part 10

2.2K 220 49
                                    

Happy reading...

"Tenanglah, kau sudah aman disini" Ucap Irene sembari memakaikan mantelnya.

Dengan tak sengaja Irene melihat leher putrinya yang sedikit mengeluarkan darah membuat ia langsung khawatir.

"Apa ini?" Khawatir Irene lalu memeriksa seluruh tubuh putrinya itu dan menemukan tangan Yeri yang terkepal dengan kuat karena masih ketakutan.

"Ini tangannya dilepas jangan di genggam gitu" Kata Irene melepas paksa kepalan tangan putrinya.

Mwo!! Tanganmu terluka!!

***

Saat ini, di dalam kamar hanya ada Irene dengan putri bungsunya. karena tadi, setelah Yerim di periksa oleh dokter, Irene langsung menyuruh kedua anaknya untuk langsung beristirahat.

Irene yang masih saja betah duduk di sisi ranjang sembari menatap putri bungsunya yang terlelap di ranjang miliknya. Ia tidak menyangka, putrinya sudah berada di depannya dengan wajah yang cantik hampir menyerupai dengan mendiang suaminya, Suho. Oppa, putrimu sangat cantik sekarang.

Air matanya luruh begitu saja mengingat kejadian lima belas tahun yang lalu dimana ia harus kehilangan suami serta putri bungsu yang disayanginya. Walaupun kini putrinya sudah di temukan tapi tidak dengan sang suami yang selama-lamanya pergi dan tidak kembali.

Kemudian Irene menyeka air matanya. Bagaimanapun juga ia harus bersyukur. Sebagai ibu dan ayah dari ketiga anaknya ia harus kuat walaupun ia sendiri ia harus bisa merawat dan membahagiakan ketiga putrinya.

Irene membelai wajah putrinya yang terlelap. Ia memikirkan bagaimana cara menjelaskan pada Yeri bahwa ia adalah putri bungsunya yang hilang selama lima belas tahun. Ia takut Yeri tidak menerima kehadiran keluarga kandungnya.

Yeri yang sebelumnya tertidur dimobil karena kelelahan tidak tahu bahwa dirinya di bawa ke rumah keluarga kandungnya.

Pikiran-pikiran itu terus menghantuinya hingga ia tidak bisa tidur sampai saat ini. Padahal hari sudah hampir menjelang pagi.

Kemudian setelah lama melamun, Irene memutuskan untuk menaiki ranjang dan memeluk tubuh putri bungsunya yang selama ini ia rindukan.

"Enghh"

"Ssst" Ucap Irene menenangkan lalu mengecup lama kening putrinya.

Mianhae, Mommy sangat menyayangimu

***

Keesokan hari..

Yeri mengerjapkan matanya. Cahaya matahari pagi yang menyinari matanya juga berhasil mengusik tidur lelapnya. Kedua matanya terbuka perlahan. Pandangannya masih terlihat samar dan buram.

Tepat setelah pandangannya kembali terlihat jelas dan normal, saat itulah Yeri terkesiap mendapati sosok wanita yang sempat ia temui  sedang tidur disampingnya. Dan ia langsung merubah posisinya menjadi duduk.

Irene yang memang telah bangun sejak tadi terkekeh pelan melihat reaksi kaget Yeri. Ikut beranjak duduk, tanpa mengalihkan tatapannya dari gadis kecilnya itu.

"Apa kau tidur dengan nyenyak?" Suara  Irene memecah kesunyian pagi di dalam kamarnya. Tidak lupa memberikan senyuman hangatnya.

Yeri tidak mengangguk, juga tidak menggeleng. Dia hanya diam menatap Irene. Kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya. Butuh beberapa menit bagi Yeri untuk mencerna semuanya.

"A-ahjumma"

Yerim ingat sekarang. Semalam, dirinya hampir di culik dan dibunuh oleh orang yang Yeri tidak kenal. Ia juga mengingat bagaimana Seseorang yang pernah ia temui menyelamatkanya hingga ia syok dan di bawa ke dalam mobil bersama Tiga orang wanita yang berbeda usia membawanya pergi.

Irene yang mendengar ucapan putrinya langsung bungkam seketika. Ia lupa bahwa putrinya belum mengetahui siapa dirinya sebenarnya.

"Mommy"

"Ne?" Yeri mengeryit bingung dengan ucapan wanita di depannya.

"Panggil Mommy sayang" Jelas Irene.

"Apa maksud ahjumma? Aku tidak mengerti." Yeri semakin bingung mendengarnya.

Irene menarik napas sebelum menjelaskan siapa dia dan apa yang terjadi sebenarnya selama lima belas tahun ini. Karena Bagaimanapun juga, Yerim harus tau semua ini sebelum dirinya tahu dari orang lain dan akan membuat kesalah pahaman.

"Ini Mommy sayang, Ibu kandungmu."

"M-mommy?" Irene mengangguk lalu kembali melanjutkan ceritanya.

"Ne, kamu putri Mommy yang dulu hilang karena di culik,"

"Selama lima belas tahun Mommy mencari keberadaan putri Mommy yang di culik karena kejadian itu. Mommy hampir putus asa karena tidak kunjung menemukanmu. Tapi karena hari ini, Mommy bahagia. Putri Mommy yang selama lima belas tahun di rindukan telah kembali, yah kembali." Jelas Irene tersenyum  dengan air mata yang sudah luruh begitu saja.

Yeri masih mencerna kata-kata yang Irene lontarkan padanya. Ia tidak menyangka bisa bertemu Ibu kandungnya secepat ini. Ia kira ia tidak akan pernah menemukan satu pun keluarganya karena Ibu panti bilang sangat sulit untuk menemukan keluarganya karena tidak ada identitas yang diketahui sedikitpun.

Yerim menggeleng sembari berucap "Aku tidak percaya,"

"Apa yang kau tidak percaya? Mommy sudah mengetahui panti tempat tinggalmu dan Ibu panti menjelaskan semuanya dan dia bilang kau memiliki tanda di bahumu seperti putri Mommy yang dulu hilang. Lihat ini!" Jelas Irene menunjukan Foto seorang bayi yang biasa ia bawa kemanapun.

Yerim melihat itu langsung menutup mulutnya tak percaya. Ternyata wanita yang di depnnya itu memang benar. Ia memiliki tanda lahir di bahu kirinya seperti foto seorang bayi yang Irene tunjukan.

Kemudian dengan air mata yang sudah jatuh Yerim berkata..

"Berarti kau....yang membuangku?"

Irene terkejut dengan ucapan putri bungsunya itu. Ia pun mengusap air matanya kasar lalu menggeleng.

"Enggak. Mommy tidak pernah membuangmu, percayalah. Jika memang Mommy membuangmu, sampe sekarang Mommy tidak akan pernah mencarimu seperti sekarang." balas Irene mencoba menjelaskan agar tidak salah paham.

"Say-"

"Bohong! Ahjumma berbohongkan?! Cepat Jawab! Bilang padaku bahwa kau hanya berbohong!!" Teriak Yerim yang sudah menyingkap selimut dirinya lalu ingin bangkit tapi tidak jadi karena Irene sudah menahannya dan mendekapnya.

"Mommy tidak berbohong sayang hiks" Tangis Irene pecah melihat putrinya yang berontak dalam dekapannya.

"Bohong" Racau Yerim terus memberontak dalam dekapan Irene.

"Aku mau pulang" Irene menggeleng sembari menahan putrinya yang terus berontak. Ia juga takut, luka yang ditangannya yang sudah di obati kembali terbuka.

"Ini rumah kamu sayang"

"Lepas!!" Teriak Yerim berhasil melepaskan Irene dari tubuhnya membuat Irene terkejut dengan teriakan putrinya.

Kemudian Yerim segera bangkit dan berlari menuju pintu kamar dan Irene yang melihat itu langsung mengejarnya.

"Jangan pergi..." Kata Irene berhasil menarik kembali Yerim sebelum dirinya membuka pintu.

"Hik hiks" tangis Yerim langsung luruh kelantai bersama dengan Irene yang memeluknya dengan erat seperti tidak mau kehilangan putrinya untuk kedua kali.

Mommy mohon, Jangan tinggalin Mommy lagi hiks hiks










Cirebon, 21 Juni 2021

Note:
Part Yerene nihh

Jangan lupa vote & komen gaess

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang