13. Reynand atau Novel?

999 62 7
                                    

Cek author note di bawah! Ada info penting.

Keysha menggeliat di tempat tidur. Sayup-sayup dia mendengar adzan subuh. Matanya masih terpejam dan tangannya mengucek mata. Dia mendudukkan dirinya di kasur sambil merengangkan otot. Matanya enggan untuk dibuka. Gravitasi tempat tidur sangat kuat hing.

Keysha berjalan gontai menuju kamar mandi. Kesadarannya belum terkumpul total. Sebuah handuk sudah mengalung di lehernya.

Seusai mandi dan mengambil wudhu, Keysha langsung melaksanakan salat subuh. Setiap rakaatnya di laksanakan dengan kusyuk.

Keysha menolehkan kepala ke samping kanan dan  mengucapkan salam begitu juga sebaliknya.

Setelah doa, Keysha melepas mukena dan melipatnya. Sebuah ketukan pintu mengagetkan Keysha. Dia menolehkan kepala ke arah pintu yang tertutup rapat. Dengan segera dia membukakan pintu seraya tersenyum.

"Selamat pagi, Key." Aqsa berdiri di hadapan Keysha sambil mengacak rambut Keysha. Sang empu hanya memberengut kesal.

"Pagi juga abang jelek," ucap Keysha menjulurkan lidah. Dia berlari kencang menuju dapur. Aqsa yang tidak terima langsung mengejar Keysha yang sudah berlari jauh di depannya.

"Keysha!" Teriak Aqsa. Keysha terkekeh pelan sambil menujulurkan lidah.

"Awas aja kalau dapat gue bakal---"

Prang!

Aqsa membelalakkan matanya. Keysha tengah terduduk di lantai sambil memegang kakinya yang berdarah. Sayup-sayup Aqsa mendengar ringisan gadis itu.

"Kok bisa gini sih?" Ucap Aqsa. Dengan gerakan cepat Aqsa mengambil kotak P3K.

"Ya bisa lah, apa sih yang nggak bisa?" Jawab Keysha seraya meringis. Aqsa mengobati luka di kaki Keysha.

"Abang sih ngejar-ngejar Key," ucap keysa.

"Diem!" Aqsa merasa terganggu dengan ocehan Keysha.

"Iya-iya, lagian cuma luka kecil. Abang biasa aja, ok?" Keysha berusaha membujuk Aqsa bersikap biasa aja. Keysha sangat hafal dengan kebiasaannya. Selalu khawatir saat orang terdekatnya terluka.

Aqsa malah menggendong Keysha ala bridal style. Keysha menahan senyumnya. Abangnya yang satu ini sangatlah perhatian. Keysha tidak bisa membayangkan kalau suatu saat Aqsa mendapatkan pasangan. Bisa-bisa Aqsa lupa dengan adiknya yang imut nan lucu ini. Miris.

"Bang, Papa mana?" tanya Keysha saat sudah duduk di kursi. Di hadapannya ada meja makan dan nasi goreng.

"Di kamarnya," ucap Aqsa.

"Ini yang masak siapa, bang?" Keysha memerhatikan makanan yang tersaji di meja makan. Tersusun rapi dan sangat menggiurkan.

"Abang," jawab Aqsa seadanya. Keysha membuka mulutnya ingin mengucapkan sesuatu, tapi urung karena mendengar omelan Aqsa.

"Kamu jangan banyak tanya! Buruan makan! Entar telat lho." Aqsa meletakkan susu milik Keysha tepat di depannya.

Keysha sudah tidak heran dengan kemampuan memasak Aqsa. Bukan hal yang baru lagi jika Aqsa memasak di rumah Keysha.

Keadaan hening. Tidak ada yang berbicara sedikitpun. Keysha masih sibuk melahap nasi goreng tersebut. Rasanya yang sangat enak membuat Keysha lahap memakan nasi goreng tersebut.

Keheningan buyar saat Alex, papa Keysha hadir di tengah-tengah keheningan mereka.

"Selamat pagi, Key. Selamat pagi, Aqsa." Alex menyapa anak dan keponakannya.

Keynand [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang