menggunakan lipmate untuk sentuhan terakhir. Bibirnya dilipat ke dalam untuk merapikan benda berwarna itu. Varsha tersenyum senang saat semuanya telah selesai.

Ting!

Ponsel Varsha berdenting, notifikasi pesan. Cepat-cepat Varsha mengambil lantas mengecek ponselnya.

Al : Sha, maaf, gue nggak bisa temenin lo hari ini.

Senyuman yang sedari tadi berpendar di bibir Varsha perlahan sirna, lenyap tidak tersisa. Digantikan senyum sinis yang membodohi dirinya sendiri karena berharap terlalu banyak pada Al.

Nyatanya, realita sering tidak sesuai ekspektasi.

***

Mood Varsha tidak jadi baik hari ini, justru buruk padahal Varsha tengah datang bulan. Tambah buruk berkali-kali lipat mood-nya. Bahkan hasil photoshot-nya tidak sebagus biasanya.

Lelah, bete, kesal, Varsha memutuskan untuk pergi ke mall. Dipikir-pikir, Varsha sudah lama tidak ke tempat itu. Belakangan Varsha sibuk dengan Al, mulai dari mengejar sampai ngebucin dengan Al.

Langkah kaki Varsha berjalan pelan menyusuri bangunan yang saat ini padat, banyak orang berlalu lalang disekitarnya.

“Varsha!”

Varsha mengedarkan pandangan sampai bola mata Varsha mendarat pada seorang cowok yang berdiri di depan toko baju. Varsha berjalan mendekatinya, Rangga.

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang