34. Kembali

232 12 0
                                        

"Sebenci itu kamu sama anak saya sampai-sampai posisinya di rumah ini kamu tukar sama orang lain? Apakah kamu pernah sekali saja membalas jasanya? Tidak! Kamu selalu menyusahkannya. Kamu selalu berusaha mencelakai Kayla. Kamu anak pembawa sial!"

Tatapan Keysha mulai berubah. Seakan raga Keysha sudah tidak memiliki jiwa. Tatapan kosong dan wajah pucat. Kombinasi yang mampu membuat laki-laki yang berada di hadapannya cemas.

"Maaf, anda siapa? Tidak seharusnya anda berbicara—"

Keysha menarik lengan baju Reynand dengan kepala menggeleng. Seakan memberi kode pada Reynand untuk diam.

Aidan yang tak lagi berpusat pada laptop langsung menatap cemas pada Keysha dan menatap bingung pada wanita yang usianya sudah tidak muda lagi. Ia ingin menghampiri Keysha. Namun, ia merasa ini bukan ranahnya. Posisinya di rumah ini adalah orang baru, tidak seharusnya Aidan ikut campur.

Tidak hanya Aidan, Axel yang sedang tertidur di sofa langsung membuka mata kaget. Suara teriakan dan pecahan piring membuatnya terbangun. Ia mendapatkan Keysha yang duduk dengan wajah pucat.

"Kamu yang siapa? Jangan ikut campur masalah saya dan anak ini! Mending pergi dari rumah ini!" Wanita itu berteriak sembari menunjuk ke arah pintu utama rumah Keysha.

Reynand menundukkan pandangannya. Sekesal dan semarah apa pun ia, Reynand tidak ingin melewati batas. Tangannya terkepal kuat hingga buku jarinya memutih.

"Reynand, bawa Keysha masuk!" titah Axel.

Reynand menoleh ke arah Axel yang berdiri di belakangnya sesaat. Lantas Reynand berbisik pada Keysha.

"Ayo, kita masuk. Kaki Lo terluka."

Reynand membantu Keysha untuk berdiri. Gadis itu menurutinya tanpa berbicara. Saat Reynand menunggu Keysha untuk berjalan terlebih dahulu, gadis itu malah berdiri berhadapan dengan wanita itu.

Dengan tatapan kosong, Keysha menarik kedua sudut bibirnya. "Nenek duduk dulu, Keysha buatin minum dulu, ya?" tutur Keysha dengan suara serak.

Axel yang hendak maju beberapa langkah, terhenti mendengar ucapan Keysha. Gadis ini masih bisa bertanya demikian setelah mendapatkan hinaan dan luka yang seharusnya tidak didapatkannya. Alih-alih menyuruh Keysha masuk, Axel membiarkannya saja. Keysha harus menghadapi masa lalunya. Mungkin ini saatnya.

Wanita yang dipanggil nenek oleh Keysha tersenyum miring. "Kamu mau bersikap sok baik di depan saya?" tanyanya sarkas.

Keysha menundukkan pandangannya.   Ia meremas kuat celana panjang yang dikenakannya kuat.

Keysha kembali mengangkat wajahnya. "Keysha cuman berusaha tidak membuat nenek marah," cicit Keysha.

Decakan keluar dari mulut wanita itu. "Saya sudah marah sejak kamu meminta Alex untuk menikah? Panggil papa kamu sebelum saya semakin marah di sini!" titahnya dengan nada suara tinggi.

Keysha melebarkan matanya. Kedua manik mata Keysha mengarah pada pintu kamar Alex. Tidak! Alex tidak boleh keluar. Keysha tidak mau Alex mendapatkan hinaan. Cukup dirinya.

"Papa lagi keluar," jawab Keysha membuat Reynand, Axel, dan Aidan terkejut.

Axel yang memahami maksud Keysha langsung membisikkan sesuatu pada Aidan. "Aidan, tolong kunci pintu kamar Papanya Keysha. Kuncinya ada di lemari di dekat dapur."

Aidan bergerak cepat. Ia sedikit berlari untuk melaksanakan perintah Axel.

"Bohong! Kamu menyembunyikannya!" teriaknya.

"Papa baru aja pergi!" ucap Keysha dengan memalingkan wajah.

"Kamu nggak pintar bohong, kamu tidak menatap mata saya. Alex di mana, cepat katakan!" bentak Ratna, wanita itu.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang