Part 7

1.8K 212 56
                                    

Irene yang tidak fokus berjalan karena sedang memasukan ponselnya kedalam tas. Dengan tidak sengaja seorang gadis yang tengah berlari menabraknya.

Brukk

"Aww" ringis seorang gadis yang terduduk karena terjatuh ke lantai.

"Gwenchana?" Tanya Irene sambil membantu gadis itu untuk kembali berdiri.

Setelah berdiri gadis itu pun mendongak dan berkata...

"Eoh... Gwenchan-" gadis itu mendadak diam saat wanita di depannya menatap lekat matanya.

"Yerim..." Irene merasakan wajah gadis itu. Wajah yang dia rindukan sejak lima belas tahun yang lalu.

"Ne?" Yeri mengeryit bingung mendengar wanita di depannya mengucapkan nama seseorang.

"Kau...Putriku" sedetik kemudian Irene memeluk erat sembari menangis haru. Akan tetapi tidak dengan Yeri yang tengah dilanda bingung dengan perlakuan aneh Irene.

"Ahjumma, mianhae" Dengan terpaksa Yeri melepaskan pelukannya membuat Irene terkejut dibuatnya.

"Apakah kita pernah bertemu?" Tanya Yeri yang penasaran dengan seorang wanita yang tiba-tiba memeluk dan mengatakan bahwa ia putrinya.

Irene mengangguk lalu menjawab

"Ne, kau..." Tiba-tiba saja Irene terdiam membuat Yeri kembali mengeryit bingung.

"Ah... Mianhae" Ucap Irene tersenyum sembari mengusap air mata yang terjatuh tadi.

"Wae?"

"Saya salah Orang." Irene merutuki kebodohannya karena menyadari bahwa gadis di depannya adalah gadis yang hanya sekilas mirip dengan putri bungsunya. Padahal dalam hatinya Ia merasakan bahwa ia merasa sangat dekat dengan gadis ini. Tapi apa boleh buat, ia tidak boleh langsung percaya jika belum ada bukti yang pasti.

Yeri hanya mengangguk tanda mengerti.

"Mianhae, saya tidak sengaja menabrakmu." Ucap Irene kembali mengingat kejadian tadi.

"Gwencha, aku gapapa." Jawab Yeri dengan tersenyum. Entah mengapa hatinya merasa hangat dengan wanita di depannya.

"Kau pasien disini?" Tanya Irene ketika melihat perban di kening gadis itu.

"Emm, itu... I-iya" Yeri dilanda gugup sekarang.

Setelah membuka matanya diruang rawat tadi. Ia sempat terkejut karena tiba2 berada di rumah sakit apalagi dia sendiri dan tidak ada siapapun selain dirinya di ruangan itu. Ia yang panik karena takut dirinya akan mengeluarkan biaya rumah sakit ini. ia memutuskan untuk pergi dari ruang rawatnya secara diam-diam.

Dan ketika di koridor ia sempat melihat seorang perawat yang ingin menghampirinya. Dan ketika itu pula Yeri langsung berlari untuk menghindari perawat itu lalu dengan naasnya ia malah tertabrak seorang wanita yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Ayo, ahjumma antar karuanganmu" Ucap Irene menuntun Yeri yang sudah pasrah.

"N-nee"

Ketika sudah sampai di depan ruang rawatnya, Yeri menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Irene yang tiba-tiba merasa khawatir.

"Ani. Aku hanya ingin diantar sampai disini saja"

"Jinja?"

"Emm"

"Yasudah kalau gitu. Masuklah" Suruh Irene.

"Nee, Gomawo ahjumma" Yeri membungkuk lalu masuk keruang rawatnya.

Setelah dirasa wanita tadi menjauh dari ruangannya, Yeri tersenyum senang.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang