18. Terbongkar

919 45 16
                                        

Keysha menatap tajam ke seorang cowok. Wajahnya yang datar membuat Keysha kesal. Terlebih lagi Keysha selalu diacuhkan saat berbicara padanya. Semua itu membuat kekesalan Keysha membuncah.

Bayangkan saja hanya karena luka kecil, Keysha dibawa ke ruang UKS. Lebay sekali.

"Ngapain bawa gue ke sini?" tanya Keysha dengan sorot mata marah. Reynand menatap Keysha datar lalu mengambil obat merah.

"Makan," jawab singkat Reynand yang tak masuk akal.

"Kagak nyambung. Lagian lebay banget si, cuma berdarah sedikit aja lo gendong gue. Emang gue anak kecil apa? Mending gue ke kelas aja," ucap Keysha menggebu-gebu.

Reynand memutar bola mata malas. Ia tidak mendengarkan ocehan Keysha yang tidak berguna. Tujuannya hanya untuk mengobati Keysha. Memang kalau diingat-ingat apa yang dilakukannya tadi terlalu berelebihan.

"Woi! Gue ngomong malah dikacangin," teriak Keysha tak terima. Bibirnya mengerucut dan tangan dilipat di dada.

Reynand masih acuh, ia sibuk mencari keberadaan obat merah tersebut.

"Astaghfirullah, gue cabut aja deh. Kesel lama-lama di sini." keysha berdiri dan berjalan menuju pintu. Dengan santainya dia berjalan seraya memijak kaki Reynand.

Reynand mendelik dan mendengkus. Ia menatap Keysha tajam. Orang yang ditatap hanya memasang wajah tak berdosa.

"Pijak aja, nggak di pake kok," cibir Reynand penuh penekanan.

Keysha menyengir nggak jelas, dia menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah, sehingga membentuk huruf v.

"Sorry, sengaja," ucap Keysha seraya menjulurkan lidah ke arah Reynand.

"Bye, gue pergi dulu." keysha melambaikan tangan seraya pergi meninggalkan Reynand seorang diri.

Reynand masih terlihat kesal akibat ulah Keysha. Manusia seperti Keysha memang harus dibasmi, sudah mijak bukannya bertanggung jawab.

Keysha berjalan santai, masih ada rasa perih akibat luka tadi. Senyuman kembali terpasang di wajah cantik Keysha. Beberapa temannya menjulukinya Ratu senyum. Kalian pasti tahu sendiri kenapa Keysha dijuluki Ratu senyum.

Di sepanjang jalannya Keysha terus tersenyum. Berselang beberapa detik senyum Keysha memudar, tidak seperti tadi. Kerutan terpatri jelas di jidat mulus Keysha.

Keysha tak sengaja mendengar perbincangan antara adik kelasnya. Ia mengerutkan keningnya heran.

"Gue serius, udah lima kali gue lihat kak Rey ke ruang kepala sekolah, gue aja bingung. Menurut gue, kak Reynand tidak sedang membicarakan tentang sekolah, tetapi sesuatu yang serius. Bagi gue ini aneh sih," ucap salah satu siswi yang duduk di lapangan basket.

Keysha mencerna setiap kata yang adik kelasnya bicarakan ke temannya. Apa yang mereka bicarakan benar?

Entah kenapa Keysha merasa Om Axel dan Reynand menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi apa yang mereka sembunyiin?

Keysha berjalan dengan kening yang berkerut. Setiap orang yang dilewatinya terlihat bingung dengan ekspresi Keysha.

Kakinya berhenti di sebuah Musala di mana teman-temannya dihukum. Semua teman-temannya tampak membersihkan musala.

"Maaf ya gaes gue telat," ucap Keysha dengan rasa bersalah.

Teman-teman Keysha mengangguk dan tersenyum.

"Kita maklum kok, lagian nggak heran sih kenapa lo lama. Pasti ngapel dulu ya, kan?" goda Adira seraya menaikkan turunkan kedua alisnya.

"Lo seriusan, Dir? sama siapa? Apa sama pak ketua kelas?" sambung Ulfha cekikikan.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang