Keysha merasa risih sebab sejak tadi seorang gadis menatapnya tanpa berbicara. Gadis itu sepertinya akan ngomong sesuatu, tetapi entah kenapa ia hanya berdeham tidak jelas.
"Lo mau ngapain sih?" Akhirnya Keysha angkat bicara.
"Hmm ... gue mau ... " Adira kembali menggaruk tengkuknya. Keysha mulai jengah dengan Adira yang membuang waktunya percuma.
"Lo udah 4 kali nyebut kalimat itu, sebenarnya lo mau apa sih?" Adira menunjukkan deretan giginya. Keysha membuang napas prustasi.
Nih anak ngapa dah? Dari tadi ngomong itu-itu mulu. Pusing gue lama-lama batin Keysha.
"Gue mau minta maaf sama lo, tadi gue udah marah marah gajelas dan udah narik narik tangan lo. Gue minta maaf atas semua perlakuan gue ke lo." Adira bernafas lega, dia benar benar tidak peduli jika Keysha memaafkannya apa tidak. Setidaknya niatnya untuk meminta maaf sudah terjalankan.
"Lo cuma mau minta maaf? Aelah bilang gitu aja susah amat. Tenang aja gue udah maafin lo kok." Keysha berdiri dari duduknya lalu menepuk bahu Adira seraya tersenyum.
Adira tersenyum bahagia. "Makasih banget lo udah maafin gue." Keysha mengangguk.
"Lo lapar nggak? Ke kantin yuk! tadi gue mau ngajak Maura tapi dia keburu di panggil sama staf TU."
Adira terdiam mulutnya menganga sempurna. "Lo gak salah bilang? Lo ngajak gue? Lo ngajak orang yang s
udah jelas-jelas marah marah sama lo tadi pagi?" Keysha terkekeh pelan mendengar penuturan Adira yang menurutnya terlalu lebay."Emang kenapa kalau gue ngajak lo? Salah? Gue cuma mau berteman sama lo, salah?" Keysha merangkul Adira lalu berjalan menuju kantin, Adira hanya bisa pasrah.
Sejujurnya Adira masih terkejut. Tadi pagi sifat Keysha jauh berbeda dari sifatnya yang sekarang.
Sesampainya di kantin, mereka duduk di pojok. Kantin pada saat ini sangat ramai. Kantin sangat bising, ditambah ada konser dadakan yang diadakan anak IPS di pojok sebelah kanan.
"Hai." Seorang laki laki berdiri tepat di depan meja mereka seraya tersenyum.
"Hai juga," balas Keysha dengan senyumannya. Adira? Dia hanya memasang wajah jutek.
"Ngapain lo kesini?" sinis Adira kepada laki laki itu.
"Lo murid baru ya? Kenalin gue Adit." Laki laki mengulurkan tangannya dan Keysha membalas uluran tangan itu dengan senyum tipis. Adira yang merasa di acuhkan hanya mendengus kesal.
"Hai Adit."
"Key, lo gausah deket deket sama ketek buaya, dia kang modus, playboy cap komodo." Adira manatap sinis ke Adit.
Keysha hanya memasang wajah bingung.
"Lo ngapa dah? Cemburu? Kalau cemburu bilang aja." Tanpa aba-aba Adit duduk di sebelah Keysha.
"Berdiri! Lo mau tangan sebelah kiri atau kanan?" Adira menunjukkan kedua kepalan tangannya.
"Gue maunya cinta."
"Ternyata cowok kaya lo bisa kekurangan cinta juga. Kemana semua cewek lo?" Adira tersenyum miring.
"Cewek? Siapa? Aku cuma punya satu cewek, cewek itu lo." Cewek mana yang enggak baper dengan perkataan Adit barusan? Adira menunduk, beberapa detik kemudian Adira mengangkat wajahnya. Ekspresi juteknya terlihat jelas di wajah Adira. Tidak ada yang tau jika Adira mencoba mengontrol dirinya sendiri.
Keysha yang sudah mulai paham akan situasinya hanya mengulum senyum. Kedua tangannya sudah dilipat di dada.
"Lo gak usah gombal mending lo pergi!" Adit masih bergeming dengan ponsel yang berada di tangannya, pandangannya tertuju pada ponsel. Dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Adira.
"Key mending duduk disana aja." Adira menarik tangan Keysha sementara Keysha hanya terdiam seperti orang bego.
"WOYY, TEGA AMAT KALIAN TINGGALIN PANGERAN SENDIRIAN." Teriakan Adit sukses membuat murid yang ada di kantin melihat ka arahnya.
"ADIRA MONYET, KAMBING SAKIT PALA GUE NIH. GUE GAK MAU TAU, LO HARUS KASIH BIAYA PENGOBATANNYA." Adit mengusap kepalanya. Yah, tadi Adira melempar sepatunya ke Adit karena merasa kesal dengan dia. Alhasil, sepatu Adira mencium mesra wajah tampan Adit.
"Mampus lu." Adira mengambil sepatunya lalu pergi meninggalkan Adit yang meringis kesakitan.
"Dira, mending kita obatin Adit dulu. Kasian kepalanya," ucap Keysha saat berjalan menuju kantin yang satu lagi.
Di sini memang mempunyai dua kantin. Kantin yang sering di kunjungi Keysha menjual nasi goreng, mie goreng, bakso dan kawan-kawannya, sehingga cocok buat murid yang sedang lapar. Sementara yang satunya lagi menjual berbagai jenis roti dan kue.
"Gak usah, biarin aja tuh ketek buaya kesakitan." Keysha bergidik ngeri.
Setelah itu tidak ada pembicaraan diantara mereka, hanya keheningan.
"Lo sama Reynand ada hubungan?" Pertanyaan spontan yang keluar dari bibir Keysha membuat Adira mengehentikan langkahnya begitupun Keysha."Maksud lo?"
"Lo pacaran sama Rey?" tanya Keysha dengan wajah yang super duper polos.
Tawa Adira pecah. "Amit amit gue pacaran sama es batu." Jawab Adira di sela tawanya.
"Jadi, kalian enggak pacaran?" Adira mengangguk. Entah kenapa Keysha merasa lega dengan jawaban yang dia dapatkan.
"Lo cemburu? Tenang aja, gue sama es batu cuma sepupuan. Kalau lo mau sama es batu, gue bakal comblangin." Adira terkekeh pelan.
Keysha memutar bola mata malas. "Gue enggak cemburu. Pantesan aja lo tadi pagi marah marah sama gue. Btw, gue ogah sama kulkas mending gue nunggu Manu Rios peka."
"Anjirrr, sampai semut bisa terbang dan bapak khong guan balik, Manu Rios gak akan peka." Mereka berdua tertawa bersama sama.
Terkadang musuh bisa menjadi teman tapi teman juga bisa menjadi pengkhianat. Mencari seorang musuh lebih mudah daripada mencari seorang sahabat yang setia.
Yuk komen sebanyak mungkin. Sedih gk ada yg komen:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynand [END]
Fiksi RemajaKisah seorang gadis yang berjuang mengobati luka yang berasal dari masa lalu. Bayangan masa lalu kerap menghampirinya sehingga ia berubah menjadi sosok yang berbeda. Orang lain akan menganggap dialah orang yang paling bahagia. Namun, itu hanya keboh...