Varsha masuk ke dalam kelas dengan wajah kesal. Bibirnya terus dicebikkan. Moodnya yang memang sedang buruk karena pms dan berangkat naik angkutan umum karena mobilnya mogok kini bertambah buruk karena Al.
Dia melemparkan tasnya yang hanya berisi beberapa buku itu ke kursinya.
"Muka lo kenapa?" tanya Vela yang tidak ditanggapi oleh Varsha.
Varsha mendudukkan tubuhnya di atas meja bersisian dengan Gisel. Vela sendiri beralih tempat menjadi duduk di meja tepat di hadapan Varsha dengan kaki yang menapak pada kursi yang berisi tas Varsha.
"VARSHA!!" teriak Salsa. Dia tersenyum manis kepada Varsha.
Varsha menaikkan sebelah alisnya bertanya 'kenapa' tapi yang Varsha dapatkan bukan jawaban melainkan pelukan kuat dari Salsa membuat Varsha nyaris terjungkal ke belakang. Untung saja kedua tangannya dapat menopang tubuhnya.
"Makasih ya tadi ko udah bantuin gue!" seru Salsa. "Mana lo maki-maki itu cowok ngeselin pula! HUWAA!! SE- hmph."
Ucapan Salsa terhenti karena Varsha lebih dulu menutup mulut berisiknya untuk menghentikan suara melengking milik Salsa. "Nggak usah banyak bacot lo. Gue lagi sebel!"
"Kenapa? Al lagi?" tanya Gisel. Varsha melepaskan bekapannya pada Salsa.
"VARSHA TANGAN LO ASIN MANA BAU LAGI!!" teriak Salsa yang langsung membuat Varsha mendorong keningnya.
"Fitnah banget! Tangan gue itu bersih, steril, wangi!"
"Iya! Wangi bunga bangke!"
"Serius dong! Gue mau cerita ini!" sungut Varsha sebal.
"Iya iya mau cerita apa nona Varsha Callista Valencia?" Salsa tersenyum manis.
Varsha membenarkan posisinya menatap ketiga temannya bergantian. "Gini kan tadi gue ngejar Al ya kan. Gue kan ngucapin makasih sama nanya ya kali aja dia udah suka sama gue."
"Terus dia jawab apa? Pasti enggak ya?" tebak Vela disertai senyuman geli. Tangannya berpindah ke bahu Salsa yang berdiri di sebelahnya.
"Al jawab gini nih 'nggak usah kege-eran, gue pasti akan tolongin meskipun yang ada di posisi lo itu kucing' gimana gue nggak kesel coba!"
Vela, Gisel, dan Salsa saling lirik. Sedetik kemudian tawa keluar dari mulut mereka. Salsa bahkan sampai memegangi perutnya yang tergelitik geli.
Varsha menatap wajah mereka cengo sedetik kemudian wajah itu berubah memerah kesal. "NGESELIN LO SEMUA!!"
Varsha beranjak dari tempatnya. Dia berjalan menuju pintu berlawanan arah dengan El, Ares, Erlang, Dava, Azzam, dan Aiden yang berjalan memasuki kelas.
"Mau kemana nweng Varsha?" tanya Dava yang tidak disahuti oleh Varsha. Varsha melengos pergi melewati Dava begitu saja. "Yaahh aing dikacangin."
Di depan kelas, dia bertemu dengan Al. Langkah Varsha terhenti begitu juga dengan Al. Namun, sedetik kemudian Al melanjutkan langkahnya melewati Varsha begitu saja tanpa menolehnya sama sekali tanpa mengatakan sepatah kata pun padanya.
Varsha membalikkan badan menatap punggung Al marah. Dia meremas udara di sekitarnya membayangkan jika udara itu adalah wajah Al yang ingin sekali dia remas. Varsha menurunkan tangannya, berbalik, kemudian melanjutkan langkahnya.
Varsha duduk di taman sekolah, tepat di tempat duduk yang dibuat melingkari sebuah pohon. Bibirnya masih juga dicebikkan. Dia masih marah pada Al dan kesal pada ketiga temannya.
"Nih."
Varsha menatap sebatang coklat yang diulurkan di depannya. Kemudian menatap orang yang mengulurkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarsha
FantasiSetelah kedatangan Varsha Callista Valencia, Alfarellza Keandre Asvathama harus terjebak dengan gadis cantik yang terus mengejar dirinya tanpa malu tapi sialnya gadis itu justru selalu membuat hatinya menghangat. Tapi Al tetaplah Al. Bagi dirinya...