23. Syarat Keysha

289 14 0
                                    

Keysha memandangi makanan yang sudah dihidangkannya sejam yang lalu. Namun, tak ada satu pun dari makanan itu dimakan. Matanya tak berpaling dari jam dinding yang tergantung dekat meja makan. Berulang kali tarikan napas kesal keluar dari mulutnya. Sebelumnya ia mendapat kabar bila Aqsa dan Axel akan datang berkunjung. Nyatanya, sudah sejam sejak Keysha meneleponnya mereka tak kunjung datang.

Tak ada orang di rumah. Pak Ari sudah pulang tadi sore. Satpam di depan rumahnya pun sedang berjaga di pos. Alex pun masih belum pulang dari kantor, baru saja dia mengirim pesan singkat ke Keysha dan mengatakan bila dirinya sedang dalam perjalanan.

"Huft! Gue laper," lirih Keysha melihat nila asam manis, tumis kangkung, dan cumi goreng yang sudah dimasaknya tadi.

Keysha kembali mengutuk kebodohannya yang lupa mengisi daya ponsel. Kini, ia tak bisa menelepon Papanya, Aqsa, ataupun Omnya.

Kebosanan Keysha hilang saat bel berbunyi. Matanya otomatis mengarah pada pintu rumah. Secepat mungkin Keysha berlari ke pintu dengan senyum yang mengembang.

Dibukanya pintu berharap bila Itu Aqsa dan Omnya atau Papanya yang datang. Namun, yang membunyikan bel barusan adalah Pak Ari.

"Pak Ari? Ada apa? Kok balik lagi?" tanya Keysha bingung.

"Ponsel saya ketinggalan," ucap Pak Ari.

Keysha membuka pintu lebar mempersilakan Pak Ari masuk. Keysha duduk di sofa ruang tamu dengan punggung tersandar.

"Pak Ari udah makan? Key, tadi masak banyak."

Pak Ari memasukkan ponsel yang sudah ia temukan. "Saya baru saja selesai makan, Non. Kebetulan di rumah sedang ada acara keluarga."

"Wah rame dong, Pak? Di sini malah sepi. Papa belum pulang, Om Axel sama Kak Aqsa nggak datang-datang."

"Mungkin sedang di jalan. Maaf banget, Non. Saya pamit dulu, kebetulan saya mau beli makanan untuk keluarga di rumah."

Keysha menghela napas. Lagi dan lagi ia akan kesepian. "Iya, Pak. Sebentar lagi Papa pulang kok."

Setelah Pak Ari berpamitan dan meninggalkan rumah. Keysha kembali dilanda kebosanan. Ia sengaja tak menutup pintu dan duduk di teras.

Beberapa menit setelah ia duduk di teras, Axel dan Aqsa datang bersamaan dengan Alex. Akhirnya penantian Keysha berakhir. Menunggu kedatangan mereka seakan menunggu kepastian, melelahkan.

Alex menghampiri Keysha yang berdiri sembari bersedekap dada. "Lama ya nunggunya?" tanya Alex sembari mengajak rambut putrinya.

Keysha memberengut kesal. "Banget, Key nungguin kalian di meja makan dari tadi."

Aqsa yang baru keluar mobil langsung tersenyum mengejek kepada Keysha. "kasiannya adek kecil kakak," ejek Aqsa.

Keysha mendengkus. Ia memilih masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ayo kita makan!" ajak Axel menarik tangan Sang Keponakan.

Keysha tak bisa menolak atau berpura-pura merajuk. Perutnya tidak bisa diajak kompromi. Demi menghilangkan rasa lapar Keysha harus mengesampingkan egonya untuk sementara waktu. Setelah kenyang nanti Keysha akan melanjutkan drama merajuknya.

Aqsa berjalan lebih dulu dan duduk di meja makan. Ia juga merasa lapar dari tadi. Keysha tadi meminta mereka untuk makan di rumahnya saja, bila tidak ia akan makan masakan buatan mama tercinta.

Sementara Alex masuk ke kamarnya hendak mengganti pakaian.

"Sini duduk!" suruh Axel pada Keysha.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang