56

1.9K 180 105
                                    

“Kau menyiksaku di sini dalam rasa bersalah yang kini membunuhku secara perlahan.”

“Ternyata sedalam itu kau benci diriku.”



Shania melepaskan bibirnya dari bibir Al yang hanya bisa tertegun karena tindakan mendadak dari Shania. Shania menatap Al dengan pandangan yang meredup.

Dia menarik senyum sesaat sebelum memuntahkan darah dari mulutnya.

Al terbelalak melihat itu. Dia langsung memegangi tubuh Shania yang lemah.

“Shan, Shania!”

Shania tersenyum. “Maaf, Kak. Maaf, aku sayang sama kamu lebih dari adik ke kakaknya.”

“Shania, bertahan! Kamu harus bisa bertahan!”

Shania kembali tersenyum pada Al, lalu memejamkan mata bersamaan dengan kesadarannya yang menghilang.

“Shania!” Al berseru panik.

Al langsung menggendong tubuh lemah Shania dan berlari meninggalkan tempat itu. Air mata Al menetes. Al tidak mau terjadi sesuatu pada Shania. Al tidak mau kehilangan Shania.


***


Kinzy berlarian menyusuri rumah sakit setelah mendapatkan informasi dari Al. Dari wajahnya, terlihat jelas Kinzy begitu panik dan khawatir. Langkah kaki Kinzy berhenti di depan ICU, dia melihat Al yang terduduk lemas di sudut lorong sambil memegangi kepalanya.

“Al! Al, gimana kondisinya Shania?” tanya Kinzy panik.

Al mendongakkan kepalanya membuat Kinzy dapat melihat bercak air mata di pipi Al.

“Bun, kata dokter, kondisi Shania semakin buruk. Shania harus segera dapet transplantasi hati. Kalau nggak…” Al tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, sebagai gantinya Al menggeleng pelan.

Tubuh Kinzy seketika lemas. Dia terduduk di kursi panjang yang ada di sebelah Al. Air matanya mengalir deras. Biar bagaimana pun, Kinzy sangat menyayangi Shania.

***


Berjam-jam, Al terduduk lesu di depan ICU tanpa melakukan apapun. Saat sedang memikirkan cara agar bisa mendapat donor hati yang tepat untuk Shania, Al teringat janjinya pada Varsha.

Al lupa tentang itu. Dia terlalu panik dengan Shania tadi.

Al segera berdiri, lalu berlari meninggalkan rumah sakit. Apa Varsha masih menunggunya di tepi danau? Apa Varsha kecewa lagi dengan Al? Apa Varsha marah karena Al tidak datang? Al merutuki dirinya dalam hati.

Al mengelilingi tepi danau tempat dia meminta Varsha untuk datang, tapi Al tidak menemukan Varsha di sana. Jadi, Al memutuskan untuk pergi ke rumah Varsha.

Motor Al berhenti di depan rumah Varsha. Al mengerutkan keningnya saat melihat pintu rumah Varsha tidak tertutup rapat, padahal kemarin pintu itu terkunci. Selain itu, seluruh jendela yang ada di rumah itu juga tertutup rapat.

Tapi Al segera menepis pemikiran aneh yang menghinggapinya, harusnya Al bersyukur karena itu artinya Varsha ada di rumah.

Dengan langkah pelan, Al mendekati pintu rumah Varsha, lalu mendorongnya pelan.

Al menggeleng pelan bersamaan dengan hatinya yang hancur. Kaki Al mendadak lemas membuatnya harus berpegangan pada dinding.

Melalui cahaya yang datang dari luar melewati pintu rumah Varsha, Al dapat melihat Varsha yang terduduk bersandarkan dinding dengan darah yang mengucur deras dari nadi yang ada di tangannya.

“ENGGAAAK!!! VARSHAAAA!!!”

Al melangkah pelan mendekati Varsha. Air matanya menetes ke lantai pada setiap langkahnya. Al hancur. Al benar-benar hancur melihat Varsha. Dia terduduk lemah tepat di depan Varsha.

Al memberanikan diri menyentuh wajah Varsha yang pucat pasi. Dingin. Al terlambat. Varsha telah pergi. Benar-benar pergi. Selamanya.

Al menutupi wajah. Menangis sejadi-jadinya. Al tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi pada Varsha. Al tidak pernah menyangka Varsha akan mengakhiri hidupnya seperti ini.

Tatapan Al tanpa sengaja mendarat pada sebuah kertas yang tergeletak di samping genangan darah Varsha. Di atas kertas itu, ada sebuah kalung. Kalung yang pernah Al berikan pada Varsha dulu saat mereka masih bahagia bersama.

Dengan tangan gemetaran, Al meraih kertas itu, lalu mulai membacanya.


Hello, Al

Aku pikir dengan jadian sama kamu, hidup aku akan bahagia karena kamu orang yang membuat aku bisa hidup lebih lama

Ternyata aku salah

Harusnya dulu kamu nggak pernah nolong aku biar aku nggak perlu kenal cowok brengsek kayak kamu

Aku jatuhin harga diri aku demi kamu. Aku berjuang mati-matian buat kamu. Tapi apa balasannya?

Selama ini aku mikir nggak papa kalau kamu sama Amara, nggak papa kalau kamu sama Shania, nanti juga kamu akan kembali ke aku

Nyatanya aku salah

Kamu jahat, Al. Kamu cowok paling jahat yang pernah aku kenal

Kamu selalu minta maaf, tapi selalu mengulang kesalahan yang sama. Arti kata maaf buat kamu itu apa?

Kamu selalu minta aku buat ngertiin kamu, tapi apa pernah kamu ngertiin aku sekaliiii aja?

Aku selalu mencoba buat percaya sama kamu, tapi apa kamu percaya sama aku?

Enggak, Al

Kamu egois

Kamu nyakitin aku

Pernah nggak kamu mikir gimana sakitnya jadi aku?

Aku yang berjuang untuk hubungan kita. Aku juga yang berjuang untuk mempertahankan hubungan kita

Sendirian, Al

Harusnya kamu berterima kasih sama aku, bukannya malah nyakitin aku

Perjuangan aku nggak berguna

Pengorbanan aku sia-sia

Mommy ninggalin aku, daddy ninggalin aku, mereka benci aku, mereka nggak pernah mengharapkan aku ada di dunia ini

Aku hancur, Al. Tapi, apa kamu ada saat aku hancur?

Enggak, Al

Kamu minta aku dateng supaya aku bisa lihat kamu ciuman sama cewek lain

Hebat, Al! Hebat banget!

Aku cewek paling bodoh karena pernah percaya sepenuhnya sama kamu

Aku cewek paling bodoh karena pernah yakin sepenuhnya kamu enggak akan pernah kecewain aku

Aku balikin kalung dari kamu, Al.

Aku pikir Alvarsha itu Al dan Varsha ternyata aku salah. Alvarsha itu Al, Varsha, Shania. Aku ada di tengah-tengah kalian dan mengganggu hubungan kalian

Selamat! Penghalang ini sekarang udah pergi

Aku nggak akan kasih kamu waktu untuk berjuang buat aku

Aku nggak akan kasih kamu waktu buat memohon dan mengemis maaf padaku

Maaf aku nggak akan pernah pantas buat kamu

Gue capek Al!

Gue kecewa sama lo!

Gue udah muak sama semua ini!

Gue udah enggak peduli lagi sama lo dan semua yang berhubungan sama lo!

Lo udah nggak ada dalam hati gue lagi, Al

Hati gue udah mati dan lo yang buat hati gue mati

Inget, Al

Meskipun gue udah nggak ada, lo akan selalu terikat sama gue

Gue masih pacar lo dan selamanya akan jadi pacar lo

Setiap senyum lo adalah tangis buat gue

Bahagia lo adalah derita buat gue

Lo nggak akan pernah bisa sepenuhnya bahagia

Gue mau lo selamanya menderita

Gue mau lo rasain penderitaan lebih dari yang gue rasain

Gue mau lo selamanya menyesal karena pernah sia-sia gue yang tulus cinta sama lo

Gue benci lo, Al

Gue nyesel pernah cinta sama lo

JANGAN PERNAH BAHAGIA KARENA AKU ENGGAK AKAN PERNAH RELA UNTUK ITU



Kertas itu terjatuh. Al menutup mulutnya rapat-rapat. Tubuh Al gemetar hebat. Apalagi dengan melihat kalimat terakhir Varsha yang berwarna merah.

Kalimat itu ditulis dengan darah Varsha.

“SHA! MAAFIN GUE, SHA! MAAFIN GUEEEE!!!” Al berteriak kencang.

Al meraih tubuh Varsha, lalu mendekapnya erat. Air mata Al menetes deras di bahu Varsha yang sudah tidak bernyawa.

Al menangis sejadi-jadinya. Al menyesali semua perbuatannya.

Al berbisik lirih di telinga Varsha.

“Lo bener, Sha. Gue jahat. Gue udah nyakitin lo. Maafin gue, Sha…. Maafin gue….”

-END-

Dapet enggak sih feelnya? Keknya enggak deh...

Sebernernya cerita ini nggak sesuai banget sama ekspektasi aku
Banyak banget scene yang nggak dapet feelnya
Mungkin karena kelamaan hiatus kali yaa

Makasih buat kalian yang sabar nunggu aku up cerita ini sampai berbulan-bulan dan maaf juga buat itu
Nggak nyangka banget sih masih ada yang nungguin cerita ini.
Makasih banget

Mmm… kasih kalimat dong buat mereka

Al

Varsha

Shania

Rangga

Amara

Author


Next mau ceritanya siapa dulu? K2, El sama adiknya Rangga, atau cerita lain?

Oh ya… buat kalian yang punya akun kwikku, jangan lupa mampir ceritaku di sana ya

Judulnya 10.10 mirip ceritanya Rangga sama Amara sih. Tau lah ya  ceritanya bakal gimana…


See u

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang