15. Badmood?

902 57 6
                                        

keysha POV

saat ini aku duduk di sebuah sofa yang berada di dalam perpustakaan kecil. Rumahku memiliki sebuah perpustakaan, kalian pasti bisa menebak kenapa ada perpustakaan di rumahku. Ya, karena aku sangat menyukai buku, lebih tepatnya novel.

Menyenangkan rasanya duduk di dalam perpustakaan, terasa lebih menyenangkan membaca di sini. Aku memegang sebuah novel yang berwarna merah jambu dan bergambar kupu-kupu, sebuah novel yang sangat digemari. Tak jarang aku tertawa melihat tingkah lucu salah satu tokoh yang ada di novel tersebut.

Jarum jam terus berputar, jarum pendeknya mengarah ke angka 12, tidak terasa aku membaca novel hingga larut malam. Tidak ingin terlambat sekolah, aku bergegas menyimpan novel tersebut dan keluar dari perpustakaan.

Sebelum tidur, pastinya aku membaca doa dan berwudhu. Sebuah kewajiban dan kebiasaanku sebelum tidur.

Sebelum memejamkan mata, aku berterima kasih kepada Allah yang udah memberi nikmatnya hingga saat ini.

"Selamat tidur, mimpi indah," ucapku pada diri sendiri. Mau bagaimana lagi, aku ini jomlo. Nggak ada yang ucapin selamat malam kecuali aku sendiri, miris banget hidup aku.

~~~

Aku mengupas dan mengiris bawang. Mataku sudah sangat perih, ingin rasanya mengucek kedua mata ini menggunakan tangan. Mataku mengerjap-ngerjap mencoba menghilangkan rasa perih ini.

Setelah mengiris bawang, aku mengambil telur di dalam kulkas. Ngomong-ngomong soal kulkas, aku jadi ingat Reynand. Apa dia udah bangun, ya? Ah, aku rasa sudah. Ingin sekali menganggu dia nanti. Membayangkan wajah datar dan dinginnya saja sudah membuatku tersenyum. Wajahnya sangat tidak cocok untuk berekspresi datar.

Eh? Kok pagi-pagi udah mikirin dia sih. Mending aku lanjut masak nasi goreng ala chef KeyKey. Hahaha, sok banget gue.

Seusui memasak nasi goreng spesial ala chef KeyKey, aku menghidangkan makanan di meja makan. setelah itu, aku memanggil papa untuk sarapan bersama.

"Pa!" panggil aku tepat di depan kamar papa. Tidak ada sahutan dari dalam kamar. Apa jangan-jangan papa lagi mandi, ya? Mungkin saja.

"Papa cepatan turun ya! Aku tunggu di bawah," teriakku.

Aku berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi. Merasa bosan, lantas kukeluarkan ponsel untuk melihat notifications yang masuk. Banyak sekali notification yang masuk. Aku menscroll komen-komen para netizen di akun instagram milikku. Kemarin aku baru saja memposting salah satu foto yang menurut aku bagus. Foto tersebut diambil beberapa hari yang lalu, tepatnya saat aku dan bang Aqsa jalan-jalan kemarin.

Berbagai macam jenis komen. Ada yang memuji, ada yang nembak aku entah benar atau tidak, aku tidak peduli akan hal itu dan bahkan ada yang menghina aku, aku sama sekali tidak marah karena ada orang yang menghinaku. Aku hanyalah makhluk biasa, pantas saja aku dihina. Mungkin aku memiliki kesalahan yang seharusnya aku koreksi.

Ah, lupain saja. Aku mendapat notification dari aplikasi whatsapp, salah satu notifnya adalah pesan grup 'cecan SMA TUNAS BANGSA'. Itu adalah salah satu grup yang dibuat oleh Adira yang beranggotakan Aku, Maura, Tia, Ulfha, Aina, dan tak lupa Adira selaku admin dan pembentuk grup tersebut.

Aku membuka pesan tersebut, senyumku mengembang sempurna. Melihat pesan-pesan konyol mereka rasanya ingin tertawa.

Cecan SMA TUNAS BANGSA

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang