Typo bertebaran...
"Kau akan mati ditanganku"
Yerim yang merasa takut kembali mencengkram tangan orang bertopeng itu dengan sekuat tenaga agar di lepaskan.
Arghh
Teriak orang itu ketika merasakan tangannya di gigit dan karena merasa sakit orang itu melepaskan tangannya. Yerim yang mendapat kesempatan itu langsung berlari.
"Hei, Jangan lari kau!" Teriak orang itu mengejar Sasarannya.
Mendengar itu Yerim mempercepat larinya dan sesekali menengok kebelakang untuk melihat orang bertopeng itu yang ikut mengejarnya.
Sialnya, Yerim malah berlari kearah belakang sekolah yang tidak ada orang membuat Yerim benar-benar ketakutan sekarang dan tak sadar air matanya sudah keluar sedari tadi. Siapapun tolong aku hiks.
Orang bertopeng itu terus mengejar Yerim yang terus berlari hingga pada saat di belokan Yerim menemukan tumpukan kardus. Kemudian Yerim menengok kebelakang dan tidak mendapatkan orang bertopeng itu.
Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Yerim segera berlari ke tumpukan kardus itu dan langsung bersembunyi disana agar orang bertopeng itu tidak menemukannya.
Akan tetapi ketika Yerim sudah bersembunyi ia kembali mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.
"Haish, dimana anak itu?" Ucap orang bertopeng itu yang ngos-ngosan karena habis berlari.
Dari dalam, Yerim menahan napasnya dan berusaha agar tidak menimbulkan suara. Dalam hati Yerim terus berucap agar seseorang dapat membantunya dari orang yang ingin membunuhnya.
hingga orang itu kembali berlari menjauhi tumpukan kardus itu membuat Yerim bernapas lega.
Kemudian ia mengingat sesuatu dan dengan tangan gemetar ia mengambil sesuatu dari sakunya. Dapat. Ya, Ia mengambil ponsel yang disimpan dari sakunya.
Yerim pun dengan segera menekan tombol panggilan untuk meminta bantuan.
Tut tut
Satu kali, dua kali orang yang dihubungi tidak kunjung mengangkat panggilannya, hingga Yerim yang putus asa terpaksa mengganti nama orang yang akan dihubunginya dan ya orang itu berhasil mengangkat panggilan dari Yerim.
"Yeob--"
"Hiks hiks"
Irene yang Mendengar suara tangisan dari putrinya menjadi panik.
"Yerim-ah ada apa? Kenapa menangis?" Dari sana, nada Irene terlihat sangat khawatir.
"M-mom aku takut hiks"
Tubuh Yerim bergetar ketakutan sekarang. Ia takut orang bertopeng itu kembali datang dan akan membunuhnya.
"Astaga, sayang kamu kenapa?" Jawab Irene yang sedang berada di dalam mobil bersama adik iparnya.
"Mommy aku takut hiks hiks" tangis Yerim lalu mendongak dan mendapatkan orang bertopeng itu berdiri di depannya.
Brakk
Akhhh
"Yerim? Kamu kenapa? Jawab Mommy, Hei?!" Panik Irene yang mendengar suara teriakan putri bungsunya.
"Sayang? Mommy kesana sekarang!." Teriak Irene memutuskan panggilannya.
***
Di perjalanan, terpaksa wendi memutar balikan mobilnya ke tempat dimana ponakannya berada. Beruntung ia dan Irene sedang berada tak jauh dari sekolah yang dituju hingga memudahkan dirinya untuk cepat datang ke sekolah ponakannya.