“Al, ayo jadi pacar aku!” seru Varsha pada Al yang baru saja turun dari motornya.
Varsha sedari tadi sengaja menunggu Al di dalam mobilnya. Sesaat setelah motor Al terparkir rapi di parkiran, Varsha langsung menemui Al.
“Kenapa sih kamu nggak mau terima aku?” tanya Varsha pada Al yang kini telah berjalan menjauhi Varsha. Varsha tidak tinggal diam, dia mengikuti Al di belakang.
“Aku cantik loh Al kayak Dasha Taran.”
Adegan Varsha yang berjalan mengikuti Al di sepanjang jalan menuju kelas 11 IPA 3 sekarang menjadi pemandangan lumrah para siswa-siswi SMA Nebula. Kebanyakan dari mereka geleng-geleng kepala melihat sikap nekat dan tidak tau malu Varsha. Padahal jelas-jelas Al menolaknya.
“Al, cepet banget sih jalannya! Al, tungguin aku!” seru Varsha tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sekelilingnya. Seperti ucapan Varsha tempo hari. Sudah tanggung basah sekalian nyebur biar malunya nggak tanggung-tanggung. Ya, Varsha tidak tau malu.
Seorang cewek berdiri di ambang pintu kelas 11 IPA 1. Tangannya menyilang di depan dada. Tatapannya tertuju pada Varsha sinis. “Nggak tau malu,” desisnya sesaat setelah Al dan Varsha melewatinya.
Cewek bernama Cindy itu memasuki kelasnya menemui Amara yang duduk diam di kursi sambil memainkan ponselnya. Membalas pesan dari orang yang memberinya pesan.
“Lo mau diem aja? Tuh si Al udah punya ekor baru,” ucap Cindy sambil mendaratkan bokongnya di kursi tepat di samping Amara.
“Biarin aja,” balas Amara cuek.
“Kok lo nyerah gitu aja sih? Hellow mana Amara yang ambisius?” sahut seorang cewek yang duduk di depan Amara. Silvi.
Amara menurunkan ponselnya menatap kedua temannya. Senyum miring tersungging di bibir indahnya. “Gue mau main cantik.”
Amara membuka resleting tasnya mengambil sebuah jaket berwarna hitam di sana. Senyum tercipta di bibirnya. Dia bangkit membuat kedua temannya mengernyitkan kening heran. “Mau kemana lo?”
“Temuin Al.”
***
“Al, ayo jadi pacar aku,” pinta Varsha pada Al. Al menghela napas pelan. Bingung bagaimana cara membuat Varsha berhenti mengikutinya dan memintanya menjadi pacarnya.
“AL!”
Al membalikkan badan mendengar suara Amara yang memanggilnya. Varsha mendengus sebal. Berkali-kali Varsha memanggil nama Al bahkan mengajaknya mengobrol, Al tidak mau membalikkan badan. Ketika Amara yang memanggil namanya padahal baru sekali, Al langsung balik badan.
Amara berjalan mendekati Al dengan senyum di bibirnya tanpa mempedulikan keberadaan Varsha yang ada di sebelah Al. Amara menyerahkan jaket yang dibawanya kepada Al.
“Nih Al, jaket lo ketinggalan semalem di rumah gue. Kebiasaan banget sih lo.” Amara terkekeh geli.
Varsha mengernyitkan kening mendengar ucapan Amara. Ketinggalan di rumah Amara? Jadi, semalam Al pergi ke rumah Amara. Dan kebiasaan? Itu artinya sudah sering? Sebegitu dekatnya mereka sampai Al biasa datang ke rumah Amara. Atau mungkin mereka memang punya hubungan?
Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Varsha. Dan Varsha tidak suka itu, terlebih melihat kedekatan Al dan Amara. Varsha cemburu. Bibirnya dicebikkan.
Tanpa mengatakan apapun, Varsha berjalan memasuki kelas meninggalkan Al dan Varsha. Varsha mendaratkan bokongnya di kursi dengan kasar. Gisel yang ada di sampingnya tersenyum geli.
“Cie yang cemburu.” Gisel menoel pipi Varsha.
“Amara itu sebenernya siapa sih? Dia punya hubungan apa sama Al? Kenapa mereka deket banget?” tanyanya pada Gisel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarsha
FantasySetelah kedatangan Varsha Callista Valencia, Alfarellza Keandre Asvathama harus terjebak dengan gadis cantik yang terus mengejar dirinya tanpa malu tapi sialnya gadis itu justru selalu membuat hatinya menghangat. Tapi Al tetaplah Al. Bagi dirinya...