9. Pulang Bareng

1.2K 148 18
                                    

"AL!! Anterin aku pulang, ya?!!" teriak Varsha sambil mengejar Al yang terus melangkah.

"Al aku nggak bawa mobil, anterin yaa?!"

Hari sudah mulai gelap tapi Al dan Varsha baru selesai belajar. Salah satu kebiasaan Al yaitu lupa waktu jika sudah belajar apalagi jika sudah berhubungan dengan hitungan.

Varsha sendiri tidak masalah, asalkan bersama Al nginep di sekolah juga dia lakukan.

"Al masa kamu tega ninggalin aku sendirian sih?" tanya Varsha ketika Al menaiki motornya.

"Al-"

"Lo bisa pesen taksi online, nggak usah manja," ucap Al sebelum melajukan motornya meninggalkan Varsha sendirian.

Bibir Varsha mencebikkan bibirnya. Dia menatap motor Al yang sudah menjauh dengan kesal.

"Nggak peka banget sih!”

"Oke sabar, cewek cantik nggak boleh marah-marah," monolog Varsha. Dia mengatur napasnya.

Varsha mengambil ponsel yang ada di tasnya. "Kebiasaan banget sih kalo lagi dibutuhin pasti lowbat. Ah elah!"

Varsha kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Terus gue pulangnya gimana? Jalan kaki gitu?! AL GUE SEBEL SAMA LOOO!!!"

Varsha berjalan dengan kaki yang dihentak-hentakkan menuju halte di depan sekolah. matahari sudah benar-benar lenyap dari pandangan mata tapi Varsha masih diam di tempatnya. Tidak ada angkutan umum, taksi, ataupun ojek yang melintas. Padahal kendaran itu yang Varsha butuhkan saat ini.

jalanan di depan sekolah juga masih ramai tapi tidak ada satupun orang yang Varsha kenal melintas di sana. andai saja ada pasti Varsha sudah nebeng.

Karena bosan menunggu terlalu lama, Varsha memutuskan untuk menuju pangkalan ojek yang berjarak beberapa ratus meter dari SMA Nebula.

Dengan berat hati, Varsha harus jalan kaki ke sana padahal sejujurnya di sudah lelah. Ingin merebahkan diri di kasur empuknya.

Varsha menendangi kerikil yang ada di depan kakinya untuk mengurangi rasa bosan dan kesal.

Saat itulah, sebuah motor berhenti di samping Varsha. Varsha menatap motor itu yang terlihat familiar.

Pengendaranya membuka helm full face yang menutupi kepalanya membuat Varsha dapat melihat wajah pengendaranya yang sudah Varsha tebak sebelumnya.
 
"Naik," titah Al. Iya, Al.

Al tidak tega membiarkan Varsha pulang sendirian malam hari karena Varsha itu cewek. Terlebih Varsha pulang malam karena dirinya.

"Naik atau gue tinggal?" tanya Al yang masih tidak digubris oleh Varsha.

Varsha masih menatap wajah Al dengan tatapan tak percaya. Al balik lagi demi dirinya!!

"Naik atau gue tinggal?" tanya Al lagi dengan nada yang lebih tajam.

"Eh iya iya aku naik," jawab Varsha. Dia memutari motor Al kemudian menaikinya.

Tanpa mengatakan apapun, Al melajukan motornya tanpa peduli Varsha yang tengah senyam-senyum nggak jelas di belakangnya. Al hanya merotasi bola matanya saat melihat wajah Varsha dari kaca spion motornya.

"Al aku boleh peluk nggak?!" tanya Varsha dengan berteriak agar suaranya tidak tertelan angin. Al tidak bersuara.

"Al aku boleh peluk nggak?!"

Al masih diam. Itu tandanya enggak.

Varsha mengurungkan niatnya. Dia hanya bisa pasrah daripada Al marah dan malah menurunkannya di jalan, iya kan?

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang