38. Novel

198 19 6
                                    

Ada sedikit curhatan aku di bawah, hehe.

***

Keysha tak berpaling sedikit pun dari buku yang dipegangnya. Ia terus bertanya-tanya. Puluhan pertanyaan terus menari di kepalanya.

Siang ini Keysha menyempatkan diri untuk me time di sebuah kafe langganannya. Sebelumnya ia sudah mengajak Maura, tapi gadis itu menolak dengan dalih ia ada acara di organisasi rohisnya. Sehingga Keysha hanya duduk sendirian di sini.

"Keysha?" Seorang pria paruh baya datang menghampiri Keysha dengan pakaian rapihnya. Senyumannya tak luntur sedikit pun.

Keysha berdiri hendak menyambut pria tersebut. "Om, apa kabar?" Keysha menyalim pria tersebut dengan wajah ceria.

"Alhamdulillah, baik." Pria itu memberi kode pada Keysha untuk duduk. Dengan senang hati Keysha duduk di kursinya tadi.

"Gimana om kerjaannya?" tanya Keysha.

Pria tersebut ialah Yanto, ayah dari Gea dan suami dari Dewi. Dua bulan yang lalu Keysha mendapati Yanto tengah duduk sendirian di pinggir jalan dengan wajah frustrasi. Saat itu Yanto di PHK dari kantornya dan berniat mencari kerjaan baru. Kebetulan pemilik kafe ini akrab dengan Keysha dan sedang mencari seorang manajer untuk mengelola kafenya. Keysha tanpa ragu-ragu menawari Yanto untuk bekerja di kafe ini.

"Alhamdulillah lancar. Makasih ya, Key. Kamu udah bantu om cari pekerjaan terus bantu uang kuliahnya Gea. Om benar-benar berterima kasih." Yanto memegang tangan Keysha dengan tatapan berterima kasih.

Keysha mengelus tangan Yanto lembut. "Udah jadi kewajiban Keysha untuk menolong saudara Keysha yang sedang kesusahan."

Yanto tersenyum sembari menarik tangannya. Ia teringat pada kejadian yang didengarnya dari Gea.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Yanto ragu.

Keysha paham apa maksud Yanto. "Mengenai masalah kemarin, Keysha baik-baik aja. Hanya sedikit syok tapi Alhamdulillah nggak papa kok." Keysha berujar yakin.

Yanto mengelus dada lega. "Om menjadi merasa bersalah kar—"

"Jangan bahas masa lalu. Sekarang Keysha mau memulai lembaran yang baru."

"Oiya, kamu mau makan? Biar om pesanin?"

Keysha menggeleng. Ia tidak lapar. Secangkir lemon tea hangat cukup untuknya. "Keysha lagi nunggu seseorang."

Setelah perbincangan yang cukup lama. Yanto akhirnya berpamitan pada Keysha karena ingin melakukan pekerjaannya.

Keysha duduk sendirian di tengah keramaian kafe. Ia melihat ke kanan dan kiri, menunggu kehadiran seseorang. Jujur saat ini Keysha sangat gelisah. Rasa takut mulai menghampirinya. Satu-persatu masa lalu mulai ia hampiri kembali. Keysha harus bisa berdamai dengan mereka semua.

Sembari menunggu, Keysha membaca buku yang dipegangnya erat itu. Matanya bergerak mengikuti setiap kalimat yang dibacanya. Pada akhirnya Keysha masuk ke dunia yang si penulis buat. Di pertengahan cerita, Keysha memegangi dadanya yang berdegub kencang. Emosi yang disampaikan penulis membuatnya merasa takut dan sedih.

"Udah lama?" Suara itu membuyarkan dunia imajinasi Keysha. Gadis itu menegakkan wajahnya dan tersenyum tipis.

Keysha menundukkan wajahnya. Ia merasa tak pantas untuk saling berpandangan dengan orang yang ada di depannya.

Cukup lama terjadi keheningan. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengangkat bicara. Hingga akhirnya Keysha memberanikan diri.

"Maaf, terlambat memang tapi Keysha mau minta maaf," ucap Keysha sembari mengangkat wajahnya perlahan.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang