30. Rumah Kosong

209 10 0
                                    

Seusai makan malam di rumah Reynand, Keysha kembali pulang. Namun, kali ini ia harus pulang sendiri karena Aqsa secara tiba-tiba ada urusan.

"Gue pulang sendiri aja," ucap Keysha saat Reynand hendak mengeluarkan mobilnya.

Laki-laki itu menatap Keysha tak berekspresi. "Bahaya." Singkat padat jelas.

Keysha memutar bola mata malas. "Gue mau singgah sebentar, takutnya Lo bosan nanti." Keysha terus memaksa Reynand agar tidak mengantarnya pulang.

"Gue antar." Reynand masuk ke dalam mobilnya.

"Masuk!" titah Reynand setelah masuk ke dalam mobil.

Keysha menoleh ke belakang sejenak di mana Reina tengah berdiri seraya tersenyum manis.

"Biar Rey yang anterin aja, Key."

Keysha hanya mengangguk kaku. Ia pun membuka pintu mobil, setelah itu membuka kaca mobil agar bisa melambaikan tangan pada Reina.

"Tante, Key pamit dulu." Keysha tersenyum lebar seraya melambaikan tangan.

Reina mengangguk dengan tangan yang ikut melambai.

Reynand langsung menjalan mobil. Tidak ada yang menarik di dalam mobil. Mereka berdua sama-sama diam tanpa berniat untuk membuka pembicaraan. Sesekali Reynand melirik sekilas. Keysha terus menatap ke langit tanpa mempedulikan Reynand yang duduk di sebelahnya.

"Senang?" tanya Reynand.

Keysha menolehkan kepala malas. Lagi dan lagi Reynand bicara padanya menggunakan satu kata saja.

"Bisa lebih panjang?" gerutu Keysha.

"Kamu keliatan lebih baik dari sebelumnya, seakan ada satu beban hilang." Kali ini Reynand berbicara panjang. Balik lagi, jangan berharap lebih pada laki-laki itu. Walaupun baru saja ia berbicara panjang, ekspresinya tidak berubah. Ya, setidaknya ini perkembangan yang bagus.

Keysha mengangguk. Ya, setelah mengobrol sama Reina ia merasa beban yang dipikulnya perlahan berkurang.

"Kamu benci sama mama kamu?" tanya Reina pada Keysha yang sibuk mengiris daun bawang.

Keysha sempat terdiam sesaat, namun sesaat kemudian ia tertawa. "Untuk apa Keysha benci sama mama," ucapnya diselingi tawa.

Reina dapat melihat perubahan ekspresi Keysha saat ia menanyakan hal tersebut. "Mungkin di mata kamu mama kamu hanya memperhatikan Kayla saja. Kamu diberi tanggung jawab untuk menjaga, menjadi contoh, dan yang dilakukan kakak lain pada umumnya. Kalau perbedaan usia kalian yang jauh, kamu pasti menganggap tanggung jawab itu hal yang wajar. Tapi kalian berbeda, kamu dan Kayla berbeda beberapa menit saja. Namun, perlakuan mama kamu berbeda antara kamu dan Kayla. Kamu juga harus memikul tanggung jawab yang besar. Tante benar?"

Diamnya Keysha cukup menjawab pertanyaan Reina.

"Kamu tahu, seorang ibu cuma punya satu impian. Dia ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang baik. Ya, Tante akui seharusnya mama kamu tidak memberikan tanggung jawab sebesar itu sama kamu tapi kamu tahu, mama kamu orang yang sulit dalam percaya pada orang lain. Tante iri sama kamu, sejak kecil kamu udah mendapatkan kepercayaan itu yang bahkan Kayla tidak dapatkan. Kamu pasti paham sepenting apa kepercayaan."

"Gue ngerasa pertanyaan gue terjawab."

Reynand tersenyum tipis. "Bagus."

"Lewat mana?" tanya Reynand saat berada di persimpangan jalan.

Keysha menunjuk ke arah sebelah kanan. "Belok kanan, gak jauh dari situ nanti di sebelah kanan ada gang. Turunin aja gue di situ," ucap Keysha.

Reynand mengikuti perintah Keysha. Ia memutar stir ke arah kanan. Melihat ada gang di depan sana, Reynand langsung menghentikan mobil.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang