48. Tertembak

685 19 4
                                    

Hari ini adalah pertunangan Keysha dan Reynand. Acara tukar cincin baru saja selesai. Tamu undangan saat ini menikmati acara mewah dengan hidangan yang luar biasa banyaknya. Awalnya Alex dan Reina ingin pertunangan dilangsung dengan sederhana. Namun, Keysha meminta untuk dilangsungkan di gedung.

Seusai tukar cincin, saat ini Reynand dan Keysha dikerumuni tamu yang memberi selamat. Di tengah ramainya tamu menegur mereka, Reynand tak henti melihat ke arah Keysha dengan tatapan curiga.

"Apa yang Lo rencanakan?" tanya Reynand sembari berbisik agar tidak ada yang mendengarnya.

Keysha terus tersenyum pada tamu yang memerhatikan mereka dari tempat duduk mereka.

"Nggak ada," jawab Keysha enteng.

Reynand langsung menarik ponsel yang sejak tadi dipegang oleh Keysha karena ia tahu pasti ponsel ini menyimpan sesuatu.

"Rey! Balikin!" pinta Keysha.

Reynand menggeleng. "Apa yang Lo rencanakan?" tegasnya kembali.

"Hari terakhir Om Bram berkeliaran," jawab Keysha dengan tatapan tajam.

Reynand mengembalikan ponsel Keysha. "Lo gila!"

"Iya, gue gila. Udah Lo diam aja dan ikutin alurnya."

"Lo nggak usah nekat, Key!"

Keysha ingin menjawab gertakan Reynand tapi urung saat ponselnya berdering. Ia langsung menjauh tanpa berkata sedikitpun.

"Gimana," kata Keysha dengan orang di seberang sana.

"...."

"Gue siap untuk hitung mundur." Keysha memutus panggilan secara sepihak. Kemudian dia mendekat ke Reynand.

"Lo mau tahu kan apa rencana gue?" tanya Keysha ke Reynand.

Cowok itu berdehem.

"Itu, lihat pria itu? Gue mau lo berdiri di belakang dia, dan awasi pria itu jangan sampai dia kabur." Keysha menunjuk pada seorang pria paruh baya tengah berbincang dengan tamu yang lain.

Reynand tentunya merasa bingung. Ia masih berdiri mematung, seakan tidak tahu harus apa. Sebenarnya ia tahu siapa pria itu, tapi yang membuatnya bingung kenapa Keysha meminta Reynand untuk tidak membiarkan pria itu pergi.

Keysha pergi menjauh dari Reynand, ia menghampiri seorang pria bertubuh atletis. Ia membisikan sesuatu pada pria itu.

Reynand hendak menghampiri Keysha. Namun urung. Ia harus mengikuti permainan Keysha bila ingin gadis itu selamat. Reynand mendekati pria itu. Sesekali ia berusaha memanggil Alex dengan lamabaian tangannya agar Alex ikut waspada.

Di sisi lain, Keysha berdiri di sebelah Maura, Adira, Adit, Tia, Ulfa dan Aina
"Satu ... Dua ... Tiga ..., " gumam Keysha.

Segerombolan polisi lengkap dengan senjata di tangannya masuk ke gedung acara pertunangan Keysha. Mereka berpencar mengepung semua tamu undangan. Lima orang polisi jalan beriringan menuju pria paruh baya yang Keysha tunjuk tadi.
Reynand yang berada di belakang pria paruh baya itu tampak bingung. Ia menerka-nerka apa yang terjadi. Di tengah kebingungannya ia melihat pria paruh baya itu sedikit demi sedikit menuju pintu samping gedung ini.

"Permisi." Reynand memegang pundak pria paruh baya itu. Pria itu spontan menghempaskan tangan Reynand dan berlari.

"Jangan bergerak," teriak salah satu polisi.

Dorr!
 
Suara tembakan pistol menggemparkan tamu undangan. Tembakan itu di arahkan pada langit-langit gedung.

Polisi begerak sigap menangkap pria paruh baya itu.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang