47. Jangan Ganggu Amara

796 125 31
                                    

Varsha berjalan pelan menuju ke lab ipa untuk bertemu Al. Sebenarnya Varsha masih sakit hati dengan sikap Al tadi, tapi Varsha tidak mau hanya karena itu hubungan mereka jadi memburuk. Varsha tidak siap kehilangan Al.

Langkah Varsha berhenti beberapa meter dari pintu lab ipa karena pintu itu dibuka dari dalam. Al dan Amara keluar dari ruangan itu sambil mengobrol sesekali tertawa.

Meskipun Al pernah bilang kalau dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Amara selain teman, meskipun Al pernah bilang kalau dia tidak menyukai Amara, tapi sebagai seorang perempuan apalagi Varsha adalah pacarnya Al, wajar kan kalau Varsha cemburu melihat kedekatan mereka?

Varsha menghela napas. Tatapannya tertuju pada punggung Al yang perlahan menjauh. Varsha tidak sanggup menemui Al sekarang. Rasanya masih sakit dengan kejadian tadi. Dan bertambah sakit saat AL terlihat baik-baik saja setelah membuat Varsha menangis.

***

Jam istirahat sebentar lagi berbunyi, jadi Al memutuskan untuk kembali ke lab ipa. Saat pintu ruangan itu terbuka, tatapan Al langsung tertuju pada sebuah plastik di atas meja yang berisi buku-buku yang tadi sedang Al baca. Al berjalan mendekat.

Di plastik berwarna putih itu, terdapat kertas yang menempel di sana.

Al, jangan lupa makan ya

Al menghela napasnya. Ini pasti dari Varsha. Bahkan setelah Al menyakitinya, Varsha masih tetap perhatian padanya. Hati Al mencelos.

"Maaf, Sha."

***

Al mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah. Matahari hampir tenggelam, jadi Al harus segera pulang. Al menoleh ke samping. Ada sebuah motor yang menyalipinya lalu memepet motornya. Al menepikan motornya, lalu berhenti.

Rangga membuka helm yang menutupi wajahnya, lalu mendekati Al yang baru saja melepas helm miliknya. Rangga memegang baju depan Al dan memaksa Al untuk turun.

"Brengsek lo!"

Rangga melayangkan sebuah pukulan yang mendarat di rahang Al.

"Apa-apaan lo main pukul gue?!" seru Al tidak terima.

"Maksud lo apa kasih harapan lagi ke Amara, heh?! Sok-sokan baik depan dia! Buat apa?! Biar lo bisa nyakitin dia lagi gitu?!"

Sudah sejak pagi Rangga ingin melakukan ini pada Al. Rangga tidak terima dengan sikap Al pada Amara. Kemarin-kemarin Al membuat Amara menangis dengan menerima Varsha menjadi pacarnya, sekarang Al justru mendekati Amara lagi. Pakai sok nolongin Amara tadi pagi, sudah begitu ngurusin Amara lagi. Maksudnya apa coba? Biar Amara bisa baper lagi sama Al? Padahal sudah jelas-jelas, Al itu pacarnya Varsha.

"Maksud lo apa? Gue nggak ngerti."

"Alah! Enggak usah berlagak bego deh lo!"

Rangga kembali menberondong Al dengan pukulannya. Dengan sigap, Al menghindari pukulan-pukulan Rangga dan membalasnya.

Varsha yang kebetulan melewati tempat itu karena akan pergi ke café untuk bertemu dengan Salsa menoleh saat melihat Al dan Rangga. Setelah memicingkan mata untuk memastikan bahwa yang dilihatnya adalah Al dan Rangga, Varsha menepikan mobilnya.

"Al! Rangga! Udah!" seru Varsha dari samping mobil.

Varsha berlari mendekati Al dan Rangga bersamaan dengan Rangga yang berhasil menendang perut Al membuat Al mundur beberapa langkah. Varsha berdiri di depan Al untuk menghalangi Rangga kembali menyerang Al.

"Ngga! Udah, Ngga!" seru Varsha keras.

"Kenapa, Sha?! Dia udah nyakitin lo!" balas Rangga sama kerasnya.

AlvarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang