47. Ujian Hidup Ujian Sekolah

194 7 4
                                    

"Keysha, papa nggak suka sikap kamu belakangan ini! Papa larang kamu keluar demi kebaikanmu. Habis ke mana kamu? Seharian di luar dan sekarang baru balik." Alex dengan wajah kesal bercampur marah terus menyerbu Keysha dengan kata-katanya.

Gadis itu hanya tertunduk dengan bibir terkatup rapat. Ia terlalu asyik mengobrol dengan Kayla hingga ia akhirnya pulang jam 10 malam. Bisa dibayangkan Keysha pergi dari pagi hingga semalam ini. Bagaimana Alex tidak marah. Terlebih lagi Keysha belum izin.

Sarla terus memegangi pundak Alex untuk menenangkan pria itu. Namun, hasilnya nihil. Alex seakan tidak mau dengarkan siapa pun. Ia terus mengeluarkan kemarahannya pada Keysha.

Keysha tahu, Alex saat ini merasa khawatir. Apalagi kemarin ia sempat mengalami kecelakaan kecil. Pastinya Alex tidak akan membiarkannya keluar untuk sementara waktu. Ini salahnya tidak memberi kabar. Sebenarnya bukan tidak memberi kabar. Nyatanya tadi setelah ia pergi, Keysha mengirim pesan pada Alex kalau dirinya ingin jalan-jalan sendiri di luar. Walaupun pada akhirnya ia tahu Alex akan tetap marah.

"Kamu masuk kamar, besok ujian!" titah Alex setelah merasa lelah dan tidak tega terus marah pada Keysha.

Gadis itu langsung berlari masuk ke dalam kamar. Di sana ada Maura yang menatapnya penuh khawatir.

"Lo ke mana aja, Key? Papa khawatir banget sama kamu."

Keysha terduduk lemas di atas kasur. "Habis refreshing otak sebelum ujian besok."

"Iya tapi kamu bisa bilang ke papa dulu. Kamu tahu dari tadi pagi papa terus mondar-mandir nggak jelas. Papa juga tadi nyariin kamu dari pagi sampai siang."

Keysha menundukkan wajahnya. Ia sudah keterlaluan membuat Alex khawatir seperti ini. Tapi apa dayanya. Bila Keysha tetap diam, maka semuanya tidak akan selesai.

"Lo mandi atau cuci muka dulu, terus tidur. Besok ujian akhir, ujian terakhir kita di SMA. Setelah itu lo harus belajar untuk UTBK."

Keysha membuang napas panjang. Selain ujian hidup, ternyata dirinya akan menghadapi ujian sekolah yang tiada hentinya. Sebelumya Keysha belum belajar maksimal untuk UTBK dikarenakan belakangan ini banyak masalah yang menimpanya.

"Lo ambil di mana nanti, Mau?" tanya Keysha.

"Ambil yang di Jakarta aja," jawab Maura.

"Pengumuman SNMPTN belum keluar, ya?" tanya Keysha pada Maura.

Maura menggeleng.

Fyi, Keysha tidak masuk ke dalam siswa eligible dikarenakan ia murid baru dan pasca kecelakaan nilainya menurun. Walaupun begitu Keysha tidak berkecil hati. Ada SBMPTN yang menjadi tujuannya saat ini.

"Semoga lulus SNMPTN, gue doanya sih gitu. Oiya, Rey katanya ambil di UGM. Lo udah tahu?" ujar Maura.

Keysha menoleh dengan kerutan di keningnya. "Lo serius? Di Yogya? Jauh banget," ucap Keysha spontan.

Bibir Maura berkedut. "Kenapa? Takut nggak bisa ketemu? Yaudah, ambil aja di Yogya juga," goda Maura. .

Keysha memalingkan wajahnya sembari menutupi wajahnya yang memerah. "Ngapain juga ngikutin dia, gue mau di sini juga," cicit Keysha.

"Kan bentar lagi tunangan, gimana perasaannya?" tanya Maura.

Keysha menarik selimut dan menutupi wajahnya dengan selimut.

Maura tertawa puas. Wajah Keysha seperti kepiting rebus.

"Mau, jangan buat gue malu!" teriak Keysha.

"Yaudah. Btw, tadi Rey sempat ke sini."

Keysha langsung membuka selimut yang menutupi wajahnya. "Serius? Dia nyariin gue?" tanya Keysha.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang