Typo bertebaran...
Beberapa hari kemudian identitas Yerim yang sebenarnya sudah terkuak oleh semua orang termasuk sahabat Yerim serta ibunya Suho. Akan tetapi Yoona belum juga mengunjugi cucunya itu karena pekerjaannya akhir-akhir ini sangat padat sehingga belum bisa melihat cucunya itu.
Beberapa hari ini juga ia dan kedua unnienya sudah dekat dan tak jarang pula Yerim dan Joy suka bertengkar dan berakhir baikan. Dan sekarang Yerim pun sudah tak merasa canggung lagi pada ibunya. Bahkan ia tidak segan pergi keluar masuk rumah ini tanpa harus mengetuk seperti tamu lagi.
Seperti saat ini, Terlihat Yerim yang menuruni tangga dengan terburu2 karena ada janji dengan sahabatnya. Ia juga tidak menyadari ada orang yang sedang duduk sambil membaca buku ditangannya.
Mendengar suara langkah kaki Irene melepaskan kacamatanya lalu beralih menatap putri bungsunya yang berjalan membelakanginya.
"Yerim"
Merasa namanya di panggil Yerim langsung berbalik dan menemukan ibunya yang duduk dan menatapnya.
"Sayang, mau kemana?" Tanya Irene menyadari jika putrinya sudah berpakaian rapih dan ingin pergi.
"Eoh, Mommy. Aku ingin pergi sebentar. Boleh kan?" Jelas Yerim menatap ibunya.
"Mau ngapain? Ini sudah malam Mommy takut kamu terjadi apa2 dijalan." Kata Irene setelah melihat Jam ditangannya yang menunjukan pukul delapan malam.
Yerim menghela napas kasar. Sejak dirinya tinggal di rumah ini, ibunya jadi sangat protektif padanya bahkan semua yang dibutuhkan dirinya itu diatur oleh ibunya. Padahal jauh sebelum ia bertemu keluarganya ia sangat bebas dan pergi semaunya tetapi sekarang, Ia seperti anak yang apa2 harus di atur ibunya.
"Aku ingin bertemu sahabatku Mom. Sekalian ingin mengembalikan buku ini" Jelas Yerim menunjukan buku ditangannya.
"Besok kan bisa, kenapa harus sekarang? Lihat sekarang sudah jam berapa? Tidak baik untuk gadis sepertimu keluar malam." Dengan raut khawatir Irene menjelaskan agar putrinya tidak keluar malam.
"Mom ayolah, sekali saja." Ucap Yerim dengan memohon karena ia tidak ingin mengingkari janji yang sudah dibuat dengan sahabatnya.
"Tidak. Mommy tidak izinkan." Kekeh Irene.
"Mommy Jahat."
"Mommy tidak peduli." Jawab Irene kembali membaca bukunya.
"Mom plis..." Ucap Yerim dengan puppy eyesnya Tetapi Irene hanya diam dan tidak meliriknya.
Jika sudah begini akan sulit untuk Yerim meluluhkannya. Dengan penuh keberanian Yerim pun kembali menatap ibunya lalu berkata...
"Aku akan tetap pergi" putus Yerim berbalik dan ingin pergi.
Irene yang mendengar ucapan putrinya menghembuskan napas pasrah lalu bangkit untuk mencegah putrinya yang memiliki sifat keras kepala itu.
"Hey, tunggu." ucap Irene yang berhasil mencekal lengan putrinya yang akan pergi.
Yerim yang di lengannya di pegang ibunya langsung melepaskannya dengan raut wajah yang memerah menahan kesal.
"Baiklah. Mommy izinkan tapi dengan syarat." Pasrah Irene harus mengalah pada putrinya.
"Apa?" Tanya Yerim ketus.
"Mommy yang antar, Arraseo?"
"Mom ayolah. Hanya sebentar dan lagipula aku bisa pergi sendiri." Ucap Yerim yang sepertinya ingin menangis karena kesal.
"Iya atau Mommy tidak izinkan?" Tegas Irene tidak peduli putrinya yang sudah kesal.
"Arraseo arraseo" kesal Yerim yang pergi duluan.