36. Berakhir

219 12 2
                                    

Baca sambil putar lagunya yuk! Biar feel-nya dapat
***

Reynand memandangi wajah Keysha. Sejak masuk ke dalam kamar, gadis itu tidak berkata apa pun. Tatapan kosong dan air mata terus mengalir tanpa ada suara. Tidak, Keysha tidak lagi menangis histeris. Ia menangis dalam diam.

Reynand bingung harus berbuat apa. Setelah membersihkan luka akibat pecahan kaca di kaki Keysha. Tak ada suara ringisan. Hening.

"Mau minum?" tanya Reynand mengangkat sebuah gelas bening.

Keysha diam. Ia tak menjawab. Entah ia mendengar atau tidak.

"Key?" panggil Reynand dengan raut wajah khawatir.

Reynand semakin khawatir melihat kondisi Keysha. Gadis ini tidak berbicara sejak tadi tapi air matanya terus mengalir.

Sesaat sebelum Reynand ingin mendekati Keysha yang duduk di bibir kasur dengan mata tertuju pada pintu balkon, sebuah ketukan pintu muncul. Pintu tidak terkunci.

Reynand menoleh ke pintu. Ia mendapatkan Ratna dengan mata memerah di depan pintu. Sontak pemuda itu menghalangi Ratna untuk masuk. Tidak lagi, ia tidak bisa melihat Keysha terus berada dalam tekanan.

"Maaf, kalau saya lancang. Tapi anda tidak boleh masuk!" larang Reynand dengan merentangkan kedua tangannya.

Tak lama Alex muncul. Ia memberi kode pada Reynand untuk mempersilakan Ratna masuk. Tentu Reynand menolak. Ia tetap gigih melarang Ratna masuk.

"Rey, minggir!" titah Reina.

Reynand ragu. Ia menoleh ke belakang sekilas. Menampilkan Keysha yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di sini.

Reina menarik tangan Reina membiarkan Ratna berjalan menuju ke arah Keysha.

Baru saja selangkah Ratna masuk ke dalam kamar ini, ia langsung dibuat terkejut. Tidak satu pun dari kamar ini yang tidak luput dari foto Kayla dan Riska. Keysha memajang foto mereka di setiap sudut kamarnya. Atmosfer kamar ini pun terasa berbeda. Kelam dan seakan membawanya dalam kesedihan.

Setelah sibuk meneliti setiap sudut ruangan, matanya tertuju pada gadis yang diam mematung di bibir kasur. Gadis itu tidak terusik dengan suara ribut ataupun kehadirannya.

"Keysha," panggil Ratna lembut.

Tidak ada jawaban.

Ratna mendekat ke arah Keysha. Ia memegang pundak Keysha sembari memanggil, "Keysha!"

Keysha tersadar. Ia menoleh ke arah Ratna dengan tatapan kosong miliknya. Melihat Ratna yang berdiri di dekatnya membuat Keysha merangkak mundur. Tangannya refleks mengambil sebuah bantal dan menutupi wajahnya.

Hati Ratna seakan teriris melihat Keysha menatapnya dengan sorot takut. Air mata mulai mengalir deras membanjiri pipinya.

Ratna membalikkan tubuhnya. Ia menangis dengan menutup mulutnya. Dadanya terasa sangat perih. Tak disangka gadis yang selalu bersikap sopan padanya dan berusaha tidak melakukan kesalahan di hadapannya kini menatap takut padanya.

Alex ingin sekali menghampiri Keysha dan memeluk tubuh mungilnya. Namun, Reina menghentikan. Alhasil Alex hanya bisa memandangi putrinya dari pintu kamar.

"Keysha minta maaf, Keysha salah," racau Keysha di balik bantal yang menutupi wajahnya.

Air mata Ratna semakin deras mengalir. Ini akibat dari keegoisannya. Di saat Keysha butuh pelukan, ia malah membuat gadis itu merasa tertekan dan bersalah. Tak sehari pun ia lewati untuk menyalahkan Keysha atas semua yang terjadi. Semakin ke sini ia sadar, ia hanya menjadikan Keysha sebagai kambing hitam. Di sini ialah yang salah. Usianya memang lebih dewasa namun pemikirannya masih kekanak-kanakan.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang