21. Kecelakaan

889 38 27
                                        

Keysha tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ia melirik ke arah sebuah ransel yang berisi beberapa pakaiannya untuk berlibur di Puncak. Beberapa baju hangat sudah ia sediakan dan tak lupa sebuah kamera yang akan digunakan untuk menyimpan kenangan yang ada.

Memang adakalanya kenangan akan berarti dan tak akan terlupakan jika direkam dengan kamera, tetapi kenangan tak akan pudar dan hilang jika disimpan di ingatan.

Ia sekali lagi mengecek isi ranselnya, takut ketinggalan sesuatu. Keysha mengerutkan keningnya. Ia tak ingat kalau pernah meletakkan sebuah sling bag di tas ransel miliknya, terlebih lagi ini berwarna pink. Keysha tak begitu menyukai pink.

Keysha menatap ransel itu kesal. Ini pasti ulah Kayla, pikirnya.

"KAYLA!! SLING BAG LO INI," teriak Keysha.

Di tempat lain, Kayla dan Riska--mama Keysha dan Kayla-- sedang menyiapkan sarapan. Tidak biasanya Kayla terjun langsung di dapur. Biasanya Keysha yang akan membantu Riska.

Beberapa kali Kayla melakukan hal ceroboh. Mungkin karena Kayla tidak mahir dalam masak-memasak.

Kayla mendengar teriakan Keysha. Sangat jelas. Ia hanya acuhkan teriakan itu. Lagian, ia hanya numpang sling bag doang. Tasnya sudah penuh diisi oleh baju-baju. Apa salahnya menumpang di tasnya Keysha.

Riska menoleh ke arah Kayla, ia jelas-jelas dengar teriakan Keysha. "Kayla, Keysha kenapa tuh?" tanya Riska.

Kayla menyengir dan menjelaskan bahwa ia hanya menumpang meletakkan sling bag tidak lebih. Keyshanya saja yang berlebihan.

"KAYLA, TAS GUE UDAH PENUH," kesal Keysha setelah berada tepat di hadapan Kayla.

Kayla menutup telinganya. Suara Keysha bisa saja menghancurkan gendang telinganya.

"Cuma itu doang, lebay banget. Tas gue udah penuh makanya nitip," ucap Kayla seperti tidak ada dosa sama sekali.

Keysha memutar bola mata malas dan memilih duduk di meja makan. Untuk kali ini, ia tidak akan masak. Kayla sudah memperingati Keysha agar tidak masuk ke dapur. Katanya sih dia mau belajar memasak. Jika ada Keysha pasti akan rusuh.

Kayla berjalan dengan membawa sebuah mangkuk yang berisi capcay kesukaannya. Senyum merekah di wajah Kayla. Tampak dari wajahnya jika ia sedang bahagia. Mungkin karena ia sudah bisa memasak.

"Hmm... Pasti rasanya aneh," ucap Keysha menatap capcay itu. Dari tampilan saja membuat orang yang melihatnya ingin memuntahkan isi perutnya. Sungguh itu adalah capcay dengan penampilan yang jauh dari kata bagus.

"Rasain dulu, baru nilai gimana masakan gue," protes Kayla tidak terima.

Keysha mengangguk dan mengambil sendok berniat ingin menyicipi masakan Kayla. Selama beberapa menit Keysha ragu memasukkan capcay ke dalam mulutnya. Takutnya rasa makanan ini seperti penampilannya.

Akhirnya, Keysha memasukkan capcay itu kedalam mulutnya. Tentu saja dengan mata tertutup. Perlahan matanya terbuka dan mencoba menikmati rasa capcay milik Kayla. Rasanya tidak seburuk penampilannya.

Apa yang terlihat buruk belum tentu sepenuhnya buruk. Tinggal bagaimana cara kita memandangnya saja. Jika memandangnya buruk, pasti akan selalu buruk. Jika memandangnya bagus, pasti akan Bagus.

Setelah menyelesaikan makanannya. Keysha dan Kayla sudah bersiap-siap untuk pergi. Perjalanan mereka akan panjang. Terlebih lagi mereka membawa mobil.

Keysha dan Kayla menyalim Riska. Sejujurnya Riska tidak mengizinkan kedua anaknya pergi. Entah kenapa ia mendapatkan firasat buruk. Hatinya saat ini tidaklah tenang.

Keysha dan Kayla sudah masuk ke dalam mobil. Kali ini Keysha yang menyetir. Mereka akan bergantian jika merasa lelah.

Sebelum pergi mereka menyempatkan diri untuk berfoto. Foto itu akan di uploadnya di insta story.

Kekonyolan mereka pasti akan dirindukan oleh Riska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekonyolan mereka pasti akan dirindukan oleh Riska. Bagaimana tidak, mereka selalu saja bertingkah konyol saat bersama. Tak jarang mereka bertengkar.

Keysha tidak tahu kalau itu foto terakhirnya dengan Kayla. Sebuah foto yang menjadi kenangan yang akan selalu diingat, kenangan yang dapat merobek luka lama. Membiarkannya terbuka dan semakin parah.

Di dalam mobil, Kesyha dan Kayla tertawa riang. Selalu begitu. Ada saja bahan tertawaan mereka.

"Key, gue ada tebak-tebakan," ujar Kayla.

Keysha melirik sekilas. Ia mengerutkan keningnya. "Apa?" tanyanya.

"Ada seekor ayam jantan, kepalanya di Perancis, badannya di Jerman, kakinya di Italia. Pertanyaannya, dimana terlurnya?" Kayla sudah memulai teka-tekinya. Ia tersenyum miring.

Mata Keysha menatap ke jalanan, tetapi otaknya terus berpikir. Ia mencoba mencari jawabannya.

"Ayo apa jawabannya?" sepertinya Kayla mulai tak sabar menunggu Keysha berpikir. Ia terus mendesak Keysha untuk menjawab teka-tekinya.

"Gue nyerah," ucap Keysha.

Kayla tersenyum penuh kemenangan. Ia sedikit tertawa saat mengingat jawabannya. Ternyata Keysha sedang tidak fokus. Menjawab teka teki mudah saja ia tidak bisa.

"Sejarahnya ayam jantan nggak pernah bertelur," ucap Kayla cekikikan. Sungguh Kayla tidak mampu menahan tawanya.

Reaksi Keysha sangatlah menggelikan. Keysha terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Teka-teki menjebak. Beberapa saat kemudian Keysha tertawa juga. Mereka berdua tertawa.

"KEYSHA AWAS!!" teriak Kayla histeris. Ia memejamkan matanya dan melafalkan doa yang ia tahu. Bukan doa makan ya.

"ARGHHH." Keysha kehilangan kendali. Ia membanting stir saat sebuah truk melaju dari arah berlawanan. Mobil Keysha oleng dan masuk kedalam jurang.

Keysha menarik Kayla dan mendekapnya. Sebelum mobil itu jatuh, Keysha sempat menangis memeluk Kayla. Sama halnya Kayla, ia juga menangis dan setelah itu mereka tak sadarkan diri.

Tubuh Keysha terkulai tak berdaya. Kayla masih dalam dekapannya. Lihatlah, betapa eratnya hubungan persaudaraan mereka. Bahkan di saat mobil mereka akan jatuh ke dalam jurang, mereka masih sempat saling berpelukan.

Akibat dari kejadian itu, Kayla meninggal dunia dan Keysha mengalami koma. Riska benar-benar depresi mendengar kenyataan ini. Benar, feeling seorang ibu tidak pernah salah.

Riska terus menyalahkan dirinya karena mengizinkan Keysha dan Kayla menyetir sendiri. Seharusnya ia menyuruh pak Ari untuk mengantar mereka berdua. Nasi sudah menjadi bubur. Ia harus melihat salah satu anaknya terkubur di tanah dan satunya lagi sedang terkulai tak berdaya di tempat tidur.

Setelah seminggu Keysha tak sadarkan diri, Riska semakin frustasi. Ia berjalan di pinggir jalan dengan wajah kusut, baju lusuh dan badan yang terlihat tidak sehat. Ia berjalan sambil melamun, sehingga tidak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tubuhnya.

Tubuh Riska terbanting. Darah sudah mengucur di kepalan dan Badannya terasa kaku. Satu kata terakhirnya yaitu adalah Keysha, setelah itu mata Riska tertutup untuk selamanya.

Aku update lagi. Jangan lupa support cerita ini dengan vote dan komen.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang