6. Lampu Hijau

1.3K 142 3
                                    

Al beserta bunda dan kedua adiknya tengah duduk di ruang keluarga. Al tengah tiduran di atas sofa dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel. Di bawahnya ada El yang tengah mengusili adik perempuannya –Khanza Jingga Asvathama atau yang kerap dipanggil Khanza. Khanza berteriak meminta bantuan pada Kinzy membuat Kinzy langsung menegur El.

Suara bel berbunyi membuat Kinzy segera bangkit untuk menyambut tamu yang datang sore menjelang malam ke rumahnya.

Pintu rumah Kinzy terbuka menampilkan seorang gadis cantik dengan senyum manisnya. Seorang gadis dengan balutan kaos monokrom yang diselimuti jaket jeans serta celana jeans robek di bagian paha. Tak lupa ada tas yang berada di punggungnya.

"Assalamu'alaikum, sore tante," sapa Varsha. Dia mencium punggung tangan Varsha.

"Wa'alaikumsalam. Kamu temennya Al sama El ya?" tebak Kinzy melihat penampilan perempuan di depannya. Nggak mungkin kan remaja perempuan itu mencari suaminya?

"Kenalin tante saya Varsha. Kalo El sih temen tapi kalo Al nggak deh tan, calon pacar," jawab Varsha nyengir membuat Kinzy terkekeh.

Suara perempuan yang tak asing di telinga Al terdengar membuat Al langsung menurunkan ponselnya.

"Bang El, Dicky jangan dilemes-lemes ntal mati!" seru Khanza ketika melihat anak ayam berwarna kuning peliharaannya diremas El.

"Kamu masih kecil, nggak boleh mainan anak ayam."

"Ih! Bang El nakal!"

Al segera bangkit dari tempatnya menuju ke depan. El yang sadar dengan itupun menjadi kepo. Dia melepaskan anak ayam di tangannya kemudian memberikannya pada Khanza. Dia beranjak dari tempatnya.

"Ohya tan, ini saya bawa martabak kebetulan tadi di jalan ketemu mamang martabak jadi saya beli. Semoga tante suka ya." Varsha memberikan plastik berisi makanan bernama martabak kepada Kinzy yang langsung diterima Kinzy dengan senang hati.

"Makasih, sayang. Tapi panggilnya bunda aja ya jangan tante."

Yes! Lampu hijau dari bunda mertua! Jerit Varsha dalam hati.

"Eh sampe lupa, ayo masuk," ajak Kinzy.

"Makasih tan eh bunda. Ohya Al nya ada, bunda? Varsha mau ngajakin Al belajar bareng."

Oke, ini hanya alibi Varsha. Niatnya ke rumah Al adalah untuk memperkenalkan diri pada keluarga calon pacarnya. Tapi nggak mungkin kan dia masuk ke rumah Al terus bilang 'perkenalkan saya Varsha calon pacar Al'.

"Ngapain lo ke sini?!" tanya Al ketus.

Al jengah dengan Varsha. Di sekolah, Varsha selalu mengikutinya dan sekarang Varsha juga mengikutinya ke rumah. Al berada di belakang Kinzy menatap Varsha tidak suka. Varsha yang hendak memasuki rumah menghentikan langkahnya.

"Huss Al! Nggak boleh nggak sopan kayak gitu. Masa temen kamu eh maksudnya calon pacar kamu mau belajar bareng malah diusir."

Varsha tersenyum. Calon bunda mertua membelanya!

Melihat Varsha tersenyum membuat Al semakin geram. Terlebih dengan bundanya yang malah membela Varsha.

"Widih calon kakak ipar dateng nih!" seru El sembari berjalan mendekati tiga orang di depannya.

Mata El berpindah pada plastik yang berada di tangan Kinzy. El mengambil alih plastik itu kemudian mengintip isinya. "Kakak ipar bawa martabak, enak nih. Thanks. Sering-sering ya, gue kan jadi keenakan." El nyengir.

"Ayo Varsha masuk dulu, masa di depan pintu terus," ucap Kinzy sembari menarik lembut tangan Varsha.

"Iya, bunda."

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang