40. Manis

192 12 0
                                    

"Yaudah, ayo!"

Uhuk! Uhuk!

Jawaban yang keluar dari mulut Reynand membuat Keysha tersedak. Ia tidak berekspektasi Reynand akan menerimanya dengan santai tanpa ada pertanyaan dan penolakan.

Tak hanya Keysha, Reina juga dibuat terkejut. Ia berpikir putranya akan menolak mengenai permintaan Keysha. Namun, pemikirannya salah. Dengan santai tanpa berpikir panjang Reynand mengiyakan saja.

"Ayo? Udah gitu aja? Lo nggak nanya, kenapa gue minta dipercepat atau protes gitu?" tanya Keysha dengan tatapan aneh mengarah pada Reynand.

Seperti biasa, pemuda itu bersikap acuh dan melanjutkan makannya.

"Kamu serius?" tanya Reina.

Reynand menghentikan makannya. Tatapannya mengarah pada kedua perempuan yang duduk berhadapan dengannya.

"Kalau mau bertunangan, ayo. Kenapa nggak?"

Keysha sekali lagi dibuat terkejut. Pemuda di depannya ini selalu membuat Keysha terkejut dengan tingkahnya.

"Ok, ayo."

Reina menunduk lesu. Ia tidak bisa berbuat apa pun. Lagian bila dipikir-pikir ada baiknya pertunangan dilangsungkan. Persetan dengan percakapan ini, Reina memilih melanjutkan makan.

"Enak, Lo pintar masak," ucap Reynand secara tiba-tiba saat Keysha dan Reina sama-sama fokus dengan makanannya.

Dahi Keysha berkerut. "Lo tahu dari mana kalau gue yang masak?" tanya Keysha bingung.

"Bunda nggak bisa masak," jawab Reynand spontan.

Reina membuang napas. "Bunda juga bantuin Keysha masak. Itu ayamnya bunda yang masak," ucap Reina tidak mau kalah.

Reynand melahap sepotong ayam yang berada di piringnya. Rasa pahit dan asin bercampur dalam mulut Reynand. Namun, pemuda itu bersikap seolah ayam yang dimakannya enak dan layak di makan.

"Gimana? Enak?" tanya Reina bersemangat.

Reynand mengangguk dengan wajah datar. Kenyatannya ia berusaha susah payah untuk mengunyah ayam tersebut.

Reina ikutan memakan ayam yang digorengnya tadi. Baru saja potongan kecil ayam masuk ke dalam mulut, Reina rasanya ingin mengeluarkan isi perutnya.

"Kenapa Tante?" tanya Keysha spontan saat melihat Reina memegangi perutnya.

"Kamu ngangguk karena ayamnya enak apa karena nggak enak?" tanya Reina.

Reynand berpura-pura tidak mendengar. Ia melanjutkan memakan capcay buatan Keysha. Kalau boleh jujur ini capcay terenak.

Mata Reynand tidak sengaja melihat Keysha hendak memasukkan potongan ayam ke dalam mulutnya. Terlihat dari ekspresinya ia penasaran akan rasanya.

"Ini enak." Reynand memasukkan nasi dan capcay yang ada di sendoknya ke dalam mulut Keysha. Ah iya! Sendok yang digunakan Reynand adalah sendok yang baru diambilnya sesaat setelah melihat Keysha ingin memakan ayam.

Keysha tampak kaget. Matanya mengerjap bak anak kecil. Ia melirik ke arah Reina sesaat, wanita itu tampak menahan senyum dan menyenggol bahu Keysha.

"Iya, enak," jawab Keysha dengan kepala tertunduk. Ia mengulum senyum. Entah mengapa hal kecil seperti ini terasa menyenangkan.

"Bunda sih setujunya langsung nikah."

Ucapan spontan yang keluar dari mulut Reina membuat Keysha kembali tersedak dan menatap Reina dengan tatapan horor. Ia menggeser sedikit tubuhnya menjauh dari Reina.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang