7. Kucing

1.4K 146 3
                                    

Sebuah angkutan umum berhenti di seberang jalan depan gerbang yang diatasnya tertulis SMA Nebula. Varsha keluar dari angkutan umum itu dengan wajah lesu.

Varsha harus naik angkutan umum hari ini karena mobilnya tiba-tiba saja mogok di jalan. Saat dia hendak memesan taksi online, ternyata baterai ponselnya habis. Karena memang rencananya Varsha akan mencharger ponselnya di sekolah. Dan jadilah, dia harus naik angkutan umum yang penuh sesak, sumpek, bau lagi.

Varsha menciumi baju seragamnya yang sudah kusut. "Bau," ucap Varsha pelan.

Varsha segera membuka resleting tasnya mengambil sebuah benda berukuran kecil yang mungkin dapat menyembunyikan bau seragam Varsha. Sebenarnya bau seragam Varsha hanya berasal dari keringatnya tapi Varsha tidak mau ada kekurangan dalam dirinya.

Gimana kalau nanti Varsha bertemu Al tapi seragamnya bau keringat. Uh, pasti Al ilfeel padanya. Tidak! Tidak! Itu tidak akan terjadi!

Varsha mereapply parfum ke tubuhnya cukup banyak. Membuat wangi harus menyengat menyeruak dari tubuhnya. Varsha tersenyum kemudian mengembalikan parfum itu ke tempat asalnya.

Varsha melangkahkan kakinya menyebrangi jalan tanpa melihat ke kanan kirinya. 

TIIINNN!!

Varsha mengalihkan pandangan pada suara klakson itu. Sebuah motor melaju cepat ke arahnya. Varsha memejamkan matanya sembari berteriak. Kakinya terlalu kaku untuk digerakkan.

Satu detik kemudian, bukan hantaman yang terasa di tubuhnya melainkan sebuah sentakan di tangannya. Dia merasa tubuhnya di tarik lantas menabrak sesuatu.

Perlahan, Varsha membuka matanya. Matanya tertuju pada wajah datar Al yang ada beberapa senti di depannya. Belum sampai sana saja, Varsha merasakan sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. Tubuh mereka dekat, sangat dekat nyaris menempel atau bahkan sudah menempel?

Jika biasanya Varsha akan berteriak histeris, lain hal dengan ini. Bibirnya membeku, lidahnya kelu, bahkan wajahnya saja masih terlalu kaku untuk menampilkan senyuman. Varsha hanya diam. Walau di dalam rongga dada, jantungnya berdetak begitu cepat, aliran darahnya berdesir hebat. Ah, tiba-tiba saja perutnya mual.

Tersadar dengan posisinya, Al segera melepaskan tangannya dan menjauhkan tubuhnya dari Varsha. Senyum Varsha mengembang lebar. Tiba-tiba dia merasa gugup. "Ma-makasih, Al,"

Ih napa gue jadi gagap sih?

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Al membalikkan badan, melangkah menuju sekolah.

"AALL!! LO PASTI UDAH JATUH CINTA YA SAMA GUE!!" teriak Varsha.

"TEMBAK AJA SEKARANG AL! NGGAK USAH MALU-MALU UDAH PASTI GUE TERIMA!!"

Suara tawa terdengar di telinga Varsha membuatnya mengalihkan pandangan.  Gisel dan Salsa tertawa di atas motor mereka. Gisel di depan Salsa di belakang. Mereka baru sampai terlihat dari tas yang masih berada di punggung mereka. Saat mereka hendak  memasuki sekolah, mereka melihat Al dan Varsha yang berdekatan, sangat berdekatan membuat Gisel menghentikan motornya.

"Ya ampun Sha, lo kayaknya perlu dibawa ke rumah sakit deh. Penyakit pede lo udah overdosis," ucap Salsa.

"Mulutnya dikasih rem dong!" sahut Varsha kesal.

"Gimana? Mau lanjut apa stop?" tanya Gisel.

"Lanjut dong! Lagian gue udah mengantongi lampu hijau dari calon mertua," ucap Varsha sombong.

"DEMI APA?!" pekik Salsa. Dia langsung melompat turun dari motor membuat motor itu oleng dan nyaris jatuh jika tidak diseimbangkan oleh Gisel. Gisel mendengus.

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang