43. Kepergian Aqsa

192 7 3
                                    

Keysha menatap jengah dua orang laki-laki yang duduk di hadapannya dengan tangan yang dilipat di dada. Bahkan Keysha tidak bisa bergerak leluasa. Berpindah posisi sebentar saja langsung mendapat tatapan curiga. Sungguh ia merasa risih.

"Key berasa anak bayi," kesal Keysha sembari menghentakkan kakinya ke lantai.

"Emang," jawab salah satu dari laki-laki yang usianya paling muda dibanding laki-laki yang satunya.

"Key, mau jalan ke taman bentar aja, boleh?" bujuk Keysha.

Mau sekuat apa pun Keysha berusaha jawabannya tidak jauh dari tidak.

Keysha menjerit frustrasi. Seharian ia hanya disuruh istirahat, makan, ke kamar mandi. Bahkan, ponselnya saja disita. Lantas apa yang harus dilakukannya.

"Key, mau belajar. Pinjam hp Key bentar aja, nanya Rey apa ada PR." Keysha tak henti membujuk kedua laki-laki itu.

"Maura, sini!" Laki-laki yang usianya tidak muda lagi itu memanggil Maura.

"Iya, pa," sahut Maura yang sepertinya dari arah dapur.

Keysha membuang napas pasrah. Ia salah memberi alasan. Maura dan dirinya sekelas, untuk apa ia menelepon Reynand bila ada Maura.

"Ada apa, Pa?" tanya Maura saat masuk ke kamar Keysha.

Alex, salah satu laki-laki yang mengawasi Keysha menunjuk pada gadis itu.

"Key katanya mau nanya PR."

Maura mengalihkan pandangannya ke Keysha. "Lo mau nanya PR yang mana? Gue rasa PR kita cuma Bahasa Indonesia itupun udah dikerjakan tiga hari yang lalu, 'kan?" ucap Maura polos.

Sudah, Keysha tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ia hanya menyengir sembari menggaruk tengkuknya.

"Iya, gue lupa," kata Keysha.

"Sudah? Kamu nggak PR? Lanjut istirahat!" titah Alex.

"Maura keluar bantuin Bunda dulu ya, Pa." Maura keluar dari kamar Keysha menyisakan mereka bertiga.

"Udah Lo duduk tenang di situ!" titah Aqsa. Ya, laki-laki lain itu ialah Aqsa.

"Kak Aqsa besok mau balik ke Jerman, 'kan? Kenapa nggak pulang?" Tak kehabisan akal, Keysha terus mencari alasan agar ia ditinggalkan sendiri di kamar.

"Gue besok siang berangkat, masih banyak waktu untuk ngawasin Lo di sini."

Keysha menyerah. Ia memilih merebahkan tubuhnya dan menarik selimut cokelat kesayangannya hingga menutupi tubuhnya.

KEYNAND

"Pak Ari serius?" ucap Keysha heboh setelah mendengar ucapan Pak Ari dari sambungan telepon.

"Iya saya sudah mendapatkan buktinya, ada seseorang yang mengirimkannya pada saya tadi malam."

Aneh, siapa yang tahu rencana Keysha selain Pak Ari. Apa jangan-jangan ....

"Pak Ari simpan buktinya, Keysha nggak bisa ke mana-mana. Key mohon terus pantau dan kabarin Key perkembangannya."

Setelah mengatakan itu Keysha cepat-cepat mematikan ponselnya saat mendengar derap kaki seseorang. Keysha menaruh kembali ponselnya ke tempat semula dan berpura-pura tidur dengan selimut menutupi tubuhnya.

Decitan pintu terdengar di telinga Keysha. Gadis itu memejamkan matanya dengan waspada.

"Jangan pura-pura tidur, Lo tadi ambil HP-nya, 'kan?"

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang