Langit mulai menjingga ketika sang surya perlahan mulai menuju tempat peraduannya untuk beristirahat sejenak. Tapi meskipun begitu, banyak anak SMA Nebula yang tergabung dalam geng Xaverious yang masih berada di tempat tongkrongan mereka -Wafat.
Wafat memang selalu ramai seperti itu setiap harinya. Ramai dan berisik. Dari sudut manapun yang terdengar hanya teriakan dan tawa.
"WOI! TETHERING DONG! YANG BAIK SINI TETHERINGIN GUE!!" seru Dava.
Dia berdiri dari posisi awalnya yang tadinya tengah duduk lesehan di teras bersama dengan Aiden dan beberapa anak lain. Mabar.
"OI LAH TETHERINGIN DONG! GUE LAIN MAIN INI!"
"Modal dong!" sahut seorang cowok yang tengah duduk sambil bercanda gurau dengan temannya.
"BRISIK LO! TETHERINGIN SINI!!"
"Ogah!"
"EL! TETHERINGIN GUE!" seru Dava.
"Ogah!" sahut El yang tengah tiduran di atas dahan pohon yang berada di depan Wafat.
Kepalanya bersandar pada ranting dahan pohon yang melengkung naik ke atas sedangkan tubuhnya berbaring di dahan yang rata dengan satu kaki lurus dan satu kaki lagi ditekuk. Tangannya sibuk menekan layar ponsel sedangkan mulutnya mengunyah permen karet.
Di bawah El ada Ares yang tengah memukuli samsak yang digantung pada dahan pohon yang tempat El berada. Wajahnya terlihat memerah. Bisa ditebak, dia tengah bertengkar dengan pacarnya.
Azzam sendiri tengah berada di dalam Wafat. Dia tengah melumuri tangannya dengan minyak kayu putih.
"Zam elah! Lo kayak bocil pake gituan!" seru seorang cowok yang juga berada di dalam sana.
"Nggak usah banyak bacot lo!"
"Sekali-kali pakenya parfum kek! Punya gue banyak tuh di rumah. Mau gue kasih?!"
"Sorry, gue turunan sultan! Duit gue banyak!"
"Songong banget lo!"
Azzam mencibir pelan. Dia menghirup aroma minyak kayu putih yang menyeruak dari lengannya. Azzam tersenyum. Wanginya enak.
"AZZAM BOCIL!"
"EL TETHERING!!" teriak Dava pada El.
"Sini kalo lo mau," balas El santai tanpa menatap Dava.
"Oke, gue ke situ awas kalo nggak lo tetheringin!"
"Kayak berani aja lo," ejek El pada Dava yang phobia ketinggian. Tapi El tidak sadar, posisinya tidak terlalu tinggi. Hanya dua setengah meter di atas permukaan tanah.
Dengan langkah cepat, Dava mendekati pohon yang dinaiki El kemudian memanjatnya.
Di dalam wafat, Erlang tengah memakan nasi bungkus tanpa menghiraukan teriakan teman-temannya. Dia lapar!
Setelah seluruh isi nasi bungkusnya habis, Erlang meminum air putih yang ada di depannya kemudian meremas bungkus makanan yang dia makan.
Erlang bangkit dan berjalan ke dalam untuk mencuci sendok yang tadi ia gunakan. Erlang mengembalikan sendok itu ke tempat semula.
Matanya mendarat pada tempat sampah yang telah penuh sesak. Dia berjalan keluar dari wafat untuk membuang bekas makanannya di tempat sampah yang ada di luar.
Tanpa sengaja matanya mendarat pada Al yang duduk di kursi tak jauh dari pohon tempat El berada. Erlang berjalan mendekati Al yang tengah memainkan ponselnya.
Erlang duduk di samping Al membuat Al yang tadinya tengah menatap layar ponsel segera mematikan ponselnya.
"Liatin foto siapa lo?" tanya Erlang yang tadinya tanpa sengaja melihat Al yang tengah menstalker akun instagram seorang cewek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarsha
FantasiSetelah kedatangan Varsha Callista Valencia, Alfarellza Keandre Asvathama harus terjebak dengan gadis cantik yang terus mengejar dirinya tanpa malu tapi sialnya gadis itu justru selalu membuat hatinya menghangat. Tapi Al tetaplah Al. Bagi dirinya...