14. kebahagiaan kecil

933 60 5
                                    

Keysha, Maura, Adira, Aina, Tia dan Ulfha sedang duduk melingkar di atas lantai. Mereka membahas betapa indahnya masa kecil. Masa di mana mereka masih polos, suka berlarian yang berakhir mencium aspal atau rumput dan hal-hal kecil lainnya. Mereka terlihat begitu bersemangat mengingat masa kecil.

"Gue dulu suka banget main petak umpat," ucap Tia dengan mata berbinar-binar.

"Gue juga suka, apalagi kalau udah mau Maghrib, gue sama teman-teman berhenti main karena takut di culik hantu," ujar Ulfha bersemangat. Mereka semua tertawa mengingat masa-masa itu.

"Gue kangen masa-masa itu," sahut Adira. Mereka mengangguk setuju.

"Anak kecil zaman sekarang mainannya gadget, kita dulu mainnya petak umpat, masak-masakan, dan lain-lain. Miris ya lihat anak kecil zaman sekarang," ucap Keysha menggebu-gebu.

"Bener apa yang dibilang Keysha, adek gue aja mainnya gadget," ujar Aina menyetujui perkataan Keysha.

Tidak bisa di pungkiri bahwa anak zaman sekarang lebih menyukai gadget dibandingkan bermain di luar rumah dengan anak seusianya. Dulu pada saat zaman Keysha kecil, tidak ada gadget seperti sekarang ini.

"Oiya, gue dulu SD paling takut kalau di sentuh sama laki-laki. Gue beranggapan kalau di sentuh laki-laki bisa buat gue hamil," ucap Adira mendramatisir. Semua yang berkumpul tertawa terbahak-bahak. Tidak bisa di pungkiri, dulu mereka juga beranggapan seperti ini. Betapa polosnya mereka dulu.

"Bener banget itu. Gue selalu menjauh dari yang namanya laki-laki," sahut Keysha.

Mereka tampak asyik menceritakan masa lalu. Menuangkan kepingan kenangan yang tidak terlupakan. Bahkan, mereka sampai lupa kalau sebentar lagi jam istirahat akan habis.

"Key, lo dulu biasanya main sama siapa?"

Jleb!

Pertanyaan yang dilayangkan Adira membungkam mulut Keysha. Tak ada yang salah dengan kenangannya semasa kecil, namun dengan siapa Keysha melewatinya membuat gadis berambut panjang ini gentar. Bukan, lebih tepatnya merasa bersalah.

"Sama adik gue," jawab Keysha dengan suara yang pelan.

"Gue nggak tahu kalau lo punya adik," celetuk Adira.

Wajah Keysha langsung berubah kecut. Perubahan ekspresi Keysha tak luput dari pandangan Maura.

"Kalian dulu pernah main congkak?" Maura mengalihkan pembicaraan agar Keysha merasa nyaman.

Perbincangan Keysha dan teman-temannya tak luput dari perhatian Reynand dan  Radit, teman sekelas Reynand yang terbilang dekat dengannya.

"Lo nggak bosan liatin Keysha mulu?" tanya Radit seraya mengangkat kedua alis menggoda.

"Apaansih," jawab Reynand cuek seraya memalingkan wajahnya.

Radit tersenyum menggoda. Di kelas ini hanya Radit yang dekat dengan Reynand. Teman-teman yang lain enggan dekat dengan Reynand karena sifat dinginnya. Bukan hanya sifat dinginnya, tetapi Reynand sangat tertutup. Hanya orang-orang yang dia anggap cocoklah yang bisa berteman dengannya. Bukannya Reynand memilih-milih teman, tetapi dia hanya tidak mau orang yang berteman dengannya sakit hati dengan sifat dinginnya.

"Alah, bilang aja lo liatin dia," tuduh Radit.

Reynand mendelik kesal. Tidak ingin memperpanjang waktu, Reynand mengambil buku Matematika Peminatan dan mengalihkan pandangannya.

"Kebiasaan, ngacangin orang mulu," ujar Radit kesal.

Alhasil, Radit memperhatikan Keysha dkk. Kedua tangannya menopang dagunya di atas meja. Ia mengamati keseruan mereka membahas masa kecil.

"Rey, ternyata Keysha cantik juga, kalau Maura manis banget," ucap Radit. Matanya masih tertuju ke arah mereka.

"Berisik," cibir Reynand.

"Bilang aja lo cemburu," goda Radit menaikkan kedua alis.

"Diem lo!" bentak Reynand. Bukannya takut, Radit tertawa terbahak-bahak.

Radit tersenyum miring. Sebuah ide muncul di otaknya. Ia melirik Reyanand sekilas, lalu berdiri dari duduknya. Langkah kakinya menuju ke arah Keysha duduk.

"Hai, Key," sapa Radit ramah. Alis Keysha menyatu menatap Radit. Tidak biasanya Radit menyapanya.

"Hai juga," jawab Keysha canggung.

"Lo lagi apa?" Radit melirik ke arah Reynand, benar saja, Reynand menatap Radit marah.

"Lagi bahas masa kecil sama mereka," ucap Keysha.

"Oh, gue cabut dulu," pamit Radit. Keysha mengangguk tanda mengiyakan perkataan Radit.

Keysha semakin dibuat bingung. Hal itu, tidak terlalu dipikirkannya. Keysha kembali bergabung bareng teman-temannya.

Radit tersenyum geli melihat eskpresi marah tergambar jelas di wajah Reynand. Dia dapat menyimpulkan bahwa Reynand cemburu. Ini adalah hari yang harus di catat dalam sejarah. Seorang Reynand Alexander saat ini sedang cemburu.

"Beraninya lo bicara sama Keysha," ucap Reynand berapi-api.

"Kenapa? Nggak boleh? Dia bukan siapa-siapa lo," pancing Radit.

Reynand terdiam. Benar, Reynand bukan siapa-siapa Keysha. Lantas kenapa dia harus marah?

"Terserah lo," ucap Reynand datar.

Mata Reynand menatap bukunya tetapi pikirannya bukan pada buku itu, tetapi mengingat bahwa dirinya tidak suka jika Keysha didekatin sama laki-laki lain. Untuk pertama kalinya Reynand merasakan ini. Rasanya Reynand tidak rela bahwa laki-laki lain lebih akrab kepada Keysha ketimbang kepadanya.

Apa ini cinta? Atau bukan?
Jika memang iya, Reynand harus apa dan jika memang tidak, perasaan aneh apakah ini?

♡♡♡

Keysha menghempaskan dirinya di tempat tidur.

Huft!
Sangat melelahkan rasanya. Keysha tidur telentang sambil merentangkan tangannya di tempat tidur.

Keysha tersenyum tipis mengingat beberapa kejadian di hari ini. Rasanya menyenangkan bisa mempunyai banyak teman. Dulu, Keysha cuma mempunyai satu atau dua orang teman yang dekat dengannya, karena baginya adanya Kayla sudah cukup. Tapi sekarang, Kayla tidak ada di sini. Keysha harus membiasakan hidup tanpa Kayla walau itu bukan hal yang mudah.

Keysha berjalan gontai menuju kamar mandi. Badannya terasa begitu lengket dan bau.

Seusai mandi, Keysha memutuskan masak untuk makan malam. Di rumah Keysha tidak ada pembantu. Semua pekerjaan rumah Keysha yang mengerjakannya sendiri. Bukan tidak mampu menggaji seorang pembantu, tetapi Keysha bersikeras untuk mengerjakan pekerjaan rumah selagi bisa.

Kulkas terlihat kosong. Tidak ada bahan makanan. Keysha teringat sesuatu bahwa weekend kemarin Keysha tidak ke pasar. Biasanya setiap weekend Keysha akan berbelanja sayur-sayuran, ikan dan keperluan dapur lainnya.

Keysha bingung harus masak apa, hanya ada 3 butir telur dan daun bawang. Apakah Keysha harus masak nasi goreng? Ah, tidak, bahan makanan itu untuk sarapan besok. Hanya ada satu cara. Keysha keluar menuju pos satpam tempat di mana Pak Ari dan Satpam berbincang.

"Pak Ari, tolong antarkan Key ke supermarket," ajak Keysha.

"Ok, neng," kata pak Ari bersemangat. Keysha berlari menuju kamar dan mengambil tas dan ponselnya.

Mobil Keysha sudah keluar dari perkarangan rumahnya. Senyum Keysha merekah sempurna.

"Lagi senang, neng?" tanya pak Ari penasaran.

"Iya pak," jawab Keysha bersemangat.

Hanya sebuah kebahagian kecil tapi menyenangkan

Yey, aku update lagi. Jangan lupa vote dan comment ya. Oiya, yang mau gabung grup wa Keynand komen aja.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang