Nanti malam Keysha akan ke rumah teman Axel seperti yang direncanakan sebelumnya. Namun, sebelum pergi ke sana, Keysha dikejutkan dengan tamu yang akan datang di rumahnya.
"Pa, pernikahan Papa aja belum pasti, kenapa Papa ngundang dia sih?"
Alex tak menghiraukan ucapan Keysha. Ia fokus menata meja makan. Sebelumnya ia sudah memesan makanan untuk menyambut tamunya itu.
"Ih! Papa Keysha belum siap. Kenapa tiba-tiba?"
Alex bergeming.
"Ya udah, mending Key pergi aja." Keysha berjalan menuju ke pintu depan. Ia sengaja memperlambat jalannya, karena ia tahu Sang Papa akan menghentikan langkahnya.
"Keysha!"
Keysha tersenyum penuh kemenangan. Dengan wajah marah ia membalikkan badan.
"Iya?"
"Kamu bantu Papa nata meja!"
Mulut Keysha ternganga. Papanya sangat tidak peka. Padahal Keysha berharap Sang Papa akan menghentikannya dan menjawab semua pertanyaannya itu. Namun, nihil.
Dengan wajah kesal Keysha membantu Alex menata meja.
KEYNAND
"Kenapa harus lo sih? Banyak cowok di dunia ini kenapa harus lo? Bisa mati berdiri gue nikah sama lo nanti. Ngomong 5 kalimat bisa dibalas 1 kata. Banyak makan hati gue sama l
lo," omel Keysha sambil menatap orang yang berada di hadapannya ini.Omelan terus-menerus keluar dari mulutnya. Tidak ada rem.
Sementara orang yang mendengarkan omelannya sedang asyik memperhatikan ikan yang sedang berenang bebas. Sesekali orang itu melemparkan makanan ikan dan tersenyum tipis.Sudah habis kesabaran Keysha. Siapa sih yang tidak emosi kalau dari tadi omelannya tidak di respon sama sekali. Akhirnya Keysha melemparkan batu kecil ke kolam untuk melepaskan semua kekesalannya. Semua ikan yang tadinya menikmati makanannya langsung berenang menjauh.
"Gue bakal bersikap seperti cowok idaman lo." cowok itu membuka suara setelah keheningan yang terjadi.
Keysha terdiam. Setiap kata yang terlontar dari cowok bermata tajam itu terdengar manis di telinga seorang Keysha. Tanpa sadar ujung bibir Keysha tertarik ke atas.
"Gue nggak yakin kalau lo bisa menjadi seperti cowok idaman gue," cibir Keysha.
"Gue yakin bisa," ucap lantang cowok itu.
Keysha mengangguk, percakapan ini entah kenapa mulai menarik. Hanya karena kata-kata yang menurutnya manis.
"Reynand Alexander, yang pertama lo harus bersikap hangat ke gue dan yang terakhir, lo harus buat gue yakin kalau lo cocok buat gue."
Setelah mengatakan itu, Keysha bersedakap dada. Cewek berdarah Indonesia-Jerman ini tersenyum miring. Keysha yakin Reynand tidak akan sanggup.
"Gue bisa," pungkasnya.
Keysha membelalakan matanya dan menatap tak percaya ke Reynand.
"Kenapa lo mau?" tanya Keysha kepo.
"Karena gue suka sama lo," kata Reynand.
Jantung Keysha berdetak cepat tidak seperti bisanya, dan seakan ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.
Keysha menundukkan kepala dalam, menyembunyikan rona merah di pipinya.
"Nggak usah gombal." gumam Keysha.
"Gue nggak gombal, Key. Gue serius."
Keysha duduk di sebelah Reynand sembari menatap wajah laki-laki itu. Namun, apa yang dilakukan Reynand membuat Keysha terdiam sekaligus bingung.
"Gue bukan kuman, kenapa setiap gue duduk di dekat Lo, Lo selalu ngejauh?" tanya Keysha kesal. Lihatlah, Reynand menggeser duduknya menjauh dari Keysha.
"Ini bukti kalau gue serius," ucap Reynand tanpa memandang wajah Keysha. Nyatanya ia ingin sekali menatap wajah gadis itu.
Keysha semakin dibuat bingung. Cukup Keysha bingung dengan sikap Reynand yang berubah-ubah, jangan sampai Keysha dibuat bingung sama kata-kata Reynand yang tidak bisa dicerna oleh otaknya.
"Yang jelas dong kalau ngomong, gue kepo."
"Salah satu cara laki-laki memuliakan seorang perempuan adalah dengan menjaga kehormatannya. Gue nggak mau karena gue lalai, Lo yang akan menanggung."
Sungguh Keysha dibuat diam oleh kata-kata Reynand. Kalimat itu lebih indah dari kata 'aku mencintaimu' atau kata manis lainnya. Untuk pertama kalinya ada seorang laki-laki yang mengatakan hal semanis ini padanya.
"Jadi ini alasannya kenapa Lo selalu bersikap dingin ke gue atau ke perempuan lain?" tanya Keysha.
"Mungkin." Reynand kembali memberi makan ikan yang berenang bebas di kolam.
Keysha mengulum senyumnya. Laki-laki ini membuatnya merasa jadi perempuan paling beruntung. Hingga sebuah pertanyaan terlintas.
"Bentar, sekarang gue tahu kenapa Lo selalu ke ruang kepala sekolah untuk nemui Om Axel, pasti karena Om Axel nyuruh Lo untuk jaga gue, 'kan?"
Reynand mengangguk. "Iya."
Pantas saja Reynand selalu menjaganya di sekolah, itu sebabnya ternyata.
Kali ini part-nya singkat, sengaja sih. Supaya kalian kepo sama kelanjutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keynand [END]
Novela JuvenilKisah seorang gadis yang berjuang mengobati luka yang berasal dari masa lalu. Bayangan masa lalu kerap menghampirinya sehingga ia berubah menjadi sosok yang berbeda. Orang lain akan menganggap dialah orang yang paling bahagia. Namun, itu hanya keboh...