2. Kambing Cengo

2.2K 228 132
                                    

Sorakan gembira begitu kontras dengan keheningan beberapa menit yang lalu. Satu persatu murid keluar dan menuju ke tempat yang sudah dipenuhi oleh umat manusia yang bersiap mengisi perut dengan makanan khas kantin sekolah.

Keysha memepertahankan posisinya. Ia masih sibuk mencatat tanpa melihat ke sekitar. Teman sekelasnya satu persatu mulai menghilang.

"Hai Key," sapa gadis berhijab yang duduk di depan Keysha.

"Hai juga." Keysha menyimpan bukunya dan merapikan rambutnya yang dirasa sudah berantakan.

Gadis itu berdiri dan berdiri di sebelah kursi Keysha.

"Gue Maura, salam kenal ya. Lo mau ke kantin? Sekalian aja hayo." Maura mengajak Keysha yang notabene teman barunya.

Tadinya ia ingin pergi sendiri, tapi urung saat melihat teman barunya masih berkutat tengan buku tulis dan sebuah bolpoin merah jambu.

"Boleh, lagian ini cacing udah demo mau diisi." Keysha memegangi perutnya yang sudah mulai keroncongan. Sepotong roti dengan selai kacang rupanya tidak mengganjal perut Keysha. Buktinya sekarang perutnya meronta-ronta minta diisi.

Maura menuntun Keysha menuju kantin. Dalam perjalan, Maura memberikan semacam tour pada Keysha mengenai sekolah ini.

Sejujurnya ia sudah tahu seluk beluk sekolah ini. Dari kapan di bangun sampai seluruh staf pengajarnya. Tetapi Keysha bersikap seolah tidak mengetahui apa-apa. Terkadang pura-pura bego itu menyenangkan.

"Key, mau pesan apa nih?" Setelah Maura mencari tempat duduk ia bertanya pada Keysha ingin makan apa.

"Gue mau siomay aja deh, sama teh manis hangat." Setelah memesan aku mengeluarkan ponsel canggih miliknya.

Ia membuka sebuah aplikasi berwarna jingga dengan huruf 'W'. Berselancar dengan imajinasi lebih menyenangkan daripada duduk termenung.

"Ini Key." Maura menggeser siomay dan teh manis untuk mendekat ke Keysha.

"Makasi Mau." Keysha melahap siomay miliknya. Perlu diakui bahwa siomay ini sangat enak. Keysha begitu menikmati siomaynya.

"Oh ya Mau, Reynand kok nggak keliatan?" tanya Keysha di sela makannya.

"Salat duha." Maura meneguk teh manis miliknya setelah mengatakan itu.

Keysha dibuat kagum dengan sosok Reynand. Ternyata dia tidak seburuk yang dibayangkan.

"Nggak nyangka dia rajin salat."

Maura hanya terkekeh. Keheningan kembali melanda Keysha dan Maura. Tidak, jangan bayangnya keadaan kantin yang hening. Kantin ini sangat berisik. Setidaknya suara itu yang mengisi keheningan mereka.

"Lo deket sama Rey?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Keysha tanpa aba-aba.

"Gue sama Rey sahabatan."

"Uhuk." Keysha dibuat kaget dengan jawaban Maura.

"Kok lo bisa sahabatan sama makhluk es kayak gitu?"

"Mungkin bagi orang lain Reynand itu dingin dan nggak berperasaan tapi bagi gue tidak. Dia itu baik dan entah kenapa gue nggak suka kalau ada yang bilang dia nggak berperperasaan, karena begi gue Reynand hanya tidak mau ada orang lain masuk hidupnya."

Keysha begitu menikmati setiap jawaban yang Maura berikan. Tanpa sadar ujung bibirnya membentuk sebuah garis lurus.

"Jangan menilai orang dari apa yang didengar, kenali orang itu lebih dalam. Terkadang apa yang terdengar itu bukan kenyataan."

"Maura!" Keysha tersentak. Di saat asyik mendengar cerita Maura, ada seseorang menganggu mereka.

"Iya, Rey?"

Ya, orang itu Reynand Alexander.

"Gue beliin roti." Reynand kini duduk di hadapan Keysha dan Maura. Keysha bisa dengan jelas menikmati karya Tuhan yang sangat indah.

"Gue udah makan, lo aja yang makan."

Reynand mengangguk dan memakan roti yang sudah dibelinya. Dalam keadaan makan saja wajahnya masih saja datar.

Sesekali Maura dan Reynand tertawa. Keysha hanya menjadi kambing cengo yang tidak tahu harus apa. Ia hanya bisa memandangi dua sejoli yang sedang bercanda.

"Mau?" Keysha tersentak saat Reynand menyodorkan sebuah roti padanya. Sejujurnya ia ingin mengambil rotinya, tapi sayang perutnya sudah penuh terisi siomay.

"Gue ...."

"Ambil aja, Key," saran Maura.

Keysha langsung mengambil roti tersebut. Sekilas ia dapat melihat wajah datar Reynand tengah tersenyum tipis padanya.

"Makasih," ucap Keysha yang dihadiahi anggukan oleh Reynand.

Keysha menatap wajah Reynand yang kembali. Memandang ciptaan Allah yang begitu luar biasa. Hingga tanpa sadar Keysha membuka bungkus roti tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut.

Tbc.
Vote dan comment nya ditunggu, hehe.

Satu vote kalian sangat berarti dan satu komen kalian aku tunggu😭

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang