33. Dia Siapa?

883 116 12
                                        

Varsha turun dari mobilnya. Senyumnya melebar ketika melihat Al yang datang dengan motor miliknya. Varsha berlari menemui Al.

“Hai, Al,” sapa Varsha kepada Al yang baru turun dari motornya.

Al tersenyum tipis menanggapi sapaan Varsha.

 “Baru berangkat?” tanya Al melihat tas yang masih  berada di punggung Varsha.

“Iya. Kamu udah sarapan belum?”

Al menggeleng pelan.

“Sarapan bareng yuk! Kantin!” seru Varsha ceria.

Tanpa menunggu persetujuan Al, Varsha menggenggam tangan Al. Mereka berdua berjalan bersisian menuju kantin yang masih sepi karena masih cukup pagi.

Al dan Varsha duduk di salah satu kursi dengan membawa nasi goreng dan juga teh manis hangat. Mereka duduk berhadapan lantas memakan makanan masing-masing dengan diselilingi celotehan dari Varsha.

“Sha, gue ke toilet bentar,” ucap Al pada Varsha setelah menyelesaikan makanannya.

Varsha mengangguk. Dia kembali melanjutkan makannya yang belum habis. Tidak butuh waktu lama, makanan itu segera habis. Kini Varsha bingung mau melakukan apa. Al belum kembali dari toilet.

Tanpa sengaja, mata Varsha menemukan ponsel Al yang tergeletak begitu saja di atas meja. Rupanya Al lupa membawanya atau memang sengaja ditinggal?

Varsha meraih ponsel itu. Tiba-tiba rasa penasaran menyerang dirinya. Varsha belum pernah melihat-lihat isi ponsel Al sebelumnya. Varsha menyalakannya. Ternyata tidak terkunci. Rasa penasaran itu semakin menjadi-jadi. Pikiran Varsha menerka-nerka isi ponsel Al.

Ingin membuka tapi belum izin pada Al. Bagaimana jika Al tidak suka dan marah? Tapi, kan Varsha sekarang pacar Al, jadi membuka ponsel pacar sendiri itu hal yang wajar, bukan?

Varsha tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dia meraih ponsel Al lantas membukanya. Icon yang pertama kali menarik perhatian Varsha adalah galeri. Mendadak, Varsha penasaran, foto apa saja yang disimpan Al.

Tanpa berpikir panjang. Varsha mengetuk icon tersebut. Varsha menyecroll foto-foto yang ada di sana. Gerakannya berhenti melihat foto seorang cewek di sana. Bukan hanya satu, foto cewek itu banyak. Dan itu disimpan oleh Al. Hati Varsha mencelos. Dadanya terasa sesak.

Dia siapa?

“Varsha.”

Varsha mengembalikan layar ponsel Al ke halaman depan lantas mematikannya. Varsha mengalihkan pandangan menatap Al yang tengah berjalan ke arahnya. Dia meletakkan ponsel itu ke atas meja.

Tanya, enggak? Batin Varsha.

“Sha, gue harus ke lab ipa sekarang. Lo ke kelas sendiri ya,” ucap Al pelan.

Varsha terdiam lantas mengangguk. "Iya, nggak papa."

“Gue duluan.”

Al mengambil ponselnya tanpa rasa curiga posisi ponsel itu telah berpindah. Atau mungkin Al sudah melihat Varsha menggunakan ponselnya? Dan Al tidak marah?

Varsha menyenderkan punggungnya di sandaran kursi. Foto cewek di galeri ponsel Al terus terngiang di otaknya. Itu membuatnya merasa sesak.

***

Di dalam kelas sepanjang pelajaran, Varsha hanya diam. Otaknya terus memikirkan foto cewek di ponsel Al. Siapa dia? Kenapa Al menyimpan fotonya? Apakah cewek itu sangat berarti bagi Al? Atau dia mantan Al? Atau… pacar Al?

Hati Varsha terasa ngilu walau hanya memikirkan itu saja. Berbagai pikiran negatif mulai menghantui dirinya sendiri.

“Lo kenapa sih, Sha, diem aja dari pagi?” tanya Gisel yang sedari tadi memperhatikan Varsha.

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang