"EELLL!! INI PASTI PERMEN KARET LO!! JOROK BANGEETTT!!" teriak seorang cewek berambut sebahu bernama Salsa di ambang pintu kelas 11 IPA 3.
Matanya menatap jijik pada permen karet yang melekat di bawah sepatunya sebelum tertuju pada seorang cowok yang tengah duduk di atas meja paling depan yang ada di sisi dinding. El.
El menoleh dengan senyum menjengkelkan membuat Salsa semakin geram. Raut kesal terpatri jelas di wajahnya.
"SINI LO!!" teriak Salsa sebelum berlari mengejar El yang melompat dari meja dan berlari menghindari amukan Salsa. Salsa mengambil sapu di pojok kelas kemudian mengarahkannya pada El. "EEELLLL!!!!"
"Kek bocah banget," ucap Ares pelan.
Seorang cowok berlarian menuju kelas 11 IPA 3. Hito. Dia menghentikan langkahnya di ambang pintu kelas.
“KELAS KITA BAKAL KEDATANGAN CEWEK BARU WOIII!” teriak Hito.
Sedetik kemudian, dia membungkukkan tubuhnya dengan tangan yang memegang lutut. Mencoba menetralkan napasnya yang tidak beraturan akibat berlarian di sepanjang koridor demi memberikan informasi pada teman-teman sekelasnya.
"WIDIIIHHH!"
"Siapa? Cakep nggak?!" sahut Aiden antusias.
"Cakep banget, njir! Asli gila nggak boong!" balas Hito sama antusiasnya.
Mata Aiden langsung berbinar mendengar itu. Kedua bibirnya tertarik menciptakan garis lurus. Yang ada dipikirannya hanyalah satu. Mangsa baru.
"EEELLLL!!!!" teriak Salsa yang sudah terduduk di lantai akibat ulah El. El sengaja mengulurkan kakinya yang membuat Salsa tersandung kemudian terjatuh.
Tawa ngakak keluar dari mulut El. Dia memukuli meja di sampingnya saking ngakaknya. "Capek ya mbak? Sampe nyungsep gitu.”
"Kasian El, jangan lo usilin terus," ucap Erlang.
"Tau tuh! Usil banget jadi cowok!" sahut Gisel, teman Salsa yang kini tengah berjalan mendekati Salsa.
"Bangun, Sal!" Gisel mengulurkan tangannya pada Salsa yang kini bibirnya bergetar.
"HUWAAA!! MAMII!! EL NAKAALLL!!!" teriak Salsa dengan bibir bergetar dan mata yang berkaca-kaca.
Gisel yang berada di samping Salsa menutup telinganya. Dia menatap El sambil berkata 'mampus lo' dalam gerakan bibirnya. El sendiri langsung kelabakan melihat Salsa yang benar-benar menangis. Tawa keluar dari mulut Azzam, Dava, Aiden, Ares, dan Erlang. "Mampus lo!" seru mereka bersamaan.
"Eh ini gimana woi?!" tanya El pada ketiga temannya yang sama sekali tak digubris. Mereka hanya mengedikkan bahu.
"Cup cup cup, jangan nangis dong elah," ucap El pada Salsa.
"MAMIII!!!" teriak Salsa lagi.
"Eh diem dong, lo mau apa ntar Al beliin." El menatap Al yang juga tengah menatapnya sambil nyengir.
Al menggelengkan kepalanya pelan. Dia kembali ke posisi semula. Duduk di kursi dengan kepala nyender pada dinding. Tangannya disilangkan di depan dada dengan mata yang tertutup rapat.
"HUWAAAA!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarsha
FantasySetelah kedatangan Varsha Callista Valencia, Alfarellza Keandre Asvathama harus terjebak dengan gadis cantik yang terus mengejar dirinya tanpa malu tapi sialnya gadis itu justru selalu membuat hatinya menghangat. Tapi Al tetaplah Al. Bagi dirinya...