37. Menerima

186 10 3
                                    

Kondisi Keysha mulai membaik. Tadi sepulangnya Ratna dari rumah Keysha, ia merasakan semua bebannya terangkat. Walaupun rasa penyesalan itu masih tersisa.

Ia terbangun jam 2 pagi. Setelah kemarin ia menangis yang mengakibatkan matanya menjadi bengkak dan tertidur tanpa disadari, Keysha mulai merasa matanya terasa begitu berat. Ia berjalan gontai menuju dapur untuk mengambil secangkir air.

Keysha bangkit dari tempat tidur secara perlahan. Malam ini Maura tidur di kamarnya. Gadis itu khawatir pada kondisi Keysha. Tidak mau Maura bangun, Keysha berjalan mengendap-endap menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Keysha tanpa sengaja melihat seseorang duduk di ruang keluarga di tengah kegelapan. Dari perawakannya orang itu adalah seorang laki-laki.

Keysha perlahan menghampiri orang tersebut dan ia mendapatkan Alex duduk sendirian di tengah kegelapan. Keysha mulai menghampiri sang papa.

"Pa?" panggil Keysha.

Alex tersentak kaget. Ia menegakkan posisi duduknya dan menepuk sofa yang sedang didudukinya agar Keysha ikutan duduk.

"Kenapa bangun?" tanya Alex khawatir.

Keysha yang sudah duduk di sebelah Alex langsung menyandarkan tubuhnya di lengan sang papa.

"Karena nggak tidur," jawab Keysha receh.

Alex tertawa kecil. Ia lega Keysha mulai kembali seperti semula. "Kamu lapar? Mau papa buatin makanan?"

Keysha spontan menggeleng dengan tangan yang digerakkan ke kanan-kiri. "Nggak, Keysha masih sayang sama lambung. Entar kalau makan masakan papa Keysha bisa dibawa ke rumah sakit," kelar Keysha diiringi dengan tawa.

"Kali ini papa buatin yang enak," ucap Alex dengan nada yakin.

Keysha mengerucutkan bibirnya dengan alis menyatu. Lantas ia tersenyum dengan wajah yang di majukan. "Emang papa mau masak apa?" tanya Keysha dengan nada mengejek.

Alex melipat tangan di dada dengan tubuh tersandar. Di mana kaki kanannya berada di kaki kiri. Dengan wajah congkak Alex tersenyum.

"Mie instan."

Jawaban Alex membuat perut Keysha terasa geli. Keysha tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut. Alex spontan menutup mulut Keysha.

"Yang lain pada tidur, kita nggak berdua lagi di rumah ini," peringat Alex.

Keysha menggigit ujung bibirnya. "Eh iya lupa. Ayo kita masak." Keysha menarik tangan Alex menuju dapur.

Alex berjalan terlebih dahulu. Keysha mengikut dari belakang. Ekspresi Keysha berubah kontras. Ia tahu papanya sedang mencoba menerima Sarla. Mereka sama-sama sedang berusaha.

"Kamu mau mie goreng apa kuah?" tanya Alex sembari membuka sebuah toples berbentuk persegi berwarna cokelat muda. Melihat persediaan mie instan.

"Keysha mau goreng." Keysha yang sudah duduk di mini bar menumpukan dagu di atas telapak tangan.

Alex mengangkat jempol kanannya. Ia mulai beraksi dengan panci serta mie yang sudah di ambilnya. Alex berlagak seperti chef profesional.

Keysha terus tersenyum melihat tingkah papanya sedang memasak. "Papa bahagia?" tanya Keysha secara tiba-tiba.

Rasanya seperti Dejavu. Sebelumnya Alex yang bertanya pada Keysha, sekarang situasinya berbalik.

Alex yang berdiri membelakangi Keysha hanya mengangguk. Padahal yang dirasakan olehnya berbanding terbalik. Bukan berarti Alex tidak menerima atau bahagia dengan pernikahan ini. Melainkan kejadian yang terjadi hari ini membuatnya menjadi khawatir.

"Bohong, papa nggak bisa bohong sama Key!" lugas Keysha.

Alex membalikkan tubuhnya. "Apa papa bisa bahagia setelah melihat kamu menangis?" tanya Alex dengan wajah yang tidak seceria saat ia ingin memasak mie untuk Keysha.

Keysha meneguk ludahnya. "Keysha buat papa khawatir?" cicit Keysha.

Alex tersenyum diiringi dengan gelengan. "Papa sebenarnya bahagia, kamu terlihat lebih tenang dibanding sebelumnya."

Keysha mengangguk setuju. Sekarang ia merasa plong. Seakan masalahnya sudah pergi jauh.

"Besok adalah hari baru, untuk Key dan papa. Sekarang kita punya tiga anggota keluarga baru."

Alex mendekati Keysha sembari mengacak rambut sang anak. "Papa bahagia lihat kamu bahagia."

Keysha memegang tangan Alex yang sedang mengacak rambutnya. Ekspresinya berubah serius. "Keysha pernikahan ini karena Keysha. Tapi Keysha mau papa bersikap adil pada Tante Sarla, Maura, dan Kak Aidan. Anak papa bukan hanya Keysha, tapi ada Maura dan Kak Aidan. Papa harus buat mereka bahagia, janji?" Keysha mengangkat jari kelingking tangan sebelah kirinya.

Alex menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Keysha dengannya. "Janji."

KEYNAND

Pagi ini Keysha bangun lebih dulu. Lebih tepatnya ia tidak tidur setelah berbincang dengan Alex tadi. Ia tetap terjaga. Tidak mau hanya diam, Keysha mulai beraksi di dapur. Kali ini Keysha memasak untuk 5 orang bukan 2 orang lagi.

Dipikir-pikir nasi goreng menu yang cocok untuk sarapan. Keysha sudah menyiapkan semua bumbu. Dari sambal yang sudah digiling, irisan daun bawang, bawang, dan juga sayuran juga sudah. Sebagai pelengkap Keysha membuat telur dadar, telur ceplok, dan ayam goreng. Kenapa banyak? Karena Keysha masih belum mengetahui Sarla, Maura, dan Aidan menyukai yang mana.

Sudah lima menit berlalu setelah azan subuh. Keysha mendengar suara barang yang terjatuh dari kamar Aidan. Keysha menebak bila pemuda itu sudah bangun karena mendengar suara azan.

Aidan sedikit berlari keluar kamar. Keysha yang melihatnya pun langsung bertanya, "Kak Aidan mau ke mana?" tanya Keysha.

Aidan terkejut melihat Keysha berdiri di dapur dengan sebuah pisau yang terangkat.

"Astagfirullah." Aidan mengelus dadanya. "Mau salat, maaf ya Key kakak buru-buru." Aidan berlari ke luar rumah dengan sarung yang dijadikannya seperti kalung.

Keysha tersenyum. Ia langsung teringat, biasanya papanya sudah bangun jam segini. Ah mungkin karena tadi malam ia tidak tidur makanya masih belum bangun.

Setelah makanan selesai, Keysha menata nasi goreng di atas meja. Lantas ia terburu-buru kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap.

Saat ia membuka pintu, Keysha mendapati Maura yang baru saja selesai salat.

"Key, Lo ke mana? Kok gue bangun Lo nggak ada?" tanya Maura sembari melipat mukenah.

"Gue masak, biasanya jam segini gue masak buat sarapan," jawab Keysha.

Maura membulatkan matanya. "Masak? Lo bisa masak?" tanya Maura antusias.

Keysha mengangguk."Iya kenapa?"

Maura menggaruk tengkuknya yang tertutupi hijab sembari menyengir. "Gue nggak bisa masak, setiap kali belajar pasti ada aja salahnya."

"Entar kita belajar bareng," ajak Keysha.

Maura tersenyum sembari mengacungkan jempol.

"Key, mau mandi? Gue ke bawah dulu ya?"

Keysha yang sedang memilih pakaian langsung berucap, "Ok, duluan aja Mau."

Happy reading.

Maaf baru update aku kemaren sakit. Oiya kayaknya aku bakal slow update karena mau UAS ada project nulis juga. Yang baca webnovel silakan baca Andraghatia: The Hunt karya aku sama temenku.

See you!

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang